PENGANTAR
Faktanya, Natal baru dipersoalkan oleh teolog Protestan Jerman, Ernst Jablonsky permulaan abad 19 M, bahwa perayaan Natal diambil alih dari perayaan kelahiran Dewa Matahari Tak Terkalahkan (Natalis Sol Invicti). Pendapat yang jelas-jelas salah ini tanpa "check and recheck" berdasarkan sumber-sumber primer sejarah gereja kuno, langsung diikuti oleh Encyclopedia Britania dan Encyclopedia Americana.Padahal penulis entry "Cristmas" dari kedua encyclopedia ini sama sekali tidak memahami sejarah gereja kuno, khususnya sejarah liturgi dan penetapan perayaan-perayaan gerejawi. Kesalahan ini disebabkan antara lain karena para penulis itu hanya mendasarkan pada sumber sumber sejarah gereja Barat abad belakangan, yang mengatakan bahwa perayaan Natal untuk pertama kali ditetapkan oleh Paus Yulius di Roma pada abad IV. Tidak salah lagi, Natal jatuh pada tanggal 25 Desember. Tiap tahun tanggalnya sudah tetap. Akan tetapi, benarkah Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember? Tidak. Tidak ada sumber yang dapat memastikan hal itu. Tidak ada sumber yang dapat memastikan hal itu. Menurut Lukas 2:8 pada malam kelahiran Yesus, para gembala "tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam". Itu menunjukkan bahwa kelahiran Yesus bukan terjadi pada bulan Desember yang adalah musim dingin di Israel. Harap Anda saksikan sendiri di peta bahwa Israel terletak pada garis lintang utara yang hampir sejajar dengan Jepang atau Korea Selatan. Klemens dari Alexandria membuat perhitungan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Pachon, yaitu tanggal 20 Mei. Tetapi, itupun bukan kepastian. Mengapa kita tidak mempunyai tanggal kelahiran Yesus yang pasti? Karena pada zaman itu, merayakan ulang tahun hanyalah kelaziman orang kafir. Orang-orang Kristen pada zaman itu tidak bias memperingati ulang tahun. Satu-satunya ulang tahun yang kita bac di Perjanjian Baru adalah ulang tahun Herodes Antipas (lihat Mat 14 : 6). Gereja pada zaman itu bukanlah merayakan kelahiran Yesus melainkan kebangkitanNya. Baru sekitar abad 3 umat Kristen di Mesir mulai merayakan Natal. Tanggal nya 06 Januari, bertepatan dengan suatu hari raya umum. Cereja di Roma baru merayakan Natal pada akhir abad 4 , dan tanggal yg dipilih 25 Desember. Tanggal tsb dipilih untuk memberi isi atau makna baru kepada perayaan kafir yang menyambut kembalinya matahari ke belahan bumi utara. Tak lama kemudian kebiasaan merayakan Natal pada tanggal 25 Desemberbitupun diambil alih oleh gereja-gereja di tempat-tempat lain, mungkin dalam bidang teologis saat ini seperti inkulturisasi, memberi makna baru pada tradisi atau budaya masyarakat yang seiring sejalan dengan pemahaman atau ajaran keimanan, bukan menolak sama sekali budaya atau tradisi suatu masyarakat, karena bagaimanapun juga budaya atau tradisi adalah hasil atau produk akal Budi manusia, kalau itu produk atau hasil akal Budi manusia bearti tetap bisa dipakai sebagai alat dan sarana memuliakan Tuhan, untuk mengasihi Tuhan (Matius 22:37 (TB) "Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu."). Dengan satu dua kekecualian sekarang ini Natal dirayakan tanggal 25 Desember oleh hampir semua gereja, kecuali mungkin gereja denominasi orthodoks yg merayakan Natal pada 06 atau 07 Januari. Bagaimana dengan tahunnya? Tahun berapa Yesus dilahirkan? Tentang tahunnya pun kita tidak mempunyai kepastian. Matius 2:1 hanya mengatakan bahwa Yesus dilahirkanb "pada zaman Raja Herodes ........" Tahun-tahun berapa yang disebut dalam buku sejarah tentang Herodes? Ada ahli sejarah namanya Flaviuss Josephus yang hidup antara Ada tahun 37-100, jadi tidak begitu lama setelah zaman Yesus. Josephus tinggal tinggal di Yerusalem kemudian pindah ke Roma, Dari catatan Josephus itu kita dapat tahu bahwa Herodes yang disebutkan dalam ayat Alkitab tadi, yakni Herodes Agung, yang hidup dari tahun ke 73 hingga tahun 4 sM, karena menurut Josephus bertepatan dengan tanggal tsb terjadi gerhana bulan. Jadi, Yesus pastilah lahir sebelum tanggal tersebut, karena raja Herodes inilah yang menyebabkan Yesus diungsikan ke Mesir, baru setelah kematian Herodes, Yesus kembali dari pengungsiannya (lihat Mat 2:19,20), Dengan demikian dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Yesus lahir sekurang-kurangnya beberapa dbulan atau tahun sebelum tahun 4 s.M. Menurut dugaan yang lazim kelahiran Yesus terjadi antara tahun 8 dan tahun 5 s.M. Masakan Yesus dilahirkan tahun 5 s.M? Apakah Yesus lahir lima tahun sebelum tahun Masehi, yaitu tahun Yesus? Bukankah itu janggal? Inilah penyebab kejanggalan tersebut. Pada zaman itu, tahun dalam kekaisaran Romawi dihitung dari tahun berdirinya kota Roma. Tahun Romawi disebut AUC, singkatan dari Ab Urbe Condita, yang berarti 'sejak berdirinya kota'. Kemudian, pada abad ke-6. seorang rahib bernama Dionisius Exigius membuat kalender baru atas perintah Kaisar Justinian, la mengganti perhitungan tahun Romawi dengan tahun Masehi yang dimulai dari kelahiran Yesus. Tetapi, kemudian hari barulah diketahui bahwa ia membuat kekeliruan hitung. la menempatkan kelahiran pada tahun 753 AUC, padahal seharusnya pada tahun 749 AUC atau 747 AUC. Kekeliruan itu sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Kita sudah terlanjur menggunakan tahun hasil hitungan Dionisius itu, yang sebetulnya empat atau lima tahun terlambat dari kenyataan kelahiran Yesus. Itulah beberapa keterangan yang kita peroleh dari catatan sejarah dan catatan biblika arkeologi. Kelahiran Yesus jelas harus terjadi sebelum kematian Raja Herodes Agung yang ingin membunuhnya dengan memerintahkan pembunuhan semua bayi berumur di bawah 2 tahun di Betlehem (Matius 2:16). Flavius Josephus (37-100), sejarawan Yahudi abad pertama, mengatakan bahwa sesaat sebelum Herodes meninggal telah terjadi gerhana bulan yang menurut para pakar perbintangan terjadi pada 13 Maret tahun 4 sebelum Masehi (Antiquities of the Jews, XVII, vi, 167). Dengan mengacu pada taksiran Herodes bahwa bayi yang baru lahir itu tidak lebih dari 2 tahun usianya, maka taksiran intelektual tahun kelahiran Yesus sekitar tahun 4-5 sebelum Masehi. Tetapi, Alkitab sendiri tidak memberi keterangan yang pasti bilamana Yesus dilahirkan. Yang dikatakan Alkitab hanyalah bahwa Yesus lahir di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes. Alkitab hendak mengatakan bahwa kelahiran Yesus bukan terjadi dongeng abstrak tentang dewa yang sewaktu-waktu menampakan diri, melainkan sebagai kenyataan konkrit yang terjadi di tengah sejarah dunia, di tengah sejarah manusia, pada tempat dan zaman tertentu, dalam kehidupan manusia. Injil hanya ingin memproklamirkan bahwa senyatanya Kristus atau Allah yang mewujud manusia, firman yang menjadi daging itu benar adanya telaph ada, telah hidup ditengah manusia pada zaman, waktu, dan tempat tertentu pada sejarah manusia. Itulah sekelumit salah satu sudut pandang dari sejarah dan arkeologi biblika, tetapi banyak denominasi dan juga ahli arkeologi biblika yang memberikan sudut pandangnya yang lain, ada baiknya kita belajar beberapa sudut pandang tentang hal tsb, shg makin jelaslah pemahaman kita tentang 25 Desember.
SUDUT PANDANG TRADISI SUCI
Ada bukti sejarah, tanggal 25 KISLEV diperingati sebagai Hari Kelahiran Kristus. Natal adalah penggenapan Perayaan Hanukkah yang diperingati setiap 25 Kislev. Selama ini terkesan hanya mengait-ngaitkan, padahal ada bukti sejarah yang otentik. Yaitu: dokumen Coptic Didascalia Apostolorum (189 M) sudah memuat penetapan Natal setiap tanggal 25 bulan Ibrani ke-9 Ibrani (Kislev) atau tanggal 29 bulan Mesir ke-4 (Khyak). Tema Hannukah juga tentang datangnya terang mengusir kegelapan, seperti lagu Hanukkah, BANU KOSHEKH LEGARESH ini. Tuhan Yesus menghadiri perayaan Hanukkah atau Penahbisan Bait Allah (Yohanes 10:22). Jadi, bukan kebetulan Tuhan Yesus bersabda menjelang kehadiran-Nya di perayaan Hannukah: "Akulah terang dunia" (Yohanes 8:12). Pemahaman ini bukan tanpa bukti. Bahwa pada tahun 5 SM, tanggal 25 Desember terjadi pada tanggal Yahudi 25 bulan Kislev. Ini adalah tanggal perayaan Hari Raya Hanukkah, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Lampu/ Cahaya atau Hari Raya Dedikasi. Penyebutan tanggal 25 Kislev juga terdapat pada Kitab Deuterokanonika: 2 Makabe 10:5. Fakta bahwa "Annuntiatio Christi" -Td al-Bishara (Kabar Gembira kepada Maria) itu terjadi pada tanggal 22 Maret, sudah dicatat oleh para bapa gereja paling awal, yaitu sejak Irenaeus (130-202 M), Hypolitus (170-235 M) dan Sextus Yulius Afrieanus (160-240 M). Tanggal kelahiranYesus Kristus dapat dihitung di sini, 9 bulan setelah 25 Maret akan jatuh pada tanggal 25 Desember. Demikian catatan sejarah dalam garis besar yang menjadi dasar bagi bapa-bapa gereja kuno untuk menghitung jatuhnya perayaan-perayaan gerejawi.St. Hipolitus dari Roma (170-235M), pentobat yang dulunya seorang anti-Paus pada masa penggembalaan Paus St. Zephyrinus, Paus St. Kallistus I, Paus St. Urbanus I dan Paus St. Pontianus, secara eksplisit juga menyatakan bahwa Yesus Kristus lahir pada tanggal 25 Desember. Untuk kedatangan pertama Tuhan kita dalam daging, [terjadi] ketika Ia lahir di Betlehem, eight days before the kalends of January (25 Desember), hari keempat (Rabu) dalam minggu ketika Augustus (kaisar Romawi) dalam 42 tahun [pemerintahannya] tetapi dari Adam 5500 tahun. Selain itu, Tradisi Suci juga meneguhkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Tuhan Yesus. Telesporus dari Roma (126 M), Telesporus adalah paus ke-9 Roma. Secara apostolik dia adalah penerus Rasul Petrus. Dia mati syahid (martir), karena saat itu lagi gencar-gencarnya penganiayaan terhadap orang Kristen oleh Kekaisaran Romawi. Paus Telesporus merayakan misa malam natal pada tanggal 24 Desember 124 M. 148 tahun sebelum perayaan Dewa Matahari ditetapkan natal sudah dirayakan. Berikut bukti catatan tentang Paus Telesporus dari buku daftar paus (Liber Pontificalis) hal. 12-13: Dari buku diatas, kia dapat melihat bahwa Paus Telesporus menyarankan bahwa misa natal sebaiknya dimulai sejak malam natal. Selain itu, dia juga menyarankan untuk menyanyikan himne “Gloria in excelsis Deo” secara berulang. Pernahkah kita membayangkan bahwa lagu “Gloria in excelsis Deo” yang sering kita nyanyikan saat natal ternyata sudah ada sejak tahun 126 M. Kata tersebut berasal dari Vetus Latina (naskah kuno Alkitab dalam Bahasa Latin) pada Lukas 2:14. Saat St. Hieronimus menerjemahkan Alkitab ke dalam Bahasa Latin yang lebih baru atau yang dikenal dengan Vulgata di tahun 380 M, kata tersebut bukan “Gloria in excelsis Deo” lagi, melainkan “Gloria in altissimis Deo”. Lalu apakah himne tersebut juga berubah? Tentu tidak, karena jemaat waktu itu sudah terbiasa dengan “Gloria in excelsis Deo” dan jika diubah tentu juga akan mengubah nadanya. Buktinya kita masih bisa mengenalnya sampai sekarang. Bukankah ini suatu peninggalan yang sangat luar biasa? Saya sendiri sebagai orang Kristen bangga, karena warisan kekristenan kita yang hampir berusia 2000 tahun masih bisa rasakan. Irenaeus Uskup Lyon (130-202 M), Irenaeus adalah murid dari Polikarpus Uskup Smirna, sedangkan Polikarpus adalah murid dari Rasul Yohanes. Dia menulis dalam bukunya Adversus Haereses (Melawan Para Bidat) pada tahun 180 M bahwa pembuahan bayi Yesus Kristus terjadi pada tanggal 25 Maret dan Ia disalibkan pada tanggal yang sama, dengan mengaitkan kematian-Nya pada saat ekuinoks. Meskipun pada masa Irenaeus belum disebut tanggal 25 Desember, tapi sudah disebutkan bahwa Maria menerima kabar gembira pada tanggal 25 Maret. Ini menjadi indikasi tanggal kelahirannya bahwa 9 bulan kemudian adalah 25 Desember. Hippolytus dari Roma (170-235 M), Secara apostolik, Hippolytus adalah cicit rohani dari Rasul Yohanes karena dia adalah murid dari Irenaeus. Dia menuliskan tentang kelahiran Kristus pada buku Commentary on Daniel di tahun 204 M. Secara eksplisit dia mengatakan bahwa Kristus lahir pada tanggal 25 Desember. Hippolytus dari Roma (170-235 M), Secara apostolik, Hippolytus adalah cicit rohani dari Rasul Yohanes karena dia adalah murid dari Irenaeus. Dia menuliskan tentang kelahiran Kristus pada buku Commentary on Daniel di tahun 204 M. Secara eksplisit dia mengatakan bahwa Kristus lahir pada tanggal 25 Desember. Karya Hippolytus ini sangat penting, karena berasal dari generasi ketiga para Rasul dan memiliki kesinambungan yang jelas. Berikut catatan Hippolytus dalam buku Commentary on Daniel dalam Bahasa Yunani (asli) serta yang sudah disalin ke dalam Bahasa Inggris dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia: Ada yang menarik dari catatan Hippolytus, dimana dia tidak menuliskan langsung 25 Desember melainkan delapan hari sebelum Januari. Catatan tersebut membuktikan bahwa di tengah-tengah pengaruh kuat Romawi kafir, Gereja Kristus tidak kehilangan jati diri iman Abraham, yang mengajarkan bahwa permulaan hidup seseorang dihitung sejak Perjanjian Sunat “ketika genap delapan hari” (Lukas 2:21). Jadi saat tanggal 1 Januari selain merayakan tahun baru, kita juga merayakan hari penyunatan Tuhan Yesus. Sextus Julius Africanus (160-240 M), Julius Africanus ini berada di wilayah sekitar Libya. Dia memang tidak berbicara mengenai adanya perayaan natal, namun secara implisit mengatakan bahwa 25 Desember adalah tanggal kelahiran Kristus. Dalam bukunya Chronographia dia mengutip keyakinan Orang Yahudi bahwa alam semesta dunia diciptakan pada tanggal 15 Nisan (25 Maret), sehingga tanggal ini memiliki makna kosmis. Dia juga mengatakan bahwa pada tanggal 25 Maret Sang Firman Allah menjelma menjadi manusia (inkarnasi). Sang Firman Allah menjelma menjadi manusia sejak masa Dia dikandung oleh perawan Maria. Hal ini berarti setelah 9 bulan, Sang Kristus lahir pada tanggal 25 Desember (Bisa dicek pada buku The Oxford Dictionary of Late Antiquity). Theofilus dari Anthiokia (171-183 M), Theofilus adalah Patriakh di Anthiokia. Gereja inilah yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul 11:26. Rasul Petrus menjadi patriakh pertama di Anthiokia, sehingga bisa dikatakan bahwa Theofilus berasal dari garis Rasul Petrus. Sebelum pergi ke Roma, Rasul Petrus menahbiskan 2 patriakh yaitu Evodius dan Ignatius sebagai penerusnya. Ignatius untuk orang Yahudi dan Evodius untuk orang non Yahudi. Kemudian Evodius mengundurkan diri karena usianya yang sudah tua, lalu dilanjutkan oleh Ignatius sendiri. Dari seorang Ignatius kita mengenal ucapan “Gereja yang kudus, am (universal), dan apostolik”. Jadi, gereja adalah untuk segala suku bangsa bukan kalangan tertentu saja. Patriakh Theofilus sudah memerintahkan untuk merayakan natal tanggal 25 Desember. Pernyataan terkenal dia mengenai natal yaitu: “Kita harus merayakan hari kelahiran kita setiap tanggal 25 Desember, jatuh pada hari apapun” (De Origin Festorum Christianorum dalam buku Refleksi Ziarah ke Tanah Suci). Berikut juga bukti tentang perayaan natal oleh Theofilus pada Encyclopædia Britannica: Demetrius dari Alexandria (189 M), Demetrius adalah Patriakh ke-12 Gereja Ortodoks Koptik di Alexandria, Mesir. Gereja ini didirikan oleh Rasul Markus Sang Penulis Injil. Jadi, Demetrius berasal dari garis Rasul Markus. Seperti diuraikan diatas, natal sudah dirayakan pada tahun 126 M, kemudian ditetapkan di Anthiokia oleh Patriakh Theofilus. Beberapa tahun sesudah itu, seorang astronom Mesir yang bernama Batlimous pada akhir abad ke-2 melalukan perhitungan yang lebih cermat atas perintah Patriakh Demetrius. Hasil perhitungannya menunjukkan bahwa natal jatuh pada tanggal 25 bulan kesembilan (Kislev) Ibrani, kemudian dilengkapi dengan Tarikh Koptik pada 29 bulan Kiahk (Dicatat dalam Dokumen Didascalia Apostolorum). Kalender Koptik dihitung berdasarkan penampakan bintang Siriuz, dan pernah diakui oleh UNESCO sebagai kalender yang paling akurat dibandingkan dengan kalender manapun yang pernah dibuat. Bukankah ini sebuah kebanggaan yang luar biasa sebagai umat Kristen dimana selain Gereja barat yang memiliki kalender matahari (baik Julian maupun Gregorian), di timur juga terdapat kalender Koptik. Menghitung kalender tentu bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi Gereja mewarisi itu semua. Berikut bukti catatan natal dalam dokumen Didascalia Apostolorum terjemahan Bahasa Arab karena aslinya Bahasa Koptik: Sejak tahun 189 M inilah tanggal natal mulai dikanonkan, kemudian digunakan sebagai acuan untuk seluruh gereja. Berikut dokumen Didascalia Apostolorum dari Gereja Syria (250 M) yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris: Dalam dokumen Didascalia Apostolorum ditulis bahwa kelahiran Kristus terjadi pada tanggal 25 bulan Kislev, itu artinya Natal pertama Yesus bertepatan dengan perayaan penahbisan Bait Suci (Hanukkah). Tuhan Yesus sendiri menghadiri perayaan Hanukkah atau Penahbisan Bait Allah (Yohanes 10:22). Hari Raya Hanukkah juga sering disebut sebagai Perayaan Hari Raya Terang, dimana di Israel saat perayaan ini banyak lampu-lampu terang. Bukan kebetulan juga Tuhan Yesus bersabda menjelang kehadiran-Nya di Perayaan Hanukkah “Akulah terang dunia” (Yohanes 8:12) karena Tuhan Yesus adalah terang yang sejati. Itulah mengapa saat merayakan natal juga terdapat pohon terang, karena untuk menyambut kedatangan Sang Terang Sejati itu sendiri. Jadi, pohon terang bukan berasal dari kafir melainkan dari Yudaisme yang merupakan saudara tua umat Kristen. Bisa dikatakan bahwa natal adalah penggenapan dari Perayaan Hanukkah. Pemahaman diatas bukan tanpa bukti. Tanggal 25 Desember tahun 5 SM juga bertepatan dengan tanggal Yahudi 25 bulan Kislev. Berikut bukti bahwa natal pertama Yesus bertepatan dengan Hanukkahserta perbandingan antara kalender Koptik, Ibrani dan Masehi: Sekalipun perayaan natal tidak selalu tepat dengan perayaan Hanukkah setiap tahunnya karena perbedaan kalender yang digunakan, tetapi jaraknya selalu berdekatan. Ini membantah tuduhan yang mengatakan bahwa natal tidak mungkin terjadi di Bulan Desember. Alasan kaum polemikus mengatakan natal tidak mungkin terjadi di Bulan Desember karena bulan tersebut sedang musim salju, tidak mungkin ada kawanan domba di saat turun salju. Ini perlu dijawab, bahwa Yesus lahir di Betlehem. Betlehem itu terletak di Timur Tengah bukan di Eropa. Salju biasanya turun di wilayah Eropa. Di Timur Tengah salju biasanya terjadi di Gunung Hermon bukan di Betlehem. Mungkin teman-teman juga bisa mengeceknya langsung di Youtube mengenai Perayaan Natal di Betlehem apakah ada salju atau tidak disana. Data Bapa Gereja sebelum tahun 274 M yang mengatakan tentang Natal tidak hanya 1, melainkan ada 6. Mungkin bisa saja ada lebih banyak data dari yang sudah saya sebutkan. Sekalipun Para Bapa Gereja menggunakan kalender yang berbeda-beda tetapi arahnya tetap sama ke 25 Desember. Bahkan jarak antar Bapa Gereja tersebut juga tidak berdekatan mulai dari Roma, Lyon, Alexandria, Anthiokia, bahkan sampai ke Libya, namun catatannya sama. Tentu kondisi waktu itu berbeda dengan sekarang, dimana informasi bisa tersebar dengan sangat cepat. Perlu ditekankan pula tidak pernah konsili ekumenis yang membahas tentang perayaan Natal, sehingga ini sudah mengalir pada setiap Gereja. Sumber gereja Timur mencatat Natal sudah dirayakan di Kaisaria oleh Mar Theofilus kira-kita tahun 160 M. Selanjutnya, untuk pertama kali Natal ditetapkan di Alexandria pada tahun 189 M oleh Baba Demitri (Paus Dimitrius), Patriarkh Alexandria dan penerus takhta suci kerasulan Markus (Gereja Ortodoks Koptik) dalam dokumen yang berjudul "Al-Dasquliya al-Qibthiyah" atau "Ta'lim ar-Rasul" (The Coptic Didascalia Apostolorum). Pasal XVIII Kitab Ta'alim terjemahan bahasa Arab yang aslinya dari bahasa Koptik tersebut menyebutkan:
ر ت االع ياد اي ام ف ي ت خ ف ظوا اخوات نا ي ا من ع شي ن و خم سة ف ي ك م لو ه و ال رب م ي الد ع يد ه ي ال ي ل لم رصي ي ال ذى ال راب ع ال ش هر من رونوال عش ال تا سع ه و ال ذى ل ل ع ربان ي ال ذى ال تا سع ال ش هر. "Ya Ikhwatana, tahfudhu fi ayam al-a'yadi allati 'Id al-Milad al-Rabb, wa kamaluhu fi khamsati wa ishrin min al-shahri al-tasi'i alladzi lil 'Ibraniyyin, alladzi hiya at-tasi'u wa al-ishrun min alshahri al-rabi'i alladzi lil Mishriyyin". Artinya: "Wahai Saudara-saudaraku, tetapkanlah dalam hari-hari perayaan Kelahiran Junjungan kita tepatnya pada tanggal 25 bulan kesembilan Ibrani, atau tanggal 29 bulan keempat Mesir" (Marqus Dawud,
1979:122).
Bahkan sebelum ditetapkan sebagai dokumen perayaan gerejawi, Mar Theofilus dari Caesaria mulai tahun 160 M telah merayakan Natal pada tanggal yang sama (De Origin Festorum Christianorum). Perayaan ini baru diikuti oleh Gereja Roma pada masa Paus Yulius I (336-352 M), yang dikemudian hari dikonversikan menurut kalender matahari (syamsiah) versi Gregorian tanggal 25 Desember. Sedangkan di gereja-gereja Timur yang memakai kalender matahari (syamsiah) versi Yulian menghitungnya setiap 7 Januari. Jadi, penetapan aslinya Natal memang memakai kalender Yahudi yang didasarkan atas peredaran bulan (Qomariyah) dan kalender Koptik uang didasarkan atas peredaran bintang Sirius (kawakibiyah). Uniknya, penetapan Natal pertama kali justru jatuh pada hari yang sama dengan perayaan " הָּ כּונֲחHanukkah" atau Penabisan Bait Suci, yang juga jatuh setiap 25 bulan kesembilan Ibrani, yaitu bulan Kislev. Perayaan oleh oleh sejarawan Yahudi Flavius Yosefus (90 M) sebagai הַ ח ִּוּוַה " חַ אḤag Ha'urim" (Hari Raya Terang) ini, memperingati kemenangan Yudas Makkabe atas Raja Seleukid, Antiokhus Epifanes IV, yang menaruh patung dewa orang Yunani di Bait Allah dengan mengorbankan babi, yang tentunya sangat menodai perasaan keagamaan umat Tuhan saat itu. Peristiwa bersejarah ini dicatat dalam Talmud dan buku Deuterokanonika (Kanon Kedua), khususnya 2 Makabe 10:1-9. Yesus pernah datang pada perayaan ini di Yerusalem, "ketika itu musim dingin" (Yohanes 10:22). Menurut informasi Anba Yoanis, uskup Nikea, Paus Yulius I di Roma menerima perhitungan Natal dari Gereja Timur yang dihitung berdasarkan data-data sejarah kuno seperti yang ditulis oleh Flavius Yosefus. Perlu dicatat pula, dalam bukunya The Jewish War, Buku VI, Pasal 4:1-5, Yosefus menyebutkan bahwa Bait Suci dibakar oleh Titus pada tanggal 9 bukan Lous. Dan data ini cocok dengan dokumen Yahudi, Talmud, yaitu sebuah "Baraita" atas teks Traktat Ta'anit 4.29a (ditulis 160 M) yang menyebutkan:
חַּבח בַעַּבשׁ ומוצִַ חַח בּבשׁ ומוצִַ חַה ּבִב עחשּׁב עּוב חַוה ִוּבו וכחשּׁבּוִ שׁחמקד ּבַּב הּובשּׁב חַּבח ַחוַּוַב לשׁ מּוּבחשׁומ.
"Besheharav Bet HaMiqdas harishonah otto hayom 'erev Tisha be Av hayah umotsai shabat hayah umotsai Shevi'it hayetah umishmaretah shel Yehohariv hayetah". Artinya: "Ketika Bait Suci pertama dihancurkan hari itu terjadi setelah petang pada tanggal 9 bulan Av, harinya setelah hari Sabat, setelah tahun ke tujuh, dan yang sedang bertugas sebagai mishmar adalah Yehoyariv" (Rabbi H. Goldwurm, 2006).
Dokumen itu selanjutnya mencatat, בשׁכַח כן ִׁ֖ " אken basheniyah" (begitu juga yang kedua), maksudnya Bait Suci yang kedua juga dihancurkan pada jam, hari dan bulan yang sama. Orangorang Yahudi sampai hari ini melakukan puasa perkabungan atas hancurnya Bait Suci setiap tanggal 9 bulan Av (Ibrani: Ibrani: בִב ּבשעחatau בִב ט׳, "Tisha be Ab"), seperti tertulis dalam dokumen Megilat Ta'anit (Gulungan Puasa) tersebut. Dalam kalender Yahudi, peristiwa Tisha be Av ini sejajar dengan kalender Yulian 5 Agustus 823 AUC (Ab Urbi Condita) atau setelah berdirinya kota Roma, yang sama dengan tahun Gregorianh 70 M. Dengan mengetahui bahwa pada tanggal 9 Av (5 Agustus) tahun 70 M yang bertugas di Bait Allah adalah Yoyarib, rombongan pertama dalam 24 rombongan imam Lewi yang bertugas di Bait Allah (1 Tawarikh 23:7-19), sedangkan menurut Lukas 1:5 imam Zakaria adalah berasal dari rombongan Abia (rombongan ke delapan), maka dapat dihitung mundur ke belakang sekitar 75 tahun kapan malaikat Gabriel menemui imam Zakaria yang berasal dari rombongan Abia, ketika bertugas di Bait Allah.Ternyata dibuktikan sejak abad kedua, bahwa Malaikat Jibril menemui Zakaria pada waktu perayaan " נא ַיּוּו ַֹוהYom Kippur" (Hari Penebusan Dosa), minggu kedua bulan Tishri. Data ini juga cocok dengan dokumen kuno "Protevangelion Iakobi" (170 M) bahwa Malaikat Gabriel menemui Zakaria pada perayaan Yom Kippur. Selanjutnya, Lukas 1:26 mencatat bahwa Gabriel menemui Maria di Nazaret untuk memberitakan kelahiran Yesus pada bulan keenam setelah menemui Zakaria. Enam bulan setelah Tishri akan jatuh pada bulan Ibrani Adar Tseni atau Nisan (kalender Yahudi mengenal bulan ke-13, yaitu Adar Tseni/kedua ynag jatuh 7 kali dalam setiap 19 tahun untuk menyesuaikan selisih 10 atau 11 setiap tahun antara sistem qomariyah dan syamsyiah). Karena itu, 'Ied al-Bishara(Perayaan Malaikat Jibril menyampaikan kabar baik kepada Bunda Maria) terjadi pada tanggal 15 Nisan, yang bertepatan dengan tarikh Gregorian 25 Maret, seperti dicatat oleh St. Irenaeus (130-202 M), Hypolitus (170-235 M) dan Sextus Yulius Africanus (160-240 M). Kalau usia kandungan normalnya 9 bulan, maka 9 bulan setelah 15 Nisan/25 Maret akan jatuh pada tanggal 25 Kislev atau sekitar 25 Desember. Itulah dasar perhitungan gereja-gereja kuno, khususnya "Coptic Didascalia Apostolorum" bahwa Yesus memang lahir pada perayaan Hanukkah, 25 Kislev atau 29 bulan Khyak. Tanggal ini selanjutnya dikonversikan menjadi tahun Gregorian 25 Desember di gereja-gereja wilayah barat. Karena selisih hitungan akibat kesalahan tahun Gregorian, maka gereja-gereja timur yang masih memakai kalender Yulian, Natal jatuh setiap 7 Januari. Tetapi kalender aslinya memang didasarkan atas tahun Ibrani (Lunar System) dan tahun Koptik (Star System).
(25112025)(TUS)
Mengenang JSA