Kamis, 06 November 2025

SUDUT PANDANG LUKAS 20:27-38, HARAPAN PADA ALLAH YANG HIDUP

SUDUT PANDANG LUKAS 20:27-38, HARAPAN PADA ALLAH YANG HIDUP

PENGANTAR
Kenapa memulai karyaNya pada usia 30 tahun? Karena secara tradisi Yahudi atau Israel waktu itu, seseorang boleh atau dianggap layak mengajar dan memberikan tafsir pada ajaran ataupun aturan tradisi ke Yahudi an pada usia 30 tahun. Pada Lukas 20 : 27 - 38, petulis Injil Lukas menceritakan keradikalan tafsir Yesus atas ajaran mengenai  surga dan kebangkitan. Pertempuran 2 pandangan berbeda antara Mazhab Saduki dan Mazhab farisi, membuat petulis Injil LUKAS memperlihatkan sudut pandangnya tentang radikalisme ajaran Kristus dalam soal surga atau kebangkitan, terlihat pada bacaan Lukas 20:27-38. Tarokh  atau pernikahan liviat /  levirate dari sudut budaya dan tradisi Yahudi. cerita Saduki (kelompok elit imam, tolak kebangkitan orang mati) jebak Yesus dengan kasus hipotetis levirat marriage (pernikahan saudara ipar, dari Ulangan 25:5-10). Mereka anggap kebangkitan absurd kalau 7 bersaudara kawin bergantian sama satu perempuan (Imamat 18:16 larang inses, tapi levirat prioritas keturunan, mengamankan warisan keluarga, mengamankan dari kepunahan keturunan).
Budaya Yahudi Saat Itu: Saduki: Konservatif, cuma terima Taurat Musa (Pentateukh), tolak ajaran lisan Farisi soal akhir zaman. Mereka kuasai Bait Suci, kaya, kolaborasi Romawi. Kebangkitan? Gak ada di Taurat eksplisit, jadi mereka skeptis—hidup ini duniawi, mati ya selesai.Tradisi Levirat: Dari adat kuno Israel (Ulangan 25), buat lestarikan garis keturunan, warisan tanah, & nama keluarga (krusial di masyarakat agraris patriarkal, seperti Israel/Yahudi). Contoh Rut & Boas. Saduki pakai ini buat ejek: Di surga, perempuan punya 7 suami? Absurd! siapa yang jadi suaminya di surga nanti? Konteks Sosial: Yesus di Yerusalem (deket Paskah), Saduki coba jebak supaya keliatan jelek di mata massa, Yesus mo pilih mana Mazhab Saduki atau Mazhab Farisi?. Ini mirip perdebatan sekte Yahudi (Farisi percaya kebangkitan dari nabi seperti Daniel 12:2).
Jawaban Yesus & Analisa:
Yesus balik argumen: Di kebangkitan, gak ada kawin lagi (seperti malaikat, fokus rohani, bukan jasmani—beda tradisi Yahudi yang anggap surga mirip bumi tapi sempurna, sama dengan ajaran sahabat islam).
Kutip Keluaran 3:6 (Allah Abraham, Ishak, Yakub)—bukti Musa sendiri ajar kebangkitan, karena Allah "orang hidup", bukan mati. Ini teologi: Leluhur "hidup" di hadapan Tuhan, janji Abraham (Kejadian 17) termasuk keturunan abadi. Dampak Budaya: Yesus tantang materialisme Saduki (fokus kekuasaan Bait Suci), dorong iman eskatologis (akhir zaman) yang Farisi pegang. Ini fondasi Kristen soal kehidupan kekal, beda dari tradisi Yahudi ortodoks yang variatif. ini soroti konflik sekte Yahudi: Saduki keduniaan vs Yesus' visi surga transenden, pandangan radikal Yesus tentang surga untuk zaman itu. Jadi, ajaran iman kristiani tentang kematian itu duplikasi yg dibentuk ulang dari ajaran iman Mazhab farisi, yg ada di surat-surat - wahyu.  Sangat dimungkinkan Rasul Paulus dari Mazhab farisi. Sehingga, konsep hidup lama ditinggalkan masuk hidup baru makin jelas. Hidup lama adalah hidup di dunia ini, hidup baru adalah hidup bersama Kristus stlh kematian, hidup di dunia lain.


PEMAHAMAN
paham Farisi tentang kematian dalam konteks Yahudi abad 1 M (era Yesus, seperti di Lukas 20:27-38 yang kita bahas). Farisi beda banget sama Saduki—mereka lebih spiritual dan percaya pada kehidupan setelah mati, berdasarkan sumber seperti Yosefus (sejarawan Yahudi), Talmud, dan nabi-nabi. Pandangan Umum: Kematian Bukan Akhir, Tapi Transisi
   - Farisi anggap kematian sebagai "tidur" sementara (sheol atau hades dalam Yunani, seperti Daniel 12:2: "Banyak orang yang tidur di debu bumi akan bangun"). Jiwa (nefesh/ruach) abadi dan pisah dari tubuh sementara mati, tapi nanti bersatu lagi di kebangkitan (techiyat ha-metim). Ini dari tradisi lisan (Oral Torah, yang Saduki tolak) + nabi seperti Yesaya 26:19 ("Kematianmu, hai kubur, akan diruntuhkan") dan Esekiel 37 (lembah tulang kering, simbol resurrect nasional Israel).Tujuan: Pemenuhan janji Mesianik kebangkitan di akhir zaman (eskatologi), saat Mesias datang dan bangkitkan orang benar (tsaddikim). Kebangkitan Tubuh:Farisi percaya resurrect fisik, bukan cuma jiwa (beda gnostik Kristen awal). Orang benar bangkit ke "dunia yang akan datang" (olam ha-ba)—surga seperti pesta abadi (Yesaya 25:6), penuh sukacita dan keadilan. Orang jahat? Bangkit buat dihakimi, mungkin ke "dunia kehancuran" (Gehenna, api penyucian sementara).Kematian bukan hukuman akhir; Tuhan adil (Mazmur 73:17-19). Jiwa tunggu di sheol (tempat bayang-bayang, netral), lalu resurrect. Ini dorong etika: Hidup saleh = pahala kekal (Deuteronomium 30:15-19, pilih hidup). Farisi rajin ritual pemakaman (membalut mayat, ratapan 7 hari—shiva), percaya doa buat yang mati bantu jiwa mereka (seperti dalam 2 Makkabeus 12:43-46, apokrifa). Mereka ajar ini di sinagoga, beda Saduki yang fokus ritual Bait Suci duniawi. Di ayat itu, Farisi dukung Yesus lawan Saduki (Lukas 20:39: "Guru, Engkau berkata benar!"). Paham mereka mirip ajaran Yesus soal kebangkitan (Yohanes 11:25, "Aku adalah kebangkitan"), tapi Yesus tambah: Kebangkitan sudah dimulai lewat Dia (bukan tunggu Mesias masa depan). Farisi's keyakinan ini fondasi Kristen awal (1 Korintus 15, Paulus—dulu Farisi—beli kebangkitan). Yosefus bilang Farisi paling populer di kalangan rakyat karena harapan ini, lawan skeptisisme Saduki.
Farisi lihat kematian sebagai pintu ke kehidupan kekal via kebangkitan—optimis, berbasis iman & Taurat luas.  Sehingga, konsep Allah adalah Allah yang hidup dalam ajaran iman kristiani karena dipahami Allah itu penguasa kehidupan orang di dunia dan penguasa orang yang hidup setelah mati, jadi Allah penguasa kehidupan, terus kalau Allah kita, Allah yang hidup, atau Allah yang menguasai kehidupan baik saat di dunia maupun setelah kematian, apa dampak nya bagi kita? Dampak nya jelas yang utama adalah harapan, harapan itu yang membuat orang hidup. Apapun yang kita lakukan di dunia ini semasa hidup adalah untuk mendapatkan hidup setelah mati bersama Kristus.  Setia berkarya, Berjuang terus, tidak menyerah walaupun di titik kelelahan untuk meragakan keteladanan Kristus saat di dunia itu, ujungnya adalah hidup setelah kematian bersama Kristus, itu menunjukan atau menggambarkan kemurahan hati Allah, Allah yang hidup, lihat kasus yg terjadi pada Ayub, lihat dampak pada jemaat tesalonika yang merasa Yesus sudah akan datang kembali, artinya kalau kembalinya Kristus tidak ada yang tau waktunya (dalam Injil), maka yang harus dilakukan adalah SETIA BERKARYA ATAU BEKERJA TERUS MENELADAN KRISTUS, sampai saat tiba dipanggil Tuhan, karena "Allah ku Bekerja sampai saat ini" sepertinya kutipan dari Yohanes 5:17, di mana Yesus bilang: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, dan Aku pun bekerja" (dalam bahasa Indonesia sehari-hari). Ini konteks Yesus sembuhkan orang cacat di kolam Betesda pada hari Sabat, ditentang Yahudi karena "melanggar" istirahat Sabat (Keluaran 20:8-11). Sabat simbol Tuhan istirahat setelah cipta (Kejadian 2:2-3), tapi tradisi Farisi (yang kita bahas sebelumnya) tambah aturan ketat (39 kategori kerja dilarang, dari Mishnah Shabbat). Yesus tantang: Tuhan gak "berhenti" total—Dia terus "bekerja" perawatan (seperti hujan turun, Mazmur 104:10-14). Ini implikasi: Pelayanan Yesus (sembuh, ampuni) seperti karya Tuhan yang aktif. Yesus klaim kesatuan dengan Bapa (Yoh 5:19-20)—bukan pelanggar, tapi pemenuhan hukum. Ini soroti kasih Tuhan yang gak terbatas waktu, beda pandangan Saduki yang materialis (fokus ritual statis). Buat Kristen, ajar: Allah dinamis, bekerja di hidup kita sekarang juga (Ibrani 4:10, istirahat sejati di Kristus). Mirip debat otoritas Yesus lawan sekte Yahudi—dia ubah pemahaman tradisi, seperti pada Lukas 20. Sebetulnya kasus saduki ini sama dengan yg terjadi di ajaran iman Islam, umat Islam itu kan boleh poligami, terus pertanyaan umat Islam, "kalau aku mati, istriku mati semua, siapa yang akan jadi istriku di sorga, apakah semuanya? Atau salah satu? kalau salah satu yang mana? Kalau saduki, mempertanyakan, dg tradisi Yahudi tentang warisan dan levirate marriage, siapa yang bakalan jadi suami si wanita ini di surga? makanya, ajaran Islam tentang surgawi itu kan lumayan kacau🀭😁 seperti kasus pada Lukas 20: 27-3, Oleh karena itu Yesus memperbarui sudut pandang ini, dengan di surga itu tidak ada kawin mengawin, tafsir radikal di zamanNya,  sebetulnya Saduki itu gak percaya surga, tapi itu ejekan-ejekan saduki ke farisi, yg oleh petulis Injil Lukas dipakai untuk menjelaskan sudut pandangnya tentang surga (inget kan kalau Injil ditulis untuk menjawab permasalahan di surat - surat. Surga menurut petulis Lukas digambarkan dalam tutur kata Yesus, adalah kehidupan bersama KRISTUS, tidak lagi hal-hal duniawi. Perjalanan keselamatan atau ziarah kehidupan dalam PPAG GKJ adalah tujuan akhirnya adalah harapan tsb, hidup setelah mati bersama Kristus. Bagaimana itu kehidupan bersama Kristus? Ya ..... jelas kehidupan super ideal dimana semua dalil keteladanan Kristus dapat terlaksana. Sehingga, kalau dalil keteladanan Kristus bisa diwujudkan di bumi ini secara mutlak maka surga itu sudah ada saat ini, ya di bumi ini. Maka doa nya itu DATANGLAH KERAJAANMU, menghadirkan sorga di bumi, itu radikalisme ajaran Kristus, di tengah saduki yg tidak percaya surga dan farisi yang melihat surga nun jauh di sana, antah berantah. Ya ..... Nyata Allah yang hidup, ketika keteladanan Kristus mutlak berlaku di bumi, itu membawa sorga ke bumi, datanglah kerajasnMu, rasa peduli antar umat, menjauh dari sikap menghakimi antar umat, maka disebut persekutuan bukan komunitas, karena kebedaan yang dihidupi. Bisa sih, tapi kalau keyakinan untuk siap juang terus menghadapi masalah hidup, karena yakin Allah serta mungkin lebih dekat dengan konsep Allah hidup. Allah yg hidup mewujud nyata dalam , mensyukuri apa yang ada di depan mata kita saat ini, itu juga menunjukan Allah hidup. Termasuk yakin untuk melakukan keteladanan Kristus, walaupun rintangan menghadang juga menunjukan Allah hidup. Tetap baik walaupun dijahati itu kan menunjukan Allah hidup. Tetap senyum walaupun tak dibalas itu kan menunjukan Allah hidup,  karena sejatinya manusia yg tidak bisa senyum dan menyapa sesamanya, dia tidak hidup, di mati, dia bukan manusia, karena manusia bisa hidup karena Allahnya hidup.  Tetap berjuang seberat apapun rintangannya itu menunjukan Allah hidup. Di titik kelelahan tetap tak menyerah itu menunjukan Allah yang hidup Karena apa? semua yg kita sebut di atas menunjukan masih adanya harapan, selama harapan itu masih ada maka Allah hidup.  Termasuk juga, tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah keluarga atau pernikahan, Tidak mudah mengucapkan cerai, Tidak mudah tergoda melakukan tindak kekerasan, tidak korupsi, tidak selingkuh itu juga menunjukan Allah hidup. Tidak mudah menyerah atas persoalan anak ataupun orang tua, itu juga menunjukan Allah hidup, ☝🏻itu semua kan konsep pengharapan, konsep DATANGLAH KERAJAANMU. Orang yg korupsi, orang yg selingkuh, orang yg gak mau senyum, orang yg gak mau kasih salam, dlsb adalah orang yang tidak percaya DATANGLAH KERAJAANMU, orang yg tidak percaya hidup setelah mati bersama Kristus, tidak percaya Allah πŸ€­πŸ˜πŸ˜„πŸ˜†πŸ˜‚πŸ€£

(08112025)( TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...