Kisah teologis mengenai 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 ke surga hanya ada di Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Para ahli biblika bersepakat bahwa petulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul adalah orang yang sama. Mereka juga bersetuju bahwa kedua kitab mengusung tema besar yang berbeda: Injil Lukas mengenai kiprah Yesus, sedang Kisah Para Rasul tentang kiprah Gereja. Ada kontinuitas.
Bacaan ekumenis hari ini diambil dari Injil Lukas 24:44-53 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 1:1-11, Mazmur 47, dan Efesus 1:15-23.
Secara kronologis cerita Injil Lukas ditulis lebih dahulu daripada kitab Kisah Para Rasul (selanjutnya saya singkat Kis.). Injil Lukas menceritakan kisah kenaikan pada akhir kitab, sedang Kis. pada awal kitab. Injil Lukas lebih berpumpun pada gatra teologis. Lukas menekankan kemuliaan yang didapat Yesus pada saat kebangkitan-Nya. Cerita kenaikan dalam Kis., meskipun juga kisah teologis, di sini Lukas lebih bercorak historis. Istilah historis di sini jangan dicerap sebagai historis-objektif, melainkan peristiwa iman yang dialami oleh Jemaat mula-mula.
Meskipun sejumlah anasir dalam kedua kisah kenaikan Yesus berbeda, tetapi bernasabah timbal-balik. Keduanya bercerita mengenai Yesus diangkat ke surga dan secara tertakrifkan Yesus berpisah dengan para pengikut-Nya. Zaman 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘠𝘦𝘴𝘶𝘴 berakhir dan zaman 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 dimula.
Cerita dalam bacaan hari ini merupakan rangkaian terakhir dari kebangkitan Kristus dan penampakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya. Sesudah Yesus menampakkan diri dalam episode 𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘬𝘦 𝘌𝘮𝘢𝘶𝘴, Ia tiba-tiba hadir di tengah-tengah para murid dan pengikut-Nya yang sedang berkumpul di Yerusalem. Untuk menegaskan bahwa Ia bukan hantu, Yesus minta sepotong ikan bakar dan makan di depan mereka.
Kata Yesus: "𝘐𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢𝘢𝘯-𝘒𝘶, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘒𝘶𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢-𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶, 𝘺𝘢𝘬𝘯𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘨𝘦𝘯𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘛𝘢𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘔𝘶𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘯𝘢𝘣𝘪-𝘯𝘢𝘣𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢𝘣 𝘔𝘢𝘻𝘮𝘶𝘳. 𝘈𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯: 𝘔𝘦𝘴𝘪𝘢𝘴 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘨𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪: 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘢𝘮𝘢-𝘕𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘰𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘱𝘶𝘯𝘢𝘯 𝘥𝘰𝘴𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘴𝘢, 𝘮𝘶𝘭𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮. 𝘒𝘢𝘮𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪-𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘱𝘢-𝘒𝘶, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘰𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪." (ay. 44-49).
Sungguh menarik di sini Yesus menyebut juga kitab Mazmur. Dalam kisah dan berita mengenai Mesias yang disalib dan bangkit kitab Mazmur berperan besar dalam Injil Lukas dan Kis. (lih. Luk. 23:34-36, 46, 49; Kis. 2:25-28, 34-35; 4:25-28; 13:33-37). Dalam ayat 25-27 tidak ada rujukan teks tertentu, hanya merujuk keseluruhan kitab Taurat, nabi-nabi, dan Mazmur. Lukas yang sangat menguasai Septuaginta hendak mengatakan bahwa misteri Paska merujuk keseluruhan kitab Perjanjian Lama (PL).
Selanjutnya dalam ayat 50-53 dinarasikan Yesus kemudian membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. 𝘋𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯-𝘕𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢. 𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘐𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢, 𝘐𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘴𝘶𝘳𝘨𝘢. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘫𝘶𝘥 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢-𝘕𝘺𝘢, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘬𝘢𝘤𝘪𝘵𝘢. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘉𝘢𝘪𝘵 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩.
Kata terangkat (𝘢𝘯𝘦𝘱𝘩𝘦𝘳𝘦𝘵𝘰) pada ayat 51 berbentuk pasif. Jadi, Yesus tidak naik sendiri, melainkan diangkat atau dinaikkan oleh Allah.
Satu ciri teologi Injil Lukas adalah kenaikan, dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi. Pada bagian akhir Injil Lukas kentara ketika Yesus mengajak murid-murid-Nya keluar dari Yerusalem ke Betania lalu naik ke surga. Surga di sini dari kata 𝘰𝘶𝘳𝘢𝘯𝘰𝘯 yang juga berarti langit. Dalam dunia cerita Injil Lukas Betania lebih tinggi daripada Yerusalem (Luk. 19:29), sedang Yerusalem lebih tinggi daripada Nazaret (Luk. 2:42).
Secara umum dalam dunia cerita Injil Lukas tempat atau wilayah pelayanan Yesus sebelum Ia menuju Yerusalem berada di posisi lebih rendah (Luk. 18:31; 19:28). Dari informasi dunia cerita ini dapat diperikan bahwa perjalanan hidup Yesus adalah perjalanan naik atau meninggi; dari Nazaret dan Galilea, naik ke Yerusalem, naik ke Betania di Bukit Zaitun, dan akhirnya terangkat ke surga.
Dalam babak akhir Injil Lukas Yesus hendak menjawab keraguan murid-murid-Nya. Narator menyampaikan kepada pembaca bahwa Yesus memberkati murid-murid-Nya dan kemudian terangkat ke surga. Mereka sekarang percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh sudah bangkit dan naik ke kediaman Bapa-Nya. Mereka juga mengerti bahwa Mesias harus menderita terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kemuliaan-Nya seperti nubuatan para nabi. Yesus yang memula pelayanan-Nya dari tempat yang paling rendah sampai akhirnya tiba di tempat tertinggi. Terus?
Jangan lupa dalam bacaan Yesus berkata, “𝘒𝘢𝘮𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪-𝘴𝘢𝘬𝘴𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘪.”. Penginjil Lukas hendak menyampaikan kepada kita, sebagai pembaca masa kini, untuk menjadi saksi dari kisah teologisnya. Kesaksian yang mana? 𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗶𝗻𝗶!
Menjadi saksi Kristus berarti menyaksikan semua karya pelayanan Kristus (dhi. kisah teologis Injil Lukas) dengan merefleksikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari. Orang Kristen bersaksi dengan berperangai laksana Kristus dalam berkarya, berbelarasa terhadap orang-orang marginal atau mereka yang disisihkan oleh masyarakat dengan segala alasannya seperti yang dikisahkan dalam Injil Lukas. Sebagai contoh, bagaimana menjadi orang kaya Kristen yang ideal? Di Injil Lukas ada kisah pertobatan Zakheus, yang tadinya memeras orang kemudian bertobat menjadi peduli kepada masyarakat miskin.
Jadi, kalau ada orang Kristen “bersaksi” bahwa ia menjadi kaya, terhindar dari kecelakaan maut, dan sejenisnya tentang kehidupan pribadinya yang didaku diberkati oleh Allah bukanlah bersaksi menurut Injil. Itu adalah cerita tentang dirinya sendiri yang doyong (𝘣𝘪𝘢𝘴𝘦𝘥) sehingga tidak dapat dijadikan ukuran untuk orang lain karena itu memang bukan maksud bersaksi menurut Injil.
Dalam pada itu di bagian awal Kis. istilah Kerajaan Allah muncul dua kali (Kis. 1:3 dan 6) sehingga menjadi tema dasar pada awal cerita. Kerajaan Allah dipandang dari matra ke-akan-an. Tema Kerajaan Allah didukung dengan rincian lain, yaitu awan yang menyertai Yesus naik ke surga dan yang akan menyertai Yesus turun pada kedatangan-Nya kembali (Kis. 1:9-11). Tema Kerajaan Allah secara tersirat dikuak pada bagian akhir Kis. bahwa Israel mengharapkan pemulihan Kerajaan Allah secara penuh (Kis. 28:20).
Dengan begitu berita di dalam Kis. apabila dibuat pembabakan:
▶ Awal: Kerajaan Allah.
▶ Tengah: Karya dan ajaran para rasul.
▶ Akhir: Kerajaan Allah.
Dalam narasi awal (Kis. 1:1-3) dikatakan bahwa Yesus selama 40 hari berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka (11 murid) tentang Kerajaan Allah. Pembaca yang sudah berprapaham kalender gerejawi jarak Hari Kebangkitan (Paska) ke Hari Kenaikan adalah 40 hari langsung memahami teks itu dengan Yesus-Paska berada di bumi selama 40 hari.
Angka 40 harus dipahami simbolik sebagai waktu tercukupkan. Yesus memersiapkan diri secara tercukupkan dengan menyendiri di gurun selama 40 hari. Umat Israel dididik oleh Allah selama 40 tahun di padang gurun. Demikian juga Yesus menyiapkan murid-murid-Nya dengan waktu tercukupkan sebelum Ia naik ke surga. Tafsir angka 40 sebagai simbol waktu tercukupkan diperkuat dengan Kis. 13:31 bahwa Yesus yang bangkit menampakkan diri selama beberapa hari. Lukas tidak lagi menyebut 40 hari.
Ada empat pokok pikiran berupa ramalan dalam bacaan Kis. 1:1-11:
▶ Para murid yang kemudian disebut rasul-rasul akan dibaptis dengan Roh Kudus.
▶ Kerajaan Allah akan dipulihkan, tetapi tentang waktunya hanya Allah yang menentukan.
▶ Para murid akan bersaksi di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ujung bumi.
▶ Yesus yang diangkat ke surga akan datang dengan cara yang sama.
Keempat ramalan itu saling berpautan. Yang kesatu tergenapi pada Hari Pentakosta (Kis. 2:3-4). Yang ketiga tergenapi bersaksi sampai ke ujung bumi, yaitu Roma. Rasul Paulus bersaksi sampai ke Roma dan narasi Kis. berakhir. Yang kedua dan keempat akan terjadi apabila Yesus datang kembali.
Pembaca modern tentu saja menolak Roma adalah ujung bumi. Akan tetapi dari sisi dunia cerita penulis Kis. menyebut 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘠𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘭𝘦𝘮 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘦 𝘶𝘫𝘶𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘮𝘪 di awal kisah mengakhiri ceritanya dengan keberhasilan Rasul Paulus mencapai Roma. 𝘔𝘪𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯 𝘢𝘤𝘤𝘰𝘮𝘱𝘭𝘪𝘴𝘩𝘦𝘥! Dengan demikian misi sudah berhasil mencapai ujung bumi, yaitu Roma. Tafsir ini diperkuat dengan melihat kerangka cerita Kis., linimasa pengabaran Injil:
▶ Berawal dari Yerusalem (Kis.1:1-8:3).
▶ Berlanjut ke Galilea dan Samaria (Kis. 8:4-11:18).
▶ Berakhir di Roma (Kis. 11:19-28:31), ujung bumi.
Hari Kenaikan Yesus Kristus hendaklah tidak dijadikan seremonial belaka. Dalam Kis. 1:11 disebutkan sesudah Yesus terangkat ke surga, tiba-tiba berdirilah dua orang berpakaian putih menegur para murid, “𝘏𝘢𝘪, 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘢𝘭𝘪𝘭𝘦𝘢, 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵?” Pertanyaan ini adalah teguran kepada Gereja bahwa Hari Kenaikan Yesus Kristus hendaklah dijadikan pengingat bahwa kita, Gereja, untuk segera menjadi saksi Kristus dengan berkarya nyata.
(29052025)(TUS)