Jumat, 25 April 2025

SUDUT PANDANG YOHANES 20:19-31, ๐™‹๐™š๐™ง๐™˜๐™–๐™ฎ๐™–, ๐™ข๐™š๐™จ๐™ ๐™ž ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ข๐™š๐™ก๐™ž๐™๐™–๐™ฉ, Serial Paska

SUDUT PANDANG  YOHANES 20:19-31, ๐™‹๐™š๐™ง๐™˜๐™–๐™ฎ๐™–, ๐™ข๐™š๐™จ๐™ ๐™ž ๐™ฉ๐™–๐™  ๐™ข๐™š๐™ก๐™ž๐™๐™–๐™ฉ, Serial Paska

Sesudah melewati masa Pra-Paska yang cukup panjang, lalu Trihari Suci, Minggu lalu umat Kristen menyambut Kebangkitan Kristus dengan penuh sukacita. Gereja menampung kegembiraan ini dalam masa raya Paska yang cukup panjang hingga puncaknya pada hari ke-50 yang disebut dengan Hari Pentakosta.

Dalam memberitakan kebangkitan Yesus keempat Kitab Injil menampilkan paradoks. Tubuh Yesus sebelum mati dan Yesus-Paska adalah sama sekaligus berbeda. Sama karena ciri fisikal persis seperti sebelumnya. Ada luka di lambung dan di tangan (serta makan-minum bersama dengan murid-murid-Nya). Berbeda karena Yesus-Paska tidak langsung dikenali oleh para murid dan dapat tiba-tiba hadir serta menghilang dari ruangan terkunci.

Meskipun sama-sama menampilkan paradoks, keempat Injil menyampaikan pesan yang berbeda. Setiap Injil ditulis diperuntukkan menjawab kegalauan jemaat masing-masing petulis Injil. Kita, umat Kristen saat ini, beruntung dapat membaca keempat Kitab Injil sekaligus sehingga dapat membandingkan pelbagai pergumulan di dalam jemaat mula-mula.

Injil Yohanes menjadi bacaan favorit orang Kristen karena memuat ayat “eksklusif” Yohanes 14:6. Padahal Injil Yohanes paling sukar ditafsir di antara keempat kitab Injil, karena corak sastranya berbeda dan pengarang Injil Yohanes lebih daripada satu orang. Injil Yohanes justru mau mengatakan bahwa iman otentik adalah hasil belajar mendalam, bukan percaya lantaran melihat mukjizat. Injil Yohanes mengecam orang-orang Kristen bermental ๐˜ค๐˜ฉ๐˜ช๐˜ญ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ฉ.

Hari ini adalah Minggu kedua Paska. Bacaan secara ekumenis diambil dari Injil Yohanes 20:19-31 yang didahului dengan Kisah Para Rasul 5:27-32, Mazmur 118:14-29, dan Wahyu 1:4-8.

Kisah penampakan Yesus-Paska pada pasal 20 dikelompokkan ke dalam dua babak:

▶ Babak kesatu (Yoh. 20:1-18): Yesus-Paska menampakkan diri kepada Maria Magdalena (MM).
▶ Babak kedua (Yoh. 20:19-31): Yesus-Paska menampakkan diri kepada murid-murid-Nya.

Bacaan Injil untuk Minggu ini adalah babak kedua penampakan Yesus-Paska menurut Injil Yohanes. Babak kedua mengisahkan Yesus yang sudah bangkit (selanjutnya saya sebut ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด-๐˜—๐˜ข๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข) menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Sebelum Yesus menampakkan diri, para murid berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci rapat. Mengapa dikunci rapat? Para murid dikatakan takut pada orang-orang Yahudi. Takut pada teror yang dilancarkan oleh pasukan Roma. Tentu ini sangat dipahami, karena beberapa hari sebelumnya Yesus, Pemimpin mereka, dihukum mati secara sadis. Suasana horor ini membuat para murid ketakutan jangan-jangan orang-orang Yahudi dan pasukan Roma segera menangkap para pengikut dekat Yesus. 

Tiba-tiba Yesus-Paska menampakkan diri di hadapan mereka dalam tempat yang terkunci rapat itu dan berkata, “๐˜‹๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ถ!” (ay. 19-20). Yesus kemudian menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Para murid sangat bersukacita ketika mereka melihat-Nya. Yesus berkata lagi, “๐˜‹๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜š๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ, ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด. ๐˜‘๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ, ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜‘๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข-๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช, ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช.” Saat itu Thomas tidak ada. (ay. 21-24)

Tomas yang juga disebut Didimus diperikan sebagai seorang melankolis oleh penafsir Perjanjian Baru. Ia menyendiri murung terpisah dari para koleganya. Ketika para koleganya ditemui oleh Yesus-Paska, mereka menyampaikan berita ini kepada Tomas. Akan tetapi Tomas tidak percaya sebelum ia melihat bekas luka paku di tangan Yesus dan mencucukkan jarinya ke lambung Yesus bekas tusukan tombak tentara Romawi. Delapan hari kemudian Yesus menampakkan diri kepada Tomas dan Ia menantang Tomas menyentuh luka-luka di tangan dan mencucukkan jari ke lambung bekas luka Yesus. Tomas bukannya menyentuh, melainkan berseru, “๐˜–๐˜ฉ, ๐˜›๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ถ!”. Kata Yesus kepada Tomas, “๐˜’๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ, ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ค๐˜ข๐˜บ๐˜ข. ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™—๐™–๐™๐™–๐™œ๐™ž๐™–๐™ก๐™–๐™ ๐™ข๐™š๐™ง๐™š๐™ ๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™ข๐™š๐™ก๐™ž๐™๐™–๐™ฉ, ๐™ฃ๐™–๐™ข๐™ช๐™ฃ ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™˜๐™–๐™ฎ๐™–.” (ay. 24-29)

Sebelum kita menyoal bacaan Minggu ini, kita melihat dulu latar belakang penulisan Injil Yohanes. Tidaklah jelas siapa petulis Injil Yohanes. Para ahli menduga kuat petulisnya dari Komunitas Yohanes pengikut Kristus. Pada mulanya Komunitas Yohanes mewartakan kepada orang-orang Yahudi di sinagog bahwa Yesus adalah Sang Mesias Yahudi yang dinantikan. Mesias yang lebih besar daripada Nabi Musa dan Elia. Kampanye mereka mereka semula berhasil sehingga banyak orang Yahudi beralih menjadi anggota Komunitas Yohanes. Akan tetapi para pemuka agama Yahudi tidak suka melihat keberhasilan kampanye Komunitas Yohanes.
 
Para elit Yahudi kemudian mengaji Kitab Suci atau ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ฉ guna membuktikan bahwa Yesus tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi Mesias Yahudi. Dalam pada itu mereka mengucilkan orang-orang Yahudi-Kristen Komunitas Yohanes dari sinagog. Komunitas Yohanes bereaksi dengan mengajukan pendakuan kristologis radikal yang menghancurkan seluruh bangunan Yudaisme. Akibatnya para pemuka Yahudi makin mengucilkan dan bahkan melakukan penganiayaan terhadap anggota Komunitas Yohanes. 

Penderitaan yang amat berat ini membuat mereka memandang orang-orang Yahudi yang menganiaya mereka sebagai keturunan iblis. Mereka mencari penguatan teologis untuk menolong dan menguatkan mereka bahwa Yesus itu ilahi, kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Saat Sang Firman ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ป๐˜ถ๐˜ญ menjadi Manusia, Ia ditolak oleh bangsa-Nya sendiri dan oleh dunia yang membenci-Nya. Para pengikut Yesus pun demikian. Mereka ditolak oleh dunia dan Yesus menjanjikan kepada mereka untuk sampai kepada Allah, Bapa-Nya, harus lewat diri-Nya (lih. Yoh. 14:6). 

Kembali ke bacaan Minggu ini kita melihat lokasi penampakan Yesus di babak kesatu dan babak kedua berbeda. Ketika Yesus-Paska menampakkan diri untuk kali pertama, Ia menampakkan diri di kubur kepada MM. MM hendak memegang Yesus, tetapi Yesus menolak karena Ia belum pergi kepada Bapa-Nya. Yesus memerintahkan MM agar pergi kepada para murid dan memberitahukan bahwa Ia pada saat itu (๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ dalam bacaan) akan pergi kepada Bapa-nya (Yoh. 20:17).
 
Pada babak kedua (bacaan Minggu ini, Yoh. 20:19-31) mengandaikan Yesus sudah pergi kepada Bapa-Nya. Penafsiran ini didukung oleh dua hal: 

(1)  Yesus sudah dapat memberikan Roh Kudus kepada para murid (ay. 22) dan 

(2) Yesus sudah boleh disentuh seperti yang dikatakan-Nya kepada Tomas (ay. 27). 

Bandingkan dengan Yohanes 1:33 … ๐˜‹๐˜ช๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ต๐˜ช๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด dan Yohanes 7:39 … ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฃ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ. Yesus juga memberi kuasa Roh Kudus kepada para murid agar mereka berkuasa untuk mengampuni dosa atau menyucikan orang (ay. 23). 

[๐˜๐˜ฏ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช๐˜ญ ๐˜ ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช๐˜ญ ๐˜“๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ด/๐˜’๐˜ช๐˜ด. ๐˜๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ช ๐˜๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช๐˜ญ ๐˜ ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ด: ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต, ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข, ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜•๐˜บ๐˜ข, ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด. ๐˜๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ช ๐˜๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช๐˜ญ ๐˜“๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ด/๐˜’๐˜ช๐˜ด.: ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต, ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข, ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜—๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ต๐˜ข.]

Ada dua ucapan penting Yesus dalam babak akhir ini:

▶ Dalam pertemuan kesatu (tanpa Tomas) Yesus berkata, “๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด. ๐˜‘๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ, ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜‘๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข-๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช, ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช.” (ay. 22-23). 
▶ Dalam pertemuan kedua (Tomas hadir) Yesus berkata, “๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ค๐˜ข๐˜บ๐˜ข.” (ay. 20:29)

Kedua ucapan penting itu sebenarnya ditujukan kepada jemaat petulis Injil Yohanes. Ucapan kesatu (ay. 23) dituliskan karena diduga ada konflik di dalam jemaat Yohanes. Mereka diingatkan untuk mengampuni atau menyucikan sesama warga komunitas. ๐˜š๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ di sana (ay. 23) adalah anggota kelompok yang bertobat dan mau kembali ke dalam Komunitas Yohanes. Mereka yang tidak mau bertobat dan tidak bergabung lagi dianggap ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข. Tampaknya ada anggota Komunitas Yohanes yang menyempal karena dipengaruhi oleh paham Gnostik yang menolak Yesus-Ragawi. Hal itu tampak dalam Surat Kedua Yohanes ayat 7 “๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฃ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ถ๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข, ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜’๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ถ๐˜ด  ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข. ๐˜๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ถ๐˜ด.“

Secara tekstual tema kasih di Injil Yohanes memang "terbatas". Yohanes 15:17 ๐˜๐˜ฏ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ-๐˜’๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ: ๐˜’๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ. Tidak ada perintah untuk mengasihi musuh. Hanya ada perintah untuk mengasihi sesama murid. Tidaklah berlebihan apabila diduga kuat di dalam Komunitas Yohanes itu ada konflik sehingga mungkin ada warga yang keluar. Jadi, orang yang perlu diampuni dosanya hanyalah mereka yang mau bergabung kembali. Komunitas Yohanes merupakan kelompok militan yang eksklusif dan banyak musuhnya.

Ucapan penting kedua (ay. 29) ditulis karena tampaknya ada anggota jemaat atau komunitas yang tidak berbahagia karena belum (pernah) melihat Yesus-Paska. Kemungkinan umat yang sudah melihat Yesus-Paska merasa lebih unggul daripada mereka yang belum pernah melihat. Petulis Injil Yohanes mengingatkan bahwa dasar kehidupan jemaat adalah percaya tanpa melihat bukti historis dan empiris. Dasar untuk memeroleh hidup adalah percaya. Hal itu ditegaskan lagi dalam penutup Injil Yohanes (ay. 30-31): ๐˜”๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜•๐˜บ๐˜ข, ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ค๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฃ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช, ๐™ฉ๐™š๐™ฉ๐™–๐™ฅ๐™ž ๐™จ๐™š๐™ข๐™ช๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™š๐™ง๐™˜๐™–๐™ฃ๐™ฉ๐™ช๐™ข ๐™™๐™ž ๐™จ๐™ž๐™ฃ๐™ž ๐™ฉ๐™š๐™ก๐™–๐™ ๐™™๐™ž๐™˜๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฉ, ๐™จ๐™ช๐™ฅ๐™–๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™–๐™ข๐™ช ๐™ฅ๐™š๐™ง๐™˜๐™–๐™ฎ๐™–, ๐™—๐™–๐™๐™ฌ๐™– ๐™”๐™š๐™จ๐™ช๐™จ๐™ก๐™–๐™ ๐™ˆ๐™š๐™จ๐™ž๐™–๐™จ, ๐˜ผ๐™ฃ๐™–๐™  ๐˜ผ๐™ก๐™ก๐™–๐™, ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™จ๐™ช๐™ฅ๐™–๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™–๐™ข๐™ช ๐™ค๐™ก๐™š๐™ ๐™ž๐™ข๐™–๐™ฃ๐™ข๐™ช ๐™ข๐™š๐™ข๐™š๐™ง๐™ค๐™ก๐™š๐™ ๐™๐™ž๐™™๐™ช๐™ฅ ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™ฃ๐™–๐™ข๐™–-๐™‰๐™ฎ๐™–.

 (2702025)(TUS)

Rabu, 23 April 2025

SUDUT PANDANG IBADAH SEJATI

SUDUT PANDANG IBADAH SEJATI

Misteri Paska (Mysterium Paschale) adalah puncak dan pusat perayaan liturgi. Dalam Perjamuan Kudus atau Ekaristi secara aklamasi umat menyatakan iman: kematian Kristus kita wartakan, kebangkitan Kristus kita rayakan, kedatangan Kristus kita nantikan. Dengan demikian gatra Ekaristi mencakup eskatologis bukan saja berpautan dengan kematian dan kebangkitan Yesus. Pada Jumat Agung Yesus baru masuk ke gatra sengsara atau kematian. Belum bangkit, apalagi parousia. Melayankan Perjamuan Kudus pada Jumat Agung adalah tidak tepat baik secara teologis maupun liturgis!

Sehari sebelum Jumat Agung adalah Kamis Putih, yang diindonesiakan dari Maundy Thursday. Mengapa tidak diindonesiakan menjadi Kamis Mandat? Mengapa Putih? Pada Kamis Putih dilayankan Liturgi Sabda, Upacara Pembasuhan Kaki, Perjamuan Kudus atau Ekaristi, dan Pemindahan Peralatan Sakramen. Warna liturgi putih. Sesudah perarakan pemindahan peralatan sakramen, altar diselubungi atau ditutupi dengan kain putih sehingga tampak polos tanpa ornamen apa pun. Penyelubungan dengan kain putih itu adalah simbol bahwa gereja tidak lagi melayankan sakramen sampai Sabtu Sunyi. Memang tak semua Gereja menyelubungi dengan kain putih, tetapi pada dasarnya altar dibuat kosong dari peralatan sakramen. Itu sebabnya disebut Kamis Putih.

Ada pendeta berkhotbah dengan lantang: ibadah sesungguhnya adalah ketika kalian keluar dari gereja dan melakukan perbuatan-perbuatan sehari-hari, bukan tampak baik saat beribadah di dalam gereja. Ucapan pendeta ini tampaknya baik dan bijak, tetapi sebenarnya ia tidak tahu apa-apa mengenai liturgi.

Dalam liturgi ada dua macam ibadah: selebrasi dan aksi. Ibadah selebrasi adalah berhimpun di rumah ibadah. Misal, kebaktian atau misa Minggu. Ibadah aksi adalah perbuatan-perbuatan atau praksis umat sehari-hari dalam rangka membawa misi dari ibadah selebrasi. Ibadah aksi adalah cerminan ibadah selebrasi. Jika ibadah selebrasinya amburadul, liturginya tidak mengajar, ya otomatis ibadah aksi turut kusut. Mau membawa misi apa dari ibadah selebrasi yang tidak mendidik?

Banyak Gereja (Protestan) merayakan Kamis Putih karena latah, ikut-ikutan. Pemimpin umatnya tidak memahami makna teologis dan liturgis Kamis Putih. Buktinya mereka melayankan Perjamuan Kudus pada Jumat Agung. Namanya juga ibadah selebrasi, pendeta-pendeta itu tak ubahnya para seleb yang sedang manggung disaksikan ratusan bahkan ribuan pasang mata umat yang seolah-olah para pemuja mereka. Mungkin para pendeta itu bisa belasan kali orgasme di mimbar dan di altar karena dipuja-puja oleh umat. Dibayar pulak! Nikmat apa lagi yang kau dustakan?

(24042025)(TUS)

Senin, 21 April 2025

SUDUT PANDANG P66 ADALAH MANUSKRIP INJIL TERTUA YANG MASIH ADA, YANG BERISI KESAKSIAN TENTANG KRISTUS YANG BANGKIT, Serial Paska

SUDUT PANDANG P66 ADALAH MANUSKRIP INJIL TERTUA YANG MASIH ADA, YANG BERISI KESAKSIAN TENTANG KRISTUS YANG BANGKIT, Serial Paska

Menurut penelitian terbaru, keempat Injil Kanonis ditulis antara tahun 45 dan 65 M. Naskah atau manuskrip Injil paling awal yang masih ada berasal dari abad kedua M. 

Papirus P52 adalah fragmen naskah Perjanjian Baru paling awal yang masih ada, sedangkan Papirus P66 (abad kedua atau ketiga) adalah naskah paling awal yang menyimpan bagian yang memberi kesaksian tentang Yesus yang bangkit (Yohanes 20:37-41). 

"P" adalah singkatan dari "papyri," yang merupakan naskah yang ditulis pada 'kertas' papirus. Papirus adalah tanaman mirip alang-alang yang dipotong-potong, disatukan, dan dikeringkan menjadi lembaran kertas.

Yohanes 20:37-41 menyebutkan:
Lalu Ia berkata kepada Tomas, "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, dan ulurkan tanganmu dan masukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya, melainkan percayalah." Tomas menjawab-Nya, "Ya Tuhanku dan Allahku!" Yesus berkata kepadanya, “Apakah engkau percaya karena engkau telah melihat Aku? Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
(22.04.2025)(TUS)

SUDUT PANDANG KARTINI, APAKAH PEREMPUAN HARUS DIAM? PADA SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT KORINTUS 14 :34 - 35

SUDUT PANDANG KARTINI, APAKAH PEREMPUAN HARUS DIAM? PADA SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT KORINTUS 14 :34 - 35

Sepanjang sejarah peradaban manusia, posisi perempuan dalam tatanan sosial dan keagamaan mengalami pasang surut yang dinamis. Salah satu isu sentral yang terus menjadi perdebatan adalah ide mengenai ketundukan perempuan terhadap laki-laki, baik dalam konteks domestik maupun publik, termasuk di dalam gereja. Tidak jarang ayat-ayat Alkitab menjadi bahan diskusi dan bahkan gugatan, terutama dari perspektif teologi feminis. Salah satu yang paling sering menjadi sorotan adalah I Korintus 14:34—35, secara eksplisit menyatakan bahwa "sama seperti dalam semua jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus diam dalam pertemuan jemaat". Apakah ini merupakan bentuk pembenaran teologis atas ketundukan perempuan? Ataukah konteksnyadari apa yang tanpak?

Korintus 14:34-35 TB2
"sama seperti dalam semua jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus diam dalam pertemuan jemaat. Sebab, mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus tunduk, seperti yang dikatakan oleh hukum Taurat. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab, tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan jemaat"
Teks ini seringkali dipandang sebagai pernbatasan mutlak terhadap partisipasi perempuan dalam gereja. Namun, penafsiran yang cermat terhadap teks ini rnenunjukkan adanya kompleksitas dalam penyampaian Paulus yang tidak bisa dilepaskan konteks budaya, sosial, dan bahkan struktur teks itu sendiri. Ada, setidaknya 3 pendekatan tafsir dalam hal ini :

1. Pandangan Tradisional tentang 1 Korintus 14:34—35: Apakah Teks ini Merupakan Pandangan Asli Paulus?

Teks I Korintus 14:34—35 mungkin lebih mencerminkan pengaturan praktis yang bertujuan untuk menjaga ketertiban dalam pertemuan jemaat bukan larangan mutlak terhadap peran perempuan dalam ibadah. Dalam hal ini, I Korintus 14:34—35 dapat dilihat sebaqai baqian dari pendekatan Paulus yang kontekstual terhadap peran perempuan dalam jemaat, yang bisa berbeda-beda tergantung pada situasi dan perkembangan zaman.

2. Pandangan Retoris: Paulus Mengutip Pandangan Jemaat Korintus untuk Dikritik

Dalam surat I Korintus sendiri, ia beberapa kali mengutip slogan atau pandangan populer yang beredar di kalangan jemaat untuk kemudian dibantah atau diberi makna baru dalam terang Injil. Dalam kasus—kasus tersebut, Paulus tidak serta-merta menyetujui slogan yang ia kutip, melainkan menggunakannya sebagai titik tolak untuk koreksi teologis.
Namun, berbeda dengan kutipan singkat sebelumnya, kutipan dalarn 1 Korintus 14:34—35 cukup panjang, sehingga tidak secara eksplisit ditandai sebagai kutipan dalam naskah Yunani asli. Hal ini menyebabkan tafsiran bahwa ayat-ayat ini adalah kutipan tetap bersifat spekulatif, meskipun didukung oleh sejumlah argumen kuat.

3. Pandangan Sisipan/interpolasi
Ayat ini Bukan dari Paulus

Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah variasi posisi ayat 34—35 dalam beberapa manuskrip kuno. Dalam sejumlah naskah, ayat ini tidak muncul setelah ayat 33 seperti dalam teks standar saat ini, tetapi dipindahkan ke setelah ayat 40. Gejala seperti ini merupakan salah satu indikasi umum dalam kajian tekstual bahwa bagian tersebut kemungkinan merupakan penambahan belakangan. Dalam kajian kritis teks, posisi yang berpindah seringkali menunjukkan bahwa suatu bagian belum menjadi bagian tetap dari naskah asli.

MAKNA KETUNDUKAN DALAM AYAT 34

Pernyataan bahwa perempuan "harus tunduk" -(hupotassรถ) pada ayat 34 juga perlu ditafsirkan hati-hati. Kata ini bukan berarti tunduk secara mutlak kepada suami, melainkan tunduk kepada tatanan ibadat yang hendak dijaga keteraturannya. Dengan demikian, perintah ini sejalan dengan prinsip bahwa segala sesuatu dalam jemaat harus dilakukan dengan tertib dan teratur (ayat 40). Membaca Korintus 14:34—35 secara harfiah dan tanpa konteks akan membawa pada pemahaman yang timpang tentang peran perempuan dalam gereja. Dalam konteks budaya patriarkal saat itu,
Paulus mungkin menyuarakan penyesuaian demi ketertiban dan kesaksian gereja. Namun, teks ini tidak dapat dipahami sebagai Iarangan mutlak terhadap perempuan berbicara atau melayani dalam gereja. Ketika ditempatkan dalam keseluruhan narasi Perjanjian Baru dan praktik Paulus sendiri, terlihat bahwa Paulus tidak anti perempuan, tetapi bergulat dg konteks sosial yanq kompleks.

BAGAIMANA DENGAN EMANSIPASI KARTINI

Demikian halnya dg Hari Kartini, Kita menghormati Kartini? Kita merayakan hari Kartini? Coba uji, apa yang kita tahu tentang Kartini. Apa yang kita pahami tentang emansipasi?
Kita menghormati Kartini, namun patut disayangkan bahwa kita menghormati Kartini secara keliru. Tiap tanggal 21
April kita bernyanyi lantang "lbu kita Kartini, putri sejati, putri Indonesia, harum namanya, pendekar kaumnya." Lalu bersoleklah kaum perempuan dengan sanggul, kain dan kebaya. Bersanggul dan berkain kebaya tentu bagus dan enak dipandang. Tetapi mengidentikkan Kartini dengan sanggul dan kain kebaya sungguh menyempitkan makna perjuangan Kartini. Busana seperti itu justru dikecam oleh Kartini sebagai kurungan feodalisme. Tulis Kartini, ”Mengapa perempuan dikekang dengan aturan harus berbusana begini begitu? Mana mungkin kita maju kalau main badminton pun harus bersanggul dan berkain kebaya?" Secara sinis ia menyebut ”Perempuan cantik bersuntingkan kembang cempaka layu pada kondenya.” Dalam bukunya berjudul Een Vergeten Uitboekje Kartini menulis simbolisme sarkastis, ”ayolah nona ayu, jangan nampak begitu sayu, mentari secumil itu takkan mengubah warna kulitmu... Apa pula gunanya payung kecil genit yang kau bawa-bawa itu? Kartini berobsesi memajukan perempuan bukan melalui busana dan upacara. Sama sekali bukan! Obsesi Kartini adalah memajukan kaum perempuan dengan buku, yaitu agar anak perempuan suka membaca buku! Kartini melihat teman-teman Belandanya di Jepara maju dan pandai karena banyak membaca. Oleh karena itu ia ingin agar para perempuan Indonesia juga suka dan banyak membaca. Kartini sendiri melahap ribuan novel dan esei di perpustakaan Jepara. Baik karya pengarang Belanda maupun karya pengarang Eropa Iainnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda. Buku favoritnya adalah De Kleine Johannes, Moderne Maagden, De Wapens Neergelegd, Hilda van Suylenburg, De Vrow en Sociaalisme, dan Max Havelaar.  Bagaimana cara Kartini meningkatkan minat baca kaum perempuan Indonesia? Kartini melakukannya dengan cara menulis sebanyak-banyaknya. Dalam hidupnya sesingkat 25 tahun ia menulis ratusan novel, reportase, puisi, esei, nota, dan surat. Semuanya dalam bahasa Belanda yang sempurna. Sungguh ironis bahwa kita mengaku menghormati Kartini namun tidak mengenal buku-bukunya. Yang kita kenal hanyalah "Habis Gelap Terbitlah Terang". Tapi itu pun hanya sebatas judulnya. Cobalah jujur bertanya, pernahkah kita membaca buku itu? Habis Gelap Terbitlah Terang, sebenarnya memuat hanya sebagian dari buku aslinya yang berjudul Door Duisternis tot Licht yang terbit tahun 1911, tujuh tahun setelah kematian Kartini. Isinya adalah 105 pucuk surat yang diedit dari ratusan surat pribadi kepada teman-temannya. Buku ini cepat meluas di Belanda karena simpati masyarakat pada cita-cita Kartini. Penyebaran buku ini dibiayai oleh banyak Gereja, yayasan, dan juga sumbangan dari ratu kerajaan. Hasil penjualan itu dipergunakan untuk membangun sekolah-sekolah Kartini di Indonesia? Buku ini pun diterbitkan di Amerika, Rusia, Spanyol, dan Tiongkok. Judul "Habis Gelap Terbitlah Terang" dipetik dari lagu Gereja Belanda "Daar is uit's werelds duistere wolken een licht der lichten opgegaan" (ZB 593).  Kartini adalah pendekar, pejuang emansipasi. Tapi ia bukan pendekar busana, melainkan pendekar sastra. Perjuangannya bukanlah agar perempuan suka berkain kebaya, melainkan suka membaca.
(21.04.2025)(TUS)





Minggu, 20 April 2025

SUDUT PANDANG ๐—Ÿ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ-๐—น๐—ถ๐—ธ๐˜‚ ๐—ฃ๐—ฎ๐˜€๐—ธ๐—ฎ: ๐—”๐—ฝ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ต ๐—ฌ๐—ฒ๐˜€๐˜‚๐˜€ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ถ๐˜?Serial Paska



SUDUT PANDANG ๐—Ÿ๐—ถ๐—ธ๐—ฎ-๐—น๐—ถ๐—ธ๐˜‚ ๐—ฃ๐—ฎ๐˜€๐—ธ๐—ฎ: ๐—”๐—ฝ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ต ๐—ฌ๐—ฒ๐˜€๐˜‚๐˜€ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ถ๐˜?Serial Paska

Tidak ada hari raya Kristen yang lebih besar daripada Paska. Jantung iman Kristen terletak pada Paska. Hari Raya Paska menjadi titik berangkat hari-hari raya lain. Tidak ada Paska berarti tidak ada kekristenan. Umat Kristen pergi ke kebaktian atau misa Minggu karena pada dasarnya merayakan Paska, kebangkitan Kristus.

Pada Jumat Agung kemarin saya menjelaskan kematian Yesus adalah faktual-historis. Bagaimana dengan kebangkitan Yesus? Apakah ini merupakan faktual-historis? Di sinilah peliknya.

Belum ditemukan sumber-sumber sejarah otentik mengenai kebangkitan Yesus di luar kekristenan. Satu-satunya sumber mengenai kebangkitan adalah dokumen Perjanjian Baru (PB). Walau PB bukan dokumen sejarah, namun teks-teks itu dapat dikaji (satu di antaranya) melalui kritik naratif. Tentu saja teks dibaca dikaitkan dengan kehidupan sosio-politik yang mengitari teks itu.

Dunia sastra saat itu memahami gagasan bahwa orang baik dan bijaksana yang sudah membawa perubahan besar banyak orang akan dibinasakan oleh musuh-musuhnya. Namun Allah tidak akan tinggal diam. Allah akan membangkitan orang yang tidak berdosa itu. Dengan latar belakang itu dapatlah dipahami berita tentang kebangkitan Yesus dalam keempat Injil itu dimaksudkan untuk menyatakan bahwa Yesus adalah korban yang dibenarkan oleh Allah, dibela oleh Allah, dan Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Allah telah menggagalkan kekejian para pembenci Yesus. 

[๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฃ ๐˜—๐˜‰ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ง. ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ. ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช. ๐˜ˆ๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ซ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช. ๐˜š๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜—๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ต๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ช๐˜ฌ, ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ด๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข-๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ-๐˜•๐˜บ๐˜ข ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข-๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข.]

Berita pokok itulah yang hendak disampaikan atau dideklarasikan oleh para petulis PB. Siapa aktor utama? Allah Sang Aktor. Allah mengalahkan maut dan membenarkan Yesus yang tidak bersalah itu.
Kebangkitan yang dimaksud oleh petulis PB bukanlah menghidupkan jenazah yang sudah mati (๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด๐˜ค๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฐ๐˜ฏ). Kebangkitan yang ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด๐˜ค๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฐ๐˜ฏ merupakan menghidupkan (sementara) orang mati seperti yang biasa dilakukan oleh kedokteran modern dengan alat-kejut jantung. Dalam Injil bisa dibaca mengenai kisah Yesus membangkitkan Lazarus dari kubur.

Persoalan timbul ketika terjadi ketidakpanggahan (๐˜ช๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ด๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜บ) penulisan mengenai perjumpaan murid-murid atau pengikut dengan Yesus yang dibangkitkan (selanjutnya saya sebut Yesus-Paska). Maksud saya kisah di kitab yang satu berbeda dengan kitab lainnya sehingga ada ketidakpanggahan dan tidak kronologis. Berbeda halnya dengan berita kematian Yesus yang kesemuanya sama yaitu Yesus mati di kayu salib yang memang saat itu merupakan berita umum di luar teks Alkitab.

Para pakar sejarah PB berpendapat terjadinya ketidakpanggahan itu membuktikan tidak adanya konspirasi, tidak ada rekaan, tidak ada kebohongan. PB mengisahkan pengalaman iman individu-individu yang historis, pengalaman sejarah berjumpa dengan Yesus-Paska. 

Pada masa itu pengalaman bertemu dengan orang-orang yang sudah mati merupakan hal lazim. Dikisahkan dalam PB Yesus-Paska berjalan ke Emaus menemani dua orang pengikut Yesus. Setibanya di rumah mereka mengajak “orang asing itu” mampir. Ketika akan santap malam mereka baru menyadari bahwa itu Yesus dan kemudian menghilang. Dikisahkan juga para murid berkumpul di ruangan tertutup karena ketakutan diburu oleh para pemuka agama Yahudi yang berkonspirasi dengan tentara Romawi. Tiba-tiba Yesus nongol hadir di tengah-tengah mereka dan menunjukkan bekas luka paku di tangan Yesus. 

Kisah itu mau menyampaikan bahwa Yesus bangkit (๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ณ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ต๐˜ช๐˜ฐ๐˜ฏ), bukan seperti jenazah yang dihidupkan (๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด๐˜ค๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฐ๐˜ฏ). Jika Yesus dihidupkan seperti itu, maka sulit untuk menerima Yesus masuk ke dalam ruangan tertutup tanpa melewati pintu atau tiba-tiba menghilang dari pandangan pengikut-pengikut Yesus. Akan tetapi dikisahkan juga Yesus-Paska bersantap bersama dengan murid-murid di tepian Danau Tiberias. Sudah barang tentu ikan bakar yang lezat adalah menu utamanya.

Kepelikan kisah-kisah di atas merupakan paradoks. Sisi satu Yesus bisa muncul dan menghilang seketika, sisi lainnya Yesus menunjukkan tanda fisikal berupa bekas luka tusukan paku salib dan makan-minum bersama dengan para murid. Petulis PB dengan segala keterbatasannya mau menyampaikan secara paradoks bahwa tubuh Yesus-Paska adalah rohaniah sekaligus alamiah. Demikian juga tubuh Yesus sebelum kematian sama sekaligus berbeda dari tubuh Yesus-Paska. Sama ditunjukkan dengan luka di tangan dan di lambung; Berbeda ditunjukkan dengan murid-murid Yesus tidak langsung mengenal Yesus-Paska. Bahasa Jawanya ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ.

Teks-teks PB yang memberitakan Yesus yang makan dan minum serta menghilang lagi itu merupakan metafor-metafor yang mau menyampaikan, dan mengundang para pembaca serta pendengarnya untuk mengalami berita bahwa Yesus itu, sekalipun sudah mati disalibkan, dibangkitkan (๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ด๐˜ตe๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช), dan terus hadir seutuhnya di antara para murid, yakni mereka yang memercayai Yesus. Yesus itu tetap peduli dan berbelarasa kepada mereka.

๐˜’๐˜ฐ๐˜ฌ metafor? Jangan merendahkan metafor! Ajaran-ajaran Yesus banyak berupa parabel-parabel yang merupakan metafor yang memberdayakan, membebaskan, dan memanusiakan manusia. Alkitab juga penuh dengan metafor. Allah lebih besar daripada Alkitab. Allah dapat berfirman lewat apa saja termasuk metafor-metafor.

Metafor kebangkitan itu bukan dongeng, melainkan wacana untuk mengungkapkan realitas yang utuh tanpa memisahkan (apalagi memertentangkan!) hal yang subjektif dan objektif. Dalam metafor selalu ada yang kena dan yang tidak kena. Misal, Allah adalah Gunung Batuku. Secara literal Allah bukanlah gunung batu. Jadi, gunung batu ini tidak kena pada Allah. Namun, bagi orang beriman mengalami berlindung di balik gunung batu mereka merasa sangat aman. Gunung batu ini kena pada orang beriman yang berlindung pada Allah.

Metafor Yesus adalah Gembala yang baik bukan berarti Yesus tidak ada. Demikian juga halnya metafor kebangkitan Yesus bukan berarti tidak ada kebangkitan. Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa sejarah yang dilakukan Allah pada diri Yesus, bukan pada diri jemaat di dalam narasi PB. Setelah itu apakah orang memercayainya atau tidak memercayainya, hal ini merupakan suatu reaksi atau tanggapan iman terhadap peristiwa Allah membangkitkan Yesus itu. 

[Untuk itulah saya pernah mengatakan bahwa orang Kristen dewasa tak membutuhkan bukti historis dan empiris atas kebangkitan Yesus. Hanya orang Kristen ๐˜ค๐˜ฉ๐˜ช๐˜ญ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ฉ, kolokan, fundamentalis yang mau menelan ๐˜ฑ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ฐ-๐˜ด๐˜ค๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ kebangkitan Yesus sebagai bukti historis dan empiris.]

Metafor-metafor kebangkitan merupakan wacana yang disampaikan untuk mengundang pembaca atau pendengar mengalami realitas kehadiran seutuhnya (spiritual sekaligus fisikal) Yesus-Paska di dalam dunia ini tanpa batas ruang dan waktu: di dalam rumah, di ruang ICU rumah sakit, di kantor, di istana presiden, di dalam makanan, nasi, batagor, pempek, tempe, tahu, petรฉ, pecel, gudhรชg, wรฉdhang rondรฉ, dlsb. yang kita peroleh setiap hari sehingga kita berterimakasih, dan di dalam perjuangan orang-orang tertindas yang berseru kepada Yesus.

Meskipun demikian kehadiran Yesus-Paska di tengah-tengah para murid seperti pedang bermata-dua. Tulisan-tulisan dalam PB yang memuat perjumpaan dengan Yesus-Paska menjadi propaganda politik dan kuasa. Perjumpaan dengan Yesus-Paska menambah wibawa dan kuasa para murid. Para murid bertarung siapa yang paling berpengaruh. Paulus yang bukan murid langsung Yesus mendaku berjumpa dengan Yesus-Paska. Ia bertarung dengan Kefas alias Petrus berebut kewibawaan spiritual sampai-sampai ia mengecam Petrus orang munafik (Gal. 2:11-14). Padahal keempat Injil kanonik mengatakan bahwa orang pertama yang mendapat kabar sekaligus mengabarkan kebangkitan Yesus adalah kaum perempuan, bukan kaum laki-laki. 

Di Indonesia masa kini juga kita kerap melihat banyak penginjil atau pendeta mengisahkan bahwa mereka sudah berjumpa dengan Yesus secara pribadi. Untuk apa mereka menyampaikan “perjumpaan” mereka? Untuk apa lagi kalau bukan untuk menambah wibawa! Dengan begitu bisnis agama mereka menjadi laris.

(20042025)(TUS)

Sabtu, 19 April 2025

SUDUT PANDANG KITAB THOMAS

SUDUT PANDANG KITAB THOMAS

Kitab Tomas itu termasuk kitab apokrif yang tidak lolos seleksi kanonisasi.
Apa itu kanonisasi? Itu adalah penentuan kitab-kitab yang diakui oleh gereja.
Penentuan ini butuh proses panjang yang melibatkan doa, debat, dan mungkin juga kopi yang banyak.

Sejak abad pertama, gereja-gereja lokal sudah punya teks favorit yang mereka baca dalam ibadah. Empat Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) cepet banget jadi superstar karena dianggap autentik dan punya hubungan langsung sama rasul-rasul.
Setelah itu muncul berbagai tulisan yang diklaim sebagai kitab suci. Itu sebabnya gereja lalu membuat kriteria seleksi buat teks yang mau masuk kanon kitab suci:
1. Apostolik: Kitab itu ditulis atau punya koneksi sama rasul.
2. Ortodoks: Nggak boleh ngelantur dari ajaran inti Kristen.
3. Penggunaan Umum: Harus sudah dipakai luas di gereja-gereja.
4. Inspirasi Ilahi: Harus dianggap diilhamkan oleh Roh Kudus (ini bagian yang bikin orang awam bingung, tapi intinya: “teks ini beneran dari Tuhan, nggak sih?”).

Proses kanonisasi melibatkan banyak diskusi panas di antara para uskup. Konsili-konsili gereja, kayak Konsili Nicea (325 M) atau Konsili Kartago (397 M), jadi tempat buat nentuin mana teks yang approved. Meski nggak ada “voting” resmi kayak di DPR, mereka sepakat berdasarkan tradisi, doa, dan konsensus.

Pada abad ke-4, daftar kitab yang sekarang kita kenal sebagai Perjanjian Baru mulai “locked”. Kitab-kitab kayak Tomas, Injil Maria, atau Injil Yudas dianggap nggak memenuhi syarat dan dikick dari daftar. Gereja bilang, “Sorry, kalian tidak lolos audisi.”

Mengapa kitab Tomas tidak lolos audisi kanonisasi. Alasan paling mencolok karena isi kitab Tomas cuma teks gnostik yang pengen numpang tenar (gagal di kriteria 2).  Dia juga gagal masuk kanon karena telat muncul (kriteria 3), nggak punya koneksi apostolik (kriteria 1), terlalu edgy buat gereja awal (kriteria 4), dan nggak punya fanbase yang solid (kriteria 3). Proses kanonisasi sendiri kayak audisi ketat yang cuma nerima teks dengan kredibilitas tinggi, bukan yang cuma numpang hype. 
Jadi, lain kali ada yang bilang Kitab Tomas itu Injil, kasih tahu: “Bro, itu cuma fanfiction versi abad kedua!” ๐Ÿ˜Ž
(19042025)(TUS)

SUDUT PANDANG MENGAPA CATATAN WAKTU (JAM) PENYALIBAN YESUS BERBEDA DALAM INJIL-INJIL KANONIS?

SUDUT PANDANG MENGAPA CATATAN WAKTU (JAM) PENYALIBAN YESUS BERBEDA DALAM INJIL-INJIL KANONIS? 

Jawaban sederhana untuk pertanyaan ini adalah Matius, Markus, dan Lukas menggunakan sistem penandaan waktu Yahudi, sedangkan Yohanes menggunakan sistem waktu Romawi. Mengetahui hal ini, kita dapat menyusun garis waktu yang lebih lengkap dan akurat tentang penyaliban Yesus.

Dengan menggunakan sistem waktu Yahudi, Markus berkata, “Mereka menyalibkan Yesus, lalu membagi pakaian-Nya di antara mereka dengan membuang undi untuk menentukan bagian masing-masing. Ketika mereka menyalibkan Dia, waktu itu sudah pukul sembilan pagi [bahasa Yunani, tritos: jam ketiga (AYT, MILT)].” (Markus 15:24–25 TB, TL, BIMK). Menurut catatan Markus, penyaliban Kristus dimulai pada pukul 9:00 pagi. 

Dengan menggunakan sistem waktu Yahudi, Matius berkata bahwa “mulai dari pukul dua belas tengah hari [bahasa Yunani, hektos: jam keenam (AYT, MILT)] kegelapan meliputi seluruh tanah itu sampai pukul tiga petang [bahasa Yunani: ennatos: jam kesembilan (AYT, MILT)]” (Matius 27:45 TL, TB, BIMK). Kegelapan berlangsung dari pukul 12:00 siang hingga pukul 3:00 petang. Itulah tiga jam terakhir penyaliban Yesus. Di akhir waktu itu, “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya” (Matius 27:50). Setelah itu seorang prajurit Romawi memastikan kematian Yesus (Yohanes 19:34), dan jenazah-Nya diturunkan. Jadi, Yesus digantung dan disalibkan dari sekitar pukul 9:00 pagi hingga pukul 3:00 sore, totalnya enam jam. 

Yohanes menambahkan perincian bahwa pengadilan Yesus di hadapan Pontius Pilatus berlangsung, menurut waktu Romawi, “kira-kira pukul dua belas [bahasa Yunani, hektos: jam keenam (AYT, MILT)].” (Yohanes 19:14 TB, TL, BIMK). Karena orang Romawi mulai menghitung jam mereka pada tengah malam, “jam keenam” merujuk pada pukul 6:00 pagi. 

Jadi, dengan menggunakan sistem Romawi: “kira-kira jam keenam” = sekitar pukul 6:00 pagi. Yesus dijatuhi hukuman oleh Pilatus. Kemudian, dengan menggunakan sistem Yahudi: “jam ketiga” = 9:00 pagi penyaliban dimulai, “jam keenam” = 12:00 siang kegelapan mulai, dan “jam kesembilan” = 3:00 sore Yesus mati. Jika digabungkan, pengadilan Yesus berakhir sekitar pukul 6:00 pagi,  Penyaliban-Nya dimulai sekitar tiga jam kemudian, dan Ia mati sekitar enam jam setelah itu.

(19042025)(TUS)

Jumat, 18 April 2025

SUDUT PANDANG LUKAS 24: 1 - 12, ๐™„๐™– ๐™จ๐™ช๐™™๐™–๐™ ๐™—๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ ๐™ž๐™ฉ! ๐˜Š๐˜ฉ๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ฐ๐˜ด ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ต๐˜ช!

SUDUT PANDANG LUKAS 24: 1 - 12,  ๐™„๐™– ๐™จ๐™ช๐™™๐™–๐™ ๐™—๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ ๐™ž๐™ฉ! ๐˜Š๐˜ฉ๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ฐ๐˜ด ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ต๐˜ช!


Dalam Jumat Agung yang lalu tersebutkan kematian Yesus adalah fakta sejarah objektif. Yesus adalah tokoh historis. Namun, kebangkitan Yesus adalah peristiwa iman atau pengalaman iman. Yesus dalam studi sejarah disebut Yesus-historis, sedang Yesus dalam Alkitab disebut Yesus-iman. Yesus-iman dibangun oleh para petulis kitab-kitab Perjanjian Baru (PB) lewat teropong Perjanjian Lama (PL) dan tradisi. Untuk itulah kisah kebangkitan Yesus di Alkitab berbeda-beda karena berangkat dari pengalaman iman para petulis yang berbeda-beda pula.

Orang Kristen dewasa tidak membutuhkan bukti historis dan empiris atas kebangkitan Yesus. Hanya orang Kristen ๐˜ค๐˜ฉ๐˜ช๐˜ญ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ฉ, kolokan, fundamentalis yang mau menelan ๐˜ฑ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ฐ-๐˜ด๐˜ค๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ kebangkitan Yesus sebagai bukti historis dan empiris.

Hari ini adalah Minggu Paska. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 24:1-12 yang didahului dengan Yesaya 65:17-25, Mazmur 118:1-2, 14-24, dan Kisah Para Rasul 10:34-43.

Perikop bacaan Minggu Paska ini diberi judul oleh LAI ๐˜’๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด. Kitab Injil Lukas (dan Kis.) menyajikan kisah kebangkitan Yesus lebih bervariasi ketimbang kisah kebangkitan di Injil Markus, Matius, dan Yohanes. Namun, secara geografis Lukas lebih berpumpun pada Kota Yerusalem. Bagi Lukas Yerusalem menjadi pusat penampakan Yesus-Paska, tempat peneguhan, dan perutusan Gereja. Lukas menghapus cerita tentang Yesus-Paska menyuruh para murid menemui-Nya di Galilea. Justru sebaliknya para murid dilarang meninggalkan Kota Yerusalem. Secara cermat dan dalam citarasa sastra yang tinggi Lukas hendak mengundang para pembaca Injilnya untuk mengingat kembali karya Yesus di bumi. 

๐˜—๐˜ข๐˜จ๐˜ช-๐˜ฑ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ณ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฉ-๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ. (ay. 1) ๐˜”๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ณ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ, (ay. 2) ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ด๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ป๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด. (ay. 3)

Siapakah mereka di ayat 1? Nama-nama mereka akan disebut di ayat 10. Mereka adalah orang-orang Galilea yang mengikuti Perjalanan Yesus ke Yerusalem (lih. Luk. 23:56). Tujuan kunjungan mereka ke kubur Yesus tak lain dan tak bukan untuk merempahi jenazah Yesus yang tak sempat dilakukan sebelumnya karena hari Sabat hampir dimula.

Lukas tidak menjelaskan adegan penggulingan batu penutup kubur dan pelakunya. Namun, hanya  Injil Lukas yang menyebut secara gamblang ๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ป๐˜ข๐˜ฉ (๐˜ดo๐˜ฎ๐˜ข) Yesus. Lukas akan mengulangi lagi menyebut kata itu di ayat 23 dan 24. Lukas memberi tekanan khusus pada kebangkitan ragawi bagi pembaca Injilnya yang berlatar pemikiran Grika (bdk. ay. 39-43).

๐˜š๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ-๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ, ๐˜ต๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข-๐˜ต๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช-๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ-๐˜ฌ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ. (ay. 4) ๐˜”๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข, ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข, “๐˜”๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜‹๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ช? (ay. 5) ๐˜๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช, ๐˜๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต. ๐˜๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ-๐˜•๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜Ž๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ข, (ay. 6) ๐˜บ๐˜ข๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜”๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ-๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜จ๐˜ข.” (ay. 7) ๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ. (ay. 8)

Dalam Injil Markus dan Matius para perempuan itu bingung karena perkataan laki-laki di dalam gua kubur Yesus, tetapi dalam Injil Lukas kebingungan mereka dipautkan dengan kubur kosong. Dua laki-laki itu yang menampakkan diri kepada para perempuan itu belakangan disebut sebagai malaikat (lih. ay. 23).

Seperti pada umumnya dalam kisah-kisah manusia menghadapi manifestasi surgawi reaksinya adalah ketakutan. Demikian juga halnya para perempuan itu. Mereka ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข yang diterjemahkan dari ๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฐ๐˜ถ๐˜ดo๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ดo๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ด ๐˜ตe๐˜ฏ ๐˜จe๐˜ฏ yang berarti literal ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฉ. Ungkapan ini hanya ada di Injil Lukas.

Tema yang diangkat oleh kedua laki-laki itu adalah tentang ๐—ต๐—ถ๐—ฑ๐˜‚๐—ฝ ๐˜”๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜‹๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ช? Mereka menegur para perempuan itu tidak mengenal Yesus dengan baik. Kalau mereka mengenal Yesus, para perempuan itu tidak mencari Yesus yang hidup di antara orang mati. Padahal Yesus sudah mengatakan kepada para pengikut-Nya sewaktu di Galilea ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ˆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜”๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ-๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜จ๐˜ข.

Inilah ciri khas Lukas yang menolong pembaca dengan mengingatkan lewat cara serupa entah akan nubuat Yesus di ayat 6-7 ini, lalu nanti akan nubuat kitab-kitab suci (ay. 25-27), atau akan kedua-duanya (ay. 44-46). Lukas sangat menekankan peran penting nubuat-nubuat Yesus saat di Galilea untuk memunculkan iman akan kebangkitan-Nya (lih. Luk. 9:22, 44; 18:33).

Kata ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต (ay. 7) adalah kata kerja pasif ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ (๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ด๐˜ตe๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช). Siapa yang membangkitkan Yesus? Allah. Yesus tidak bangkit sendiri. Secara gamblang Lukas menulisnya lagi di Kis. 2:32 ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ... . [Ada pendeta yang menyebut bahwa Yesus bangkit sendiri. Saya menolak pendapat ini. Apabila Yesus bangkit sendiri, maka kematian Yesus adalah pura-pura dan keselamatan yang ditawarkan-Nya juga pura-pura.]

๐˜š๐˜ฆ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ณ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ด ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ถ๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ. (๐˜ข๐˜บ. 9) ๐˜—๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ-๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜”๐˜ข๐˜จ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข, ๐˜ ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข, ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ ๐˜ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ด, ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข. (๐˜ข๐˜บ. 10) ๐˜•๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ, ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข (kesebelas rasul) ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ-๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ-๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฐ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ค๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ-๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ. (ay. 11).

Dalam Injil Markus dan Matius malaikat memberi perintah kepada perempuan-perempuan itu untuk menyampaikan berita kebangkitan Yesus kepada rasul-rasul. Markus menceritakan bahwa para perempuan itu menjadi ketakutan sehingga tidak mengatakan apa pun kepada siapa pun. Matius berbeda dari Markus, para perempuan itu bersukacita, lalu menceritakan semuanya sesuai perintah malaikat.

Lukas berbeda dari Markus dan Matius. Memang sebelumnya para perempuan itu takut ketika melihat kedua malaikat di dalam gua kubur Yesus. Namun, sesudah malaikat itu menyampaikan kabar gembira, Lukas tidak melukiskan perasaan mereka, tetapi lebih menonjolkan para perempuan itu percaya. Bukti mereka percaya adalah ๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ (ay. 8) dan ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ด ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ถ๐˜ญ (ay. 9).

Lukas mengukuhkan keandalan informasi yang disampaikan itu dengan menyebut nama-nama perempuan tersebut: Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu Yakobus, dan perempuan lain yang bersama dengan mereka. Mereka adalah perempuan dari Galilea yang mengikuti Perjalanan Yesus ke Yerusalem. Mereka sangat mengenal Yesus. Maria dari Magdala, perempuan yang dibebaskan Yesus dari tujuh roh jahat (Luk. 8:2). Yohana, bendahara Herodes, turut melayani Yesus dalam rombongan (Luk. 8:3). Maria ibu Yakobus tampaknya Lukas merujuk Injil Markus yang lebih tua (lih. Mrk. 6:3). Para perempuan itu sangat mengenal Yesus. Mereka saksi-saksi tepercaya.

Ciri khas Lukas tidak menyebut nama-nama secara lengkap untuk mengundang pembaca terlibat langsung dalam kisahnya dengan memasukkan nama sendiri. Tafsir ini dikuatkan dengan kisah Perjalanan ke Emaus. Dalam episode itu hanya nama Kleopas yang disebut, sedang satu murid lagi seperti sengaja tak disebut. Sebelumnya dalam kisah penangkapan ikan di Danau Genesaret Lukas tidak menyebut nama Andreas, saudara Petrus (Luk. 5:1-11).

Kaum laki-laki selalu merasa lebih hebat daripada perempuan. Sikap ini juga menghinggapi para rasul. Mereka meremehkan kesaksian para perempuan itu dengan menilai mereka mengigau (๐˜ญe๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ด). Padahal sebelumnya para rasul ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ Yesus dan bahkan ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ Yesus itu (lih. Luk. 9:44-45). Sekarang pun mereka menyangsikan kesaksian perempuan-perempuan itu.

๐˜š๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜—๐˜ฆ๐˜ต๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ, ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ณ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ. ๐˜’๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ, ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ง๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข. ๐˜“๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข-๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช. (ay. 12)

Reaksi Petrus sedikit berbeda dari rasul-rasul lainnya. Tidak begitu jelas alasan Petrus pergi ke kubur Yesus: apakah ia sedikit lebih terbuka terhadap informasi para perempuan itu ataukah ia merasa paling bersalah tidak mampu membela Yesus? Ia menemukan hanya kain kafan di dalam kubur. Andaikata mayat Yesus dicuri mengapa kain kafan Yesus dilepas dan ditinggalkan di dalam kubur? Begitu kira-kira kecamuk di dalam hati Petrus. Berbeda dari para perempuan itu, Petrus sama sekali tidak disebut merefleksi ucapan-ucapan Yesus sebelumnya. Jadi, dapat diduga sampai ayat 12 Petrus masih belum percaya dan belum menerima kebangkitan Yesus.

Dari perikop ini kita bisa melihat kontras yang disajikan oleh Lukas: kaum marginal yang diwakili kaum perempuan dan kaum elit yang diwakili oleh sebelas rasul. Secara ironis Lukas menampilkan kaum marginal sebagai pembawa berita kebangkitan Yesus. Mirip di awal Injil Lukas menyajikan kaum marginal, kawanan gembala, sebagai saksi kelahiran Yesus. Lukas memang memberi perhatian istimewa kepada kaum marginal di Injilnya. Namun, kesaksian kaum perempuan diragukan oleh para rasul. Kaum elit meremehkan kaum marginal.

Demikian halnya terjadi pada Gereja, terutama Gereja mapan. Para elit Gereja selalu menempatkan diri di pihak yang serbatahu dan kerap menutup telinga dari suara umat. Padahal umat justru berhadapan langsung dengan kehidupan nyata dan sangat akrab dengan ๐˜’๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ ๐˜‰๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ.

 (20042025)(TUS)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...