Kamis, 31 Agustus 2023

饾樇饾櫏饾櫀 饾櫊饾櫀饾櫓饾櫀饾櫌饾櫔? Bukan jawaban dogmatik, bukan jawaban legalistik, 饾様饾槮饾槸饾樁饾槼饾樁饾樀 饾槵饾槩饾槷饾樁, 饾槾饾槳饾槩饾槺饾槩饾槵饾槩饾槱 饾槇饾槵饾樁 饾槳饾槸饾槳?”, SERIAL SUDUT PANDANG (Injil Matius 16:13-20)



饾樇饾櫏饾櫀 饾櫊饾櫀饾櫓饾櫀饾櫌饾櫔? Bukan jawaban dogmatik, bukan jawaban legalistik, 饾様饾槮饾槸饾樁饾槼饾樁饾樀 饾槵饾槩饾槷饾樁, 饾槾饾槳饾槩饾槺饾槩饾槵饾槩饾槱 饾槇饾槵饾樁 饾槳饾槸饾槳?”, SERIAL SUDUT PANDANG (Injil Matius 16:13-20)

Setelah Yesus tiba di Danau Toba, Ia bertanya kepada Soekarno, “饾様饾槮饾槸饾樁饾槼饾樁饾樀 饾槵饾槩饾槷饾樁, 饾槾饾槳饾槩饾槺饾槩饾槵饾槩饾槱 饾槇饾槵饾樁 饾槳饾槸饾槳?” Soekarno menjawab, “饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槩饾槬饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槡饾槩饾槸饾槰 饾槞饾槮饾樂饾槹饾槶饾樁饾槾饾槳饾槹饾槸饾槩饾槼饾槳饾槾 饾槫饾槳饾槸饾樀饾槩 饾槬饾槩饾槷饾槩饾槳.” Yesus berkata, “饾槇饾槵饾樁 饾槩饾槬饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槰饾槮饾槷饾槪饾槩饾槶饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槪饾槩饾槳饾槵.” Soekarno menanggapi, “饾槈饾樁饾槵饾槩饾槸, 饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槩饾槬饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槰饾槮饾槷饾槪饾槩饾槶饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾樀饾槮饾槼饾槪饾槩饾槳饾槵.”

Bacaan Injil Minggu ini, Matius 16:13-20, perikopnya diberi judul oleh LAI 饾槜饾槮饾槸饾槰饾槩饾槵饾樁饾槩饾槸 饾槜饾槮饾樀饾槼饾樁饾槾. Kisah paralel tentang 饾槜饾槮饾槸饾槰饾槩饾槵饾樁饾槩饾槸 饾槜饾槮饾樀饾槼饾樁饾槾 ini ada di Injil Markus 8:27-30 dan Lukas 9:18-22. Namun, kesejajaran kisah itu dalam konteks yang berbeda. Tidak sama. Pengarang Injil Matius mengambil bahan dari sumber Markus, kemudian ia mengembangkan kisah itu menurut teologi dan situasi jemaatnya saat itu.

Untuk pengulasan bacaan dapat dibagi ke dalam empat bagian:
▶️ Matius 16:13-14 Kata orang
▶️ Matius 16:15-16 Kata Petrus
▶️ Matius 16:17-19 Janji Yesus kepada Petrus
▶️ Matius 16:20 Perintah Yesus kepada para murid
                              
饾棡饾棶饾榿饾棶 饾椉饾椏饾棶饾椈饾棿 (Mat. 16:13-14)

Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “饾槖饾槩饾樀饾槩 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰, 饾槾饾槳饾槩饾槺饾槩饾槵饾槩饾槱 饾槇饾槸饾槩饾槵 饾様饾槩饾槸饾樁饾槾饾槳饾槩 饾槳饾樀饾樁?” Jawab mereka, “饾槇饾槬饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槷饾槮饾槸饾槰饾槩饾樀饾槩饾槵饾槩饾槸: 饾槧饾槹饾槱饾槩饾槸饾槮饾槾 饾槜饾槮饾槷饾槪饾槩饾槺饾樀饾槳饾槾, 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槶饾槩饾槳饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槰饾槩饾樀饾槩饾槵饾槩饾槸: 饾槍饾槶饾槳饾槩, 饾槬饾槩饾槸 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槶饾槩饾槳饾槸 饾槶饾槩饾槰饾槳 饾槷饾槮饾槸饾槰饾槩饾樀饾槩饾槵饾槩饾槸: 饾槧饾槮饾槼饾槮饾槷饾槳饾槩, 饾槩饾樀饾槩饾樁 饾槾饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槾饾槮饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槩饾槼饾槳 饾槺饾槩饾槼饾槩 饾槸饾槩饾槪饾槳.” (Mat. 16:13-14, TB II 2023)

Kota Kaisarea Filipi terletak sekitar 40 km sebelah utara Danau Galilea. Kota ini dibangun oleh Herodes Filipus pada tahun 2 atau 3 SZB. Kini kota itu bernama Banias. Kaisarea Filipi berbeda dari Kaisarea Maritima dekat Laut Tengah. Versi Injil Lukas Yesus bukan berada di Kota Kaisarea Filipi, melainkan Betsaida (lih. Luk. 9:10).

Pengajaran radikal Yesus tentu saja berdampak besar dan menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat. Untuk itulah Yesus bertanya kepada para murid mengenai pandangan orang-orang terhadap Yesus. Injil Matius menggunakan istilah Anak Manusia (饾樀饾槹饾槸 饾槒饾樁饾槳饾槹饾槸 饾樀饾槹饾樁 饾槩饾槸饾樀饾槱饾槼饾槹̄饾槺饾槹饾樁) untuk Yesus, sedang Injil Markus dan Lukas menggunakan Aku (渭蔚 dibaca 饾槷饾槮). Matius tampaknya mengambil istilah ini dari Daniel 7:13 dan mungkin kitab 1Henokh 37-71, suatu gelar yang dikembangkan dari pemikiran apokaliptik saat itu oleh Gereja perdana.

Mengapa kata orang Yesus adalah Yohanes Pembaptis? Apabila kita membaca Matius 14:12, Raja Herodes Antipas berkeyakinan bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang hidup kembali setelah dibunuh olehnya. Orang juga meyakini Yesus adalah Nabi Elia, nabi besar umat Israel. Mereka meyakini Elia akan tampil lagi di bumi menjelang penghakiman terakhir menurut Maleakhi 4:5. Yeremia juga nabi besar. Ia sangat terkenal di kalangan Yahudi dua abad menjelang Zaman Bersama (ZB) atau Tarikh Umum (TU), karena ia ditolak dan sangat menderita (lih. 2Mak. 2:1-12; 15:14).

Dari jawaban-jawaban di atas dapat dipahami bahwa ajaran-ajaran Yesus tidak ditangkap sepenuhnya oleh banyak orang Yahudi. Meskipun demikian kehadiran Yesus sangat berdampak sehingga mereka sampai memandang Yesus adalah nabi besar dan menjadi ancaman bagi kalangan elit agama.

饾棡饾棶饾榿饾棶 饾棧饾棽饾榿饾椏饾槀饾榾 (Mat. 16:15-16)

Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “饾檲饾櫄饾櫍饾櫔饾櫑饾櫔饾櫓 饾櫊饾櫀饾櫌饾櫔, 饾櫒饾櫈饾櫀饾櫏饾櫀饾櫊饾櫀饾櫇 饾樇饾櫊饾櫔 饾櫈饾櫍饾櫈?” Jawab Simon Petrus, “饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槩饾槬饾槩饾槶饾槩饾槱 饾様饾槮饾槾饾槳饾槩饾槾, 饾槇饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槱饾槳饾槬饾樁饾槺.” (Mat. 16:15-16, TB II 2023)

Di sini Yesus hendak menampilkan kontras: apa kata orang, apa kata kamu? Sesudah mengumpulkan informasi pendapat umum mengenai Yesus, Ia mengajukan pertanyaan pribadi kepada pengikut Kristus. Pertanyaan Yesus kepada para murid dijawab oleh Petrus seakan-akan ia adalah jurubicara. Injil Matius menampilkan sosok Petrus sebagai murid nomor 1. Injil Yohanes berbeda; Petrus bukanlah murid nomor 1. Bahkan dalam episode kebangkitan Injil Yohanes menempatkan Maria Magdalena lebih menonjol. 

Petrus menjawab, “饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槩饾槬饾槩饾槶饾槩饾槱 饾様饾槮饾槾饾槳饾槩饾槾”. Mesias diterjemahkan dari 饾槉饾槱饾槼饾槳饾槾饾樀饾槹饾槾. Sampai di sini jawaban Petrus sama dengan jawaban versi Injil Markus (Mrk. 8:29) dan sejajar dengan Lukas 9:20b, “饾様饾槮饾槾饾槳饾槩饾槾 饾槬饾槩饾槼饾槳 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱.” Jawaban ini berbobot historis. Gelar Mesias searti dengan 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槳饾樁饾槼饾槩饾槺饾槳 (饾槹饾槶饾槮饾槱 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱), yang diterapkan kepada tokoh yang oleh orang Yahudi dimaknai sebagai Raja-Penyelamat mereka. Dalam dunia Injil gelar Mesias dimaknai secara spiritual.

Pembeda Injil Matius dari Injil Markus dan Lukas adalah penambahan jawaban Petrus, “饾槇饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槱饾槳饾槬饾樁饾槺.” Istilah 饾槩饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 sudah lazim digunakan dalam Perjanjian Lama (PL) yang merujuk orang yang dipilih oleh Allah (2Sam. 7:14; Mzm. 2:7; 89:27). Sebutan 饾槇饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 sudah muncul setelah Yesus dibaptis dan setelah berjalan di atas air (Mat. 3:7; 14:33). Namun, ungkapan 饾槇饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槱饾槳饾槬饾樁饾槺 hanya di perikop 饾槜饾槮饾槸饾槰饾槩饾槵饾樁饾槩饾槸 饾槜饾槮饾樀饾槼饾樁饾槾 ini. Frase 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槱饾槳饾槬饾樁饾槺 tampaknya Matius menekankan bahwa Yesus bukan saja dipilih oleh Allah, tetapi juga sumber dan pemberi kehidupan. 饾槇饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槱饾槳饾槬饾樁饾槺 sudah dimaknai sebagai Mesias non-politik. Pengakuan Petrus ini amat penting untuk menggembala Jemaat Matius yang sedang patah semangat, karena Bait Allah dihancurkan oleh Jenderal Titus pada 70 ZB. Jemaat Matius berasal dari kalangan Yahudi. Jadi, mereka berpegang pada kata Petrus, bukan kata orang lain.

饾棟饾棶饾椈饾椃饾椂 饾棳饾棽饾榾饾槀饾榾 饾椄饾棽饾椊饾棶饾棻饾棶 饾棧饾棽饾榿饾椏饾槀饾榾 (Mat. 16:17-19)

Kata Yesus kepadanya, “饾槈饾槮饾槼饾槪饾槩饾槱饾槩饾槰饾槳饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槮饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槡饾槳饾槷饾槹饾槸 饾槩饾槸饾槩饾槵 饾槧饾樁饾槸饾樁饾槾, 饾槾饾槮饾槪饾槩饾槪 饾槪饾樁饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槩饾槸饾樁饾槾饾槳饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槷饾槮饾槸饾樅饾槩饾樀饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槳饾樀饾樁 饾槵饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩饾槷饾樁, 饾槷饾槮饾槶饾槩饾槳饾槸饾槵饾槩饾槸 饾槈饾槩饾槺饾槩-饾槖饾樁 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槳 饾槾饾樁饾槼饾槰饾槩. 饾槇饾槵饾樁 饾槺饾樁饾槸 饾槪饾槮饾槼饾槵饾槩饾樀饾槩 饾槵饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩饾槷饾樁: 饾槮饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槩饾槬饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槜饾槮饾樀饾槼饾樁饾槾 饾槬饾槩饾槸 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槪饾槩饾樀饾樁 饾槵饾槩饾槼饾槩饾槸饾槰 饾槳饾槸饾槳 饾槇饾槵饾樁 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槬饾槳饾槼饾槳饾槵饾槩饾槸 饾槰饾槮饾槼饾槮饾槴饾槩-饾槖饾樁 饾槬饾槩饾槸 饾槩饾槶饾槩饾槷 饾槷饾槩饾樁饾樀 饾樀饾槳饾槬饾槩饾槵 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槰饾樁饾槩饾槾饾槩饾槳饾槸饾樅饾槩. 饾槖饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩饾槷饾樁 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槵饾樁饾槪饾槮饾槼饾槳饾槵饾槩饾槸 饾槵饾樁饾槸饾槫饾槳 饾槖饾槮饾槼饾槩饾槴饾槩饾槩饾槸 饾槡饾樁饾槼饾槰饾槩. 饾槇饾槺饾槩 饾槺饾樁饾槸 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槵饾槩饾樁饾槳饾槵饾槩饾樀 饾槬饾槳 饾槪饾樁饾槷饾槳 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾樀饾槮饾槼饾槳饾槵饾槩饾樀 饾槬饾槳 饾槾饾樁饾槼饾槰饾槩 饾槬饾槩饾槸 饾槩饾槺饾槩 饾槺饾樁饾槸 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槵饾槩饾樁饾槶饾槮饾槺饾槩饾槾饾槵饾槩饾槸 饾槬饾槳 饾槪饾樁饾槷饾槳 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾樀饾槮饾槼饾槶饾槮饾槺饾槩饾槾 饾槬饾槳 饾槾饾樁饾槼饾槰饾槩.” (Mat. 16:17-19, TB II 2023)

Ayat 17-19 di atas tidak ada di Injil Markus dan Lukas. Ini khas Matius. Di sini disebut Simon anak Yunus yang diterjemahkan dari 饾槡饾槳饾槷o饾槸 饾槈饾槩饾槼饾槳o饾槸饾槩. Di Injil Yohanes disebut Simon anak Yohanes yang diterjemahkan dari 饾槡饾槳饾槷o饾槸 饾槱饾槹 饾槱饾樁饾槳饾槹饾槾 饾槓o饾槩饾槸饾槸饾槹饾樁 (Yoh. 1:42). Tampaknya ada permainan kata nama ayah Simon. Yesus memuji jawaban Simon alias Petrus (ay. 17). Yesus mengatakan “饾槈饾槮饾槼饾槪饾槩饾槱饾槩饾槰饾槳饾槩饾槶饾槩饾槱 … “, karena Simon menerima penyataan (饾槼饾槮饾樂饾槮饾槶饾槩饾樀饾槳饾槹饾槸) yang diberikan Allah bukan kepada orang bijak, melainkan kepada orang kecil (lih. Mat. 11:25-27).

Bukan saja memuji, Yesus menambah nama Simon dengan Petrus (饾槜饾槮饾樀饾槼饾槹饾槾), yang berarti literal batu karang atau cadas. Dalam bahasa Aram Petrus disebut Kefas (讻ֵּ讬驻ָ讗 dibaca 饾槖饾槮饾槺饾槱饾槩). Rasul Paulus lebih suka menyebut Kefas daripada Petrus.

Kata Yesus, “… 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槪饾槩饾樀饾樁 饾槵饾槩饾槼饾槩饾槸饾槰 饾槳饾槸饾槳 饾槇饾槵饾樁 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槬饾槳饾槼饾槳饾槵饾槩饾槸 饾槰饾槮饾槼饾槮饾槴饾槩-饾槖饾樁 …” Kata gereja diterjemahkan dari 饾槮饾槵饾槵饾槶e饾槾饾槳饾槩饾槸. TB 1974 dan TB II 1997 menerjemahkannya menjadi jemaat. TB II 2023 berubah menjadi gereja. Ucapan Yesus ini menimbulkan polemik tafsir. 

Tradisi Gereja Katolik merujuk teks di atas sebagai dasar ajaran bahwa semua pengganti Petrus menjadi ahli waris kuasanya sebagai 饾槺饾槼饾槳饾槷饾槩饾槾 ( = yang pertama). Petrus diyakini sebagai Uskup Roma yang pertama. Namun, cukup banyak teolog Katolik menolak tafsir ini, karena teks tidak menyebut pengganti. Kalangan Protestan menafsir cadas adalah iman Petrus atau iman jemaat berdasarkan iman Petrus. Namun, kelemahan tafsir ini adalah iman Petrus tidak stabil. Lihat ayat 23 di pasal yang sama dengan bacaan Minggu ini, Yesus mendamprat Petrus, “饾槍饾槸饾樅饾槩饾槱饾槶饾槩饾槱, 饾槓饾槪饾槶饾槳饾槾. 饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槾饾樁饾槩饾樀饾樁 饾槪饾槩饾樀饾樁 饾槾饾槩饾槸饾槬饾樁饾槸饾槰饾槩饾槸 饾槪饾槩饾槰饾槳-饾槖饾樁, 饾槾饾槮饾槪饾槩饾槪 饾槮饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槪饾樁饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槷饾槳饾槵饾槳饾槼饾槵饾槩饾槸 饾槩饾槺饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槳饾槺饾槳饾槵饾槳饾槼饾槵饾槩饾槸 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱, 饾槷饾槮饾槶饾槩饾槳饾槸饾槵饾槩饾槸 饾槩饾槺饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槳饾槺饾槳饾槵饾槳饾槼饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槩饾槸饾樁饾槾饾槳饾槩.” Bahkan di Matius 26:69-75 Petrus menyangkal Yesus sebanyak tiga kali berturut-turut. 饾槒饾槩饾樀饾樀饾槼饾槳饾槫饾槵! Jadi?

Yang dimaksud gereja di ayat 18 itu tak lain dan tak bukan adalah Jemaat Matius. Petrus merupakan simbol rasul yang pro-Yudaisme. Jemaat Matius dibangun dengan dasar Yudaisme. Sangat kental di sini ada pertarungan teologi antara Jemaat Matius dan jemaat bentukan Rasul Paulus. Paulus mengingatkan jemaat Kristen dari kalangan Yahudi yang masih hidup di bawah kuk hukum Taurat. Bahkan Paulus mengecam Petrus sebagai orang munafik (lih. Gal. 2:11-14).

Frase 饾槬饾槩饾槸 饾槩饾槶饾槩饾槷 饾槷饾槩饾樁饾樀 饾樀饾槳饾槬饾槩饾槵 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槰饾樁饾槩饾槾饾槩饾槳饾槸饾樅饾槩 diterjemahkan dari 饾槖饾槩饾槳 饾槺饾樅饾槶饾槩饾槳 饾槱饾槩饾槬饾槹饾樁 饾槹饾樁 饾槵饾槩饾樀饾槳饾槾饾槫饾槱饾樅饾槾饾槹饾樁饾槾饾槳饾槸 饾槩饾樁饾樀饾槮̄饾槾, yang berarti literal 饾槬饾槩饾槸 饾槰饾槮饾槼饾槪饾槩饾槸饾槰-饾槰饾槮饾槼饾槪饾槩饾槸饾槰 饾槱饾槩饾槬饾槮饾槾 饾樀饾槳饾槬饾槩饾槵 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槰饾槩饾槶饾槩饾槱饾槵饾槩饾槸饾槸饾樅饾槩. Gerbang-gerbang hades tampaknya metafora penguasa agama dan politik pada masa itu. Jemaat perdana (dhi Jemaat Matius) sudah beberapa kali mengalami penganiayaan dan pengusiran dari sinagog, tetapi Gereja tetap tegar berdiri. Penguasa tidak dapat mengalahkan Gereja.

Ucapan Yesus “饾槖饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩饾槷饾樁 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槵饾樁饾槪饾槮饾槼饾槳饾槵饾槩饾槸 饾槵饾樁饾槸饾槫饾槳 饾槖饾槮饾槼饾槩饾槴饾槩饾槩饾槸 饾槡饾樁饾槼饾槰饾槩” tentu saja tidak dipahami bahwa Petrus pemegang kunci surga seperti yang kita dapati di banyak lelucon atau 饾槴饾槹饾槵饾槮. Kerajaan Surga merupakan idiom Yahudi untuk Kerajaan Allah yang diprakarsai oleh Yesus di bumi ini. Pengertian tentang Kerajaan Allah sudah dijelaskan Yesus lewat perumpamaan-perumpamaan. Selain itu ciri-ciri Kerajaan Allah adalah orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, penderita penyakit kulit ditahirkan, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (Mat. 11:5). 

Pemberian kunci kepada Petrus ini sejajar dengan Eliyakim mendapat kuasa dari Wangsa Daud “饾槇饾槵饾樁 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槷饾槮饾槸饾槩饾槼饾樁饾槱 饾槵饾樁饾槸饾槫饾槳 饾槼饾樁饾槷饾槩饾槱 饾構饾槩饾樁饾槬 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槪饾槩饾槱饾樁饾槸饾樅饾槩: 饾槩饾槺饾槩饾槪饾槳饾槶饾槩 饾槳饾槩 饾槷饾槮饾槷饾槪饾樁饾槵饾槩, 饾樀饾槳饾槬饾槩饾槵 饾槩饾槬饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槩饾槺饾槩饾樀 饾槷饾槮饾槸饾樁饾樀饾樁饾槺; 饾槩饾槺饾槩饾槪饾槳饾槶饾槩 饾槳饾槩 饾槷饾槮饾槸饾樁饾樀饾樁饾槺, 饾樀饾槳饾槬饾槩饾槵 饾槩饾槬饾槩 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槬饾槩饾槺饾槩饾樀 饾槷饾槮饾槷饾槪饾樁饾槵饾槩.” (Yes. 22:22). Petrus diberi kuasa membuka pintu dan menunjukkan jalan masuk ke dalam Kerajaan Allah yang seharusnya dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetapi mereka justru menutup pintu Kerajaan Allah (Mat. 23:13). Kuasa itu diambilalih oleh Yesus dan didelegasikan kepada Petrus.

Frase 饾槵饾槩饾樁饾槳饾槵饾槩饾樀 (饾槬i饾槾o饾槾) dan 饾槵饾槩饾樁饾槶饾槮饾槺饾槩饾槾饾槵饾槩饾槸 (饾槶饾樅饾槾o饾槾) tampaknya sejajar dengan yang lazim dilakukan oleh ahli-ahli Taurat dalam menafsir Taurat and penyataan kehendak Allah. Dengan kata lain otoritas menentukan hal yang diizinkan dan dilarang seperti Yesus menafsir Kitab Suci dalam episode panjang 饾槖饾槱饾槹饾樀饾槪饾槩饾槱 饾槬饾槳 饾槑饾樁饾槸饾樁饾槸饾槰 (Mat. 5-7).

饾棧饾棽饾椏饾椂饾椈饾榿饾棶饾椀 饾棳饾棽饾榾饾槀饾榾 饾椄饾棽饾椊饾棶饾棻饾棶 饾椊饾棶饾椏饾棶 饾椇饾槀饾椏饾椂饾棻 (Mat. 16:20)

Lalu Yesus memerintahkan murid-murid-Nya supaya tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. (Mat. 16:20, TB II 2023)

Di Injil Matius dan Markus tidak disebut alasan langsung Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun. Memang pada ayat berikutnya disebutkan alasan Yesus, tetapi ada jeda dengan keterangan waktu 饾槾饾槮饾槴饾槩饾槵 饾槳饾樀饾樁 dan 饾槶饾槩饾槶饾樁 serta alasan itu diucapkan oleh narator. Namun, di Injil Lukas alasan Yesus disebut dengan kalimat langsung. Ia berkata,  “饾槇饾槸饾槩饾槵 饾様饾槩饾槸饾樁饾槾饾槳饾槩 饾槱饾槩饾槼饾樁饾槾 饾槷饾槮饾槸饾槩饾槸饾槰饾槰饾樁饾槸饾槰 饾槪饾槩饾槸饾樅饾槩饾槵 饾槺饾槮饾槸饾槬饾槮饾槼饾槳饾樀饾槩饾槩饾槸 饾槬饾槩饾槸 饾槬饾槳饾樀饾槹饾槶饾槩饾槵 饾槹饾槶饾槮饾槱 饾樀饾樁饾槩-饾樀饾樁饾槩, 饾槳饾槷饾槩饾槷-饾槳饾槷饾槩饾槷 饾槵饾槮饾槺饾槩饾槶饾槩, 饾槬饾槩饾槸 饾槩饾槱饾槶饾槳-饾槩饾槱饾槶饾槳 饾槢饾槩饾樁饾槼饾槩饾樀, 饾槶饾槩饾槶饾樁 饾槬饾槳饾槪饾樁饾槸饾樁饾槱 饾槬饾槩饾槸 饾槬饾槳饾槪饾槩饾槸饾槰饾槵饾槳饾樀饾槵饾槩饾槸 饾槺饾槩饾槬饾槩 饾槱饾槩饾槼饾槳 饾槵饾槮饾樀饾槳饾槰饾槩.” (Luk. 9:20). Mengapa ada perbedaan?

Perbedaan itu terjadi karena perbedaan teologi para penulis Injil. Injil Matius mengusung teologi bahwa Yesus adalah Mesias sejak lahir. Dalam pembuka Injil Matius langsung disebut bahwa Yesus 饾棡饾椏饾椂饾榾饾榿饾槀饾榾, anak Daud, anak Abraham (Mat. 1:1). Juga penulis Markus membuka Injilnya dengan pernyataan: Inilah permulaan Injil tentang Yesus 饾棡饾椏饾椂饾榾饾榿饾槀饾榾, Anak Allah (Mrk. 1:1). Jadi, narator sudah menyatakan sejak awal bahwa Yesus adalah Kristus ( = Mesias). Dalam pada itu Injil Lukas mengusung teologi kenaikan, yakni Yesus diangkat menjadi Mesias ( = Kristus) sesudah kebangkitan (Luk. 24:46; Kis. 2:36).

Pengakuan atau deklarasi Petrus tentang Yesus sudah menjadi dogma dan pilar utama Gereja. Orang yang mengakui diri beragama Kristen sudah pasti mengakui Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup. Namun, pertanyaan Yesus itu dinamis, bukan sekadar membutuhkan jawaban dogmatik, bukan jawaban legalistik, bukan jawaban contekan dari pengakuan Petrus. Apabila Yesus bertanya kepada anda secara pribadi, “饾様饾槮饾槸饾樁饾槼饾樁饾樀 饾槵饾槩饾槷饾樁, 饾槾饾槳饾槩饾槺饾槩饾槵饾槩饾槱 饾槇饾槵饾樁 饾槳饾槸饾槳?”, bagaimana jawaban anda?

CEPOGO, 260823 (T)

Rabu, 30 Agustus 2023

MALAIKAT DALAM PB, SERIAL SUDUT PANDANG


MALAIKAT DALAM PB, SERIAL SUDUT PANDANG

PB sebagian besar menyokong dan menggaris-bawahi PL walaupun abad-abad yg berada di antaranya tak boleh dilupakan. Ibrani 1:14 mengartikan malaikat baik sebagai utusan Allah maupun sebagai penolong bagi manusia, sementara seluruh ayat tentang malaikat menunjukkan suatu ikatan simpati dan pelayanan yg mendalam (Wahyu 19:10; Lukas 15:10). Konsep mengenai malaikat sebagai penjaga pribadi dipertajam, seperti dalam kesusastraan Yahudi (Matius 18:10; Kisah 12:15). Tugas khusus dalam hal mengadakan hubungan kepada orang-orang secara pribadi tidaklah kurang -- penampilan kepada Zakharia (Lukas 1:11-20) dan Maria (Lukas 1:26-38; juga Matius 1-2; Kisah 8:26; 10:3 dab, 27:23 dll). Peranan memberi bantuan secara lebih aktif kepada manusia terlihat dalam Kisah 5:19-20; 12:7-10, yg mengingatkan tentang Elia di bawah pohon ara. Takhta Allah dikelilingi oleh ribuan malaikat yg tak terbilang jumlahnya seperti telah dinyatakan oleh Daniel (Ibrani 12:22; Wahyu 5:11, dll).

Dalam PL malaikat-malaikat menyaksikan dengan gembira, walaupun agaknya bukan sebagai peserta yg aktif, tindakan penciptaan oleh Allah (Ayub 38:7). Dalam PB mereka erat hubungannya dengan pemberitaan hukum Taurat (Kisah 7:53; Galatia 3:19; Ibrani 2:2), dan wajar bahwa mereka sering dihubungkan dengan hari penghakiman (Matius 16:27; Markus 8:38; 13:27; Lukas 12:8; 2 Tesalonika 1:7-8 dan banyak lagi yg sejajar dgn itu). Juga merupakan tugas khusus mereka untuk membawa orang yg benar ke pangkuan Abraham (Lukas 16:22-23). Tiada uraian yg langsung mengenai wujud malaikat.

Hunjukan pada wajah atau perlengkapan yg berkilauan menyarankan keindahan yg menakjubkan yg bukan milik dunia ini (Matius 28:2 dan yg sejajar dgn itu; Lukas 2:9; Kisah 1:10). PL juga menunjukkan pembatasan yg sama berkaitan dengan kerubim (Yehezkiel 10) dan serafim (Yesaya 6). Kemuliaan pada wajah Stefanus yg dihukum itu mencerminkan keindahan muka malaikat (Kisah 6:15).

Kristus yg menjelma dalam bentuk manusia dilayani oleh malaikat dalam beberapa peristiwa (Matius 4:11; Lukas 22:43) dan Ia sebenarnya dapat memerintahkan beribu-ribu malaikat, sekiranya Ia mau, di Getsemani atau entah di mana, untuk menyimpang dari jalan yg telah ditentukan bagi Dia, yaitu mengorbankan Diri (Matius 26:53).

Dalam beberapa bagian tertentu terdapat nada yg aneh, yaitu permusuhan atau kecurigaan terhadap malaikat. Mengenai hal ini ada persamaan yg menarik dalam kesusastraan Yahudi walaupun tak ada hubungannya. Roma 8:38 menunjuk pada para malaikat yg jatuh, dan ini pula menerangkan bagian yg penuh teka-teki dalam 1 Korintus 11:10, yg harus dibaca dalam terang Kejadian 6:1 dab. Masih perlu diperhatikan Galatia 1:8 dan 1 Korintus 13:1 dan peringatan yg keras pada Kolose 2:18. Tanpa diragukan, ajaran-ajaran yg salah dari pihak pembacanya, mendorong penulis Ibrani dengan tandas mengemukakan keunggulan Anak atas setiap malaikat (Ibrani 1).

Arti asasi dari Yudas 9 (sebagian sejajar dgn 2 Petrus 2:10-11) rupanya ialah bahwa malaikat yg telah jatuh, mempertahankan suatu kedudukan dan kehormatan yg dimiliki semula, sedemikian rupa, hingga teman-temannya dulu yg tidak jatuh, tak boleh bicara dengan mereka secara leluasa tapi harus menyerahkan kutukan terakhir pada Allah. Ada yg mengatakan bahwa peristiwa yg disebut oleh Yudas telah dicatat dalam Assumption of Moses (Kenaikan Musa), suatu kutipan keterangan yg apokaliptik. Di situ Iblis menuntut tubuh Musa untuk kerajaan kegelapannya, karena Musa telah membunuh orang Mesir (Keluaran 2:12), dan karena itu ia adalah pembunuh, apa pun juga kebajikan yg telah dilakukannya kemudian. Kemenangan terakhir tidak diperoleh Iblis, tapi bahkan Mikhael, pelindung umat Allah, harus mengendalikan lidahnya di depan musuh umat manusia.
CEPOGO, 310823 (T)
Baca juga :
http://titusroidanto.blogspot.com/2023/08/malaikat-dalam-perjanjian-lamapl-serial.html

http://titusroidanto.blogspot.com/2023/08/malaikat-dalam-perjanjian-lamapl-serial.html

TENTANG KATA TOLEDOT, SERIAL SUDUT PANDANG

TENTANG KATA TOLEDOT, SERIAL SUDUT PANDANG

Toledot (bahasa Ibrani: 转ּ讜ֹ诇ְ讚ֹ转‎, to-le-dot) adalah kata yang diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia Terjemahan Baru dengan kata “riwayat”, “keturunan” atau “riwayat keturunan” (dalam bahasa Inggris: "These are the generations of …"). Sejumlah pakar, misalnya P. J. Wiseman, melihat penggunaan kata ini untuk menunjukkan pembagian internal Kitab Kejadian. Wiseman mendasarkan pendapatnya dari pengalamannya mengikuti ekspedisi penggalian di daerah Mesopotamia pada pertengahan abad ke-20 bersama Sir Leonard Woolley di daerah Ur (diyakini sebagai tempat asal Abraham), dan Professor S. Langdon di Kish, serta diskusi mengenai metode penulisan kuno dengan para pakar (terutama Professor Cyril Gadd). Menurutnya, Kitab Kejadian disusun dengan cara paling kuno yaitu menggunakan kerangka pengulangan frasa, yang terdiri dari 2 jenis:  Frasa "Kolofon" (Colophon) dan  "Frasa berisi kata kunci" yang penting dari frasa pertama.

Metode serupa di peradaban lain
Dokumen kuno yang ditulis di Mesopotamia umumnya ditatah di atas batu atau lempengan (tablet) tanah liat dan lazimnya, penulis menambahkan kolofon (catatan) di akhir tulisan, berisi judul, tanggal penulisan dan nama penulis atau pemilik, serta sejumlah detail mengenai isi prasasti, naskah atau kitab.Metode ini tidak dipakai di Mesir kuno. Di zaman sekarang kolofon lebih lazim ditempatkan di halaman muka atau sampul di depan. Namun, kolofon tetap menjadi bagian penting yang memberi informasi dan ditambahkan dengan cara yang khas menurut peradaban tertentu. Misalnya kolofon akhir dari salah satu kisah mitologi Babel tentang penciptaan, yang lebih mirip dengan metode di Kitab Kejadian, sebagai berikut:

"Tablet pertama dari... setelah tablet ... Mushetiq-umi ... Salinan dari Babel; ditulis seperti aslinya dan dirangkai. Tablet dari Nabu-mushetiq-umi [ke-5] bulan Iyyar, tanggal 9, tahun ke-27 dari Darius."
Penggunaan di Kitab Kejadian
Formula kolofon dan toledot ini digunakan 11 kali di seluruh Kitab Kejadian. Begitu pentingnya frasa ini menurut penterjemah Septuaginta, sehingga mereka memberi nama seluruh kitab itu “Genesis” yaitu terjemahan bahasa Yunani untuk kata bahasa Ibrani “toledot”. Di seluruh kitab Kejadian, kata “toledot” ini dipakai dalam ayat-ayat berikut:

1 Kejadian 2:4 "Demikianlah riwayat (langit dan bumi ...)" 讗诇讛 转讜诇讚讜转 el'h tol'dot
2 Kejadian 5:1 "Inilah daftar keturunan (Adam)" 讝讛 住驻专 转讜诇讚转 z'h s'f'r tol'd't
3 Kejadian 6:9 "Inilah riwayat (Nuh)" 讗诇讛 转讜诇讚转 el'h tol'd't
4 Kejadian 10:1 "Inilah keturunan (Sem, Ham dan Yafet,...)" 讜讗诇讛 转讜诇讚转 w'-el'h tol'd't
5 Kejadian 11:10 "Inilah keturunan (Sem)" 讗诇讛 转讜诇讚转 el'h tol'd't
6 Kejadian 11:27 "Inilah keturunan (Terah)" 讜讗诇讛 转讜诇讚转 w'-el'h tol'd't
7 Kejadian 25:12 "Inilah keturunan (Ismael)" 讜讗诇讛 转诇讚转 w'-el'h t'l'd't
8 Kejadian 25:19 "Inilah riwayat keturunan (Ishak)" 讜讗诇讛 转讜诇讚转 w'-el'h tol'd't
9 Kejadian 36:1 "Inilah keturunan (Esau)" 讜讗诇讛 转诇讚讜转 w'-el'h t'l'dot
10 Kejadian 36:9 "Inilah keturunan (Esau)" 讜讗诇讛 转诇讚讜转 w'-el'h t'l'dot
11 Kejadian 37:2 "Inilah riwayat keturunan (Yakub)" 讗诇讛 转诇讚讜转 el'h t'l'dot

Penggunaan frasa "toledot"
Sejumlah pakar beranggapan bahwa frasa yang mengandung toledot itu merupakan permulaan suatu kisah. Namun pembacaan di kitab Kejadian menunjukkan bahwa frasa "toledot" tidak selalu menjadi bagian daftar silsilah yang mengikutinya. Wiseman menulis bahwa "Sejarah utama orang yang disebut namanya ditulis sebelum frasa “toledot” dan jelas bukan sesudahnya"

Hal ini terlihat nyata, antara lain:
Sesudah “toledot” yang kedua: "inilah daftar keturunan Adam" (Kejadian 5:1), tidak banyak yang diketahui tentang Adam selain usia matinya. Setelah frasa “inilah riwayat keturunan Ishak” (Kejadian 25:19), jelas bukan riwayat Ishak, melainkan tentang Yakub dan Esau Setelah “inilah riwayat keturunan Yakub" (Kejadian 37:2), kisahnya terutama mengenai Yusuf. Ditulis dalam sejumlah lempengan (tablet) Adanya formula “toledot” ini menunjukkan bahwa tulisan-tulisan dalam kitab Kejadian itu merupakan gabungan dari berbagai prasasti yang ditulis dalam sejumlah lempengan tablet. Misalnya di Kejadian 5:1 dalam bahasa aslinya ditulis "讝讛 住驻专 转讜诇讚转 讗讚诐" (zeh se·fer tow·l·dot a·dam, “inilah kitab riwayat Adam”). Kata “kitab” ini dalam bahasa Ibrani adalah "住驻专" (sefer), yang berarti "catatan tertulis", atau sebagaimana diterjemahkan oleh F. Delitzsch sebagai "akhir tulisan"[6] Septuaginta menterjemahkan “toledot” pertama di Kejadian 2:4 sebagai: "伪蠀蟿畏 畏 尾喂尾位慰蟼 纬蔚谓蔚蟽蔚蠅蟼 慰蠀蟻伪谓慰蠀 魏伪喂 纬畏蟼" (aut膿 膿 biblos genese艒s ouranou kai g膿s, "inilah kitab dari penciptaan langit dan bumi"). Dari fakta ini, Wiseman mengambil kesimpulan bahwa: "Kita harus menyadari bahwa 'kitab” pada zaman kuno adalah “lempengan /tablet” dan bahwa catatan awal dalam kitab Kejadian itu berbentuk tulisan, bukan sebagaimana yang dibayangkan, disampaikan kepada Musa dari cerita mulut ke mulut” Penelitian lebih lanjut dari nama orang yang disebut setelah kata “toledot” menunjukkannya sebagai pemilik atau penulis dari lempengan itu, bukan sejarah mengenai orang itu. Jadi "inilah riwayat Nuh" (Kejadian 6:1) bukanlah “inilah sejarah tentang Nuh” melainkan “inilah sejarah yang ditulis oleh Nuh”. Seakan-akan merupakan tanda tangan dari Nuh pada lempengan catatan yang ditulisnya.

Frasa kunci
Bagian penting setelah “kolofon toledot” di sepanjang kitab Kejadian adalah "kata kunci" atau "frasa kunci". Ini merupakan bukti penguat bahwa catatan ini ditulis dalam sejumlah lempengan sesuai tradisi kuno. Di Babel kuno, misalnya, jikalau catatan itu berukuran panjang dan membutuhkan lebih dari satu lempengan, maka biasanya:

Setiap rangkaian lempengan diberi satu “judul”.
Dipakai “frasa/kata kunci” untuk memastikan bahwa tiap lempengan itu dibaca dalam urutan yang benar. Seringkali, kolofon itu menyertakan nama penulis dan tanggal penulisan. Hal ini juga ditemukan di kitab Kejadian, yang merupakan bukti bahwa kitab ini disusun pada zaman kuno. Sedemikian murninya penyampaian tulisan itu sampai ke zaman sekarang, sehingga masih dapat ditemukan struktur penulisan purba di dalamnya. Sistem frasa/kata kunci ini dapat dilihat dari pengulangan kata yang berhubungan dengan awal dan akhir suatu lempengan yang menjadi bagian dari Kitab Kejadian:

Ayat Alkitab Frasa kunci
Kejadian 1:1 "Allah menciptakan langit dan bumi"
Kejadian 2:4 "Tuhan Allah menjadikan bumi dan langit"
Kejadian 2:4 "pada waktu diciptakan"
Kejadian 5:2 "pada waktu...diciptakan"
Kejadian 6:10 "Sem, Ham dan Yafet"
Kejadian 10:1 "Sem, Ham dan Yafet"
Kejadian 10:32 "setelah air bah itu"
Kejadian 11:10 "setelah air bah itu"
Kejadian 11:26 "Abram, Nahor dan Haran"
Kejadian 11:27 "Abram, Nahor dan Haran"
Kejadian 25:12 "anak Abraham"
Kejadian 25:19 "anak Abraham"
Kejadian 36:1 "Esau yaitu Edom"
Kejadian 36:8 "Esau itulah Edom"
Kejadian 36:9 "Esau, bapa orang Edom"
Kejadian 36:43 "Esau, bapa orang Edom"

Pengulangan frasa ini diduga terletak tepat dimana suatu lempengan berawal dan berakhir, yang sangat mirip dengan metode penulisan di Babel, karena pengaturan ini memungkinkan perangkaian seluruh lempengan itu menjadi satu.. Pengulangan frasa, terutama yang berhubungan dengan kolofon tidak mungkin suatu kebetulan, dan terkubur di dalam naskah kitab Kejadian tanpa disadari arti pentingnya.

Judul dan penanggalan lempengan
Pada lempengan dengan tulisan paku (kuneiform), judul diambil dari kata pertama catatan itu. Dengan cara serupa, orang Israel menyebut setiap dari 5 kitab pertama Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dengan judul yang diambil dari kata-kata pembuka, misalnya Kitab Kejadian disebut "Bereisyit", kata bahasa Ibrani untuk “pada mulanya”. Wiseman menerangkan dengan teliti bahwa praktik ini dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa lempengan merupakan satu rangkaian, karena beberapa kata pertama mereka diulangi dalam colofon (atau halaman judul) lempengan berikutnya., mirip dengan cara penulisan judul suatu bab di bagian atas dari tiap halaman bab itu pada buku-buku modern. Dengan cara inilah rangkaian lempengan-lempengan yang membentuk kitab Kejadian dapat dihubungkan satu dengan yang lain. Disamping judul, lempengan juga mengandung tanggal, sebagaimana juga ditemukan di prasasti lain.Setelah catatan ditulis dan nama penulis diterakan, juga menjadi kebiasaan untuk memberi tanggal sederhana. Baru kemudian hal ini dihubungkan dengan tahun pemerintahan raja. Satu contoh perhitungan waktu penulisan dapat dilihat di lempengan kedua yang berakhir di Kejadian 5:1: "Inilah daftar keturunan Adam, pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah". Selain itu, perhitungan waktu dapat dikaitkan dengan tempat di mana penulis tinggal saat itu, misalnya:

Kejadian 25:11 "dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi"
Kejadian 36:8 "menetaplah Esau di pegunungan Seir"
Kejadian 37:1 "[Yakub] diam di negeri penumpangan ayahnya, yakni di tanah Kanaan"
Jelaslah bahwa kemurnian catatan itu yang telah diturunkan berabad-abad dengan teliti, dibuktikan dengan adanya sistem penulisan kuno yang masih nyata sampai sekarang. Dapat disimpulkan bahwa catatan-catatan ini ditulis dalam lempengan tanah liat yang membentuk rangkaian dari Kejadian 1:1 sampai 37:1, sebagaimana yang kita baca sampai saat ini.

Kisah Air Bah
Dalam cerita air bah, Graf-Wellhausen mengidentifikasi 2 narator, sedangkan Jean Astruc menemukan 3 narator dalam catatan Kejadian pasal 7. Dari toledot di akhir pasal itu, dilihat bahwa lempengan 4 ditulis dan dimiliki oleh ketiga putra Nuh, yaitu Sem, Ham dan Yafet. Jadi merupakan catatan saksi mata, apalagi karena mereka termasuk 8 orang yang benar-benar mengalami hal itu. Jean Astruc melihat bahwa ada 3 “kisah” yang berulang dalam cerita air bah ini, misalnya pada Kejadian 7:
Kejadian 7:18: "Ketika air itu makin bertambah-tambah dan naik dengan hebatnya di atas bumi...".
Kejadian 7:19: "Dan air itu sangat hebatnya bertambah-tambah meliputi bumi...".
Kejadian 7:20: "Sampai 15 hasta di atasnya bertambah-tambah air itu..."
Juga:
Kejadian 7:21: "Lalu mati binasalah segala yang hidup, yang bergerak di bumi..."
Kejadian 7:22: "Matilah segala yang ada nafas hidup dalam hidungnya, segala yang ada di darat.".
Kejadian 7:23: "Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi".
Hal in dapat dijelaskan dari 2 fakta penting yang dikemukakan oleh Wiseman:

Akhir dari lempengan ini menunjukkan ada lebih dari satu orang yang menulis kisah ini, karena inilah riwayat "ketiga putra Nuh". Berbagai pengulangan dalam kisah ini mencerminkan gabungan kesaksian sejumlah saksi mata. Sejumlah pakar beranggapan cerita ini meminjam dari mitos Babel, tetapi dari perbandingan dokumen itu dengan cerita Alkitab, nyatalah bahwa dokumen dari Alkitab lebih sederhana dan berisi fakta yang lebih konkret daripada kisah supernatural di dokumen Babel.

Riwayat Yusuf
Bagian panjang dari Kejadian 37:2 sampai 50:26, tidak diakhiri dengan colophon dan isinya terutama adalah riwayat Yusuf di Mesir. Catatan ini dimulai dengan “Yusuf tatkala berumur 17 tahun” kemudian berakhir dengan “dan [Yusuf] ditaruh dalam peti mati di Mesir”. Di sini pengaruh Babel diganti oleh pengaruh sastra Mesir. Karena orang Mesir tidak menggunakan akhiran colophon, maka berakhirnya riwayat Yusuf tanpa colophon itu menunjukkan bahwa catatan itu dibuat di Mesir, bukan dengan metode Mesopotamia atau Babel, sebagaimana bagian-bagian sebelumnya. Sewell berpendapat bahwa bagian riwayat ini sebenarnya baru berakhir pada Keluaran 1:6 dan dapat disebut “Riwayat Yusuf dan Saudara-saudaranya.” Damien Mackey mengatakan bahwa bagian ini sama sekali tidak termasuk rangkaian toledothim, melainkan suatu kisah yang ditulis di atas lembaran papirus, tampaknya atas suruhan Yusuf dan dikerjakan oleh para jurutulis kerajaan. Sebagai dukungan hipotesis Mackey, kata "toledot" tidak muncul pada Keluaran 1:6; melainkan didapati kata Ibrani "ha’dor", yang makna harfiahnya "generasi; angkatan" (atau juga diartikan "zaman atau era").

Pembacaan Mingguan
Toledot adalah kata kedua dan yang khas dalam parsyah (bagian pembacaan Taurat mingguan) ke-6 pada siklus pembacaan Taurat tahunan orang Yahudi. Bagian ini meliputi Kitab Kejadian25:19sampai 28:9. Orang Yahudi di diaspora membacanya pada hari Sabat ke-6 setelah Simchat Torah, biasanya pada bulan November atau awal Desember.
CEPOGO, 310823 (T)

Referensi
^ a b Damien F. Mackey. The First Book of Moses and the 'toledot' of Genesis
^ a b Wiseman, P.J. Clues to Creation in Genesis (Marshalls paperbacks) D. J. Wiseman (Editor). HarperCollins Distribution Services. 1977. ISBN 978-0-551-05567-4
^ The `Enuma Elish', a Babylonian Creation story. Dari: P.J. Wiseman, Clues to Creation in Genesis, 1977, halaman 159
^ Wiseman, Ancient Records, 60. Pertanyaan (1) “Mengapa orang-orang Babel tidak menggunakan kata 'toledot' dalam prasasti mereka?” Jawabannya adalah karena mereka tidak menggunakan bahasa Ibrani; (2) Apakah 'toledot' itu permulaan prasasti? Bukan. Permulaan prasasti adalah 'kolofon', bukan frasa 'toledot'. Perbedaan ini penting untuk diingat
^ a b c d e f g h Wiseman, P.J. Ancient records and the structure of Genesis: A case for literary unity. T. Nelson Publishers. 1985. ISBN 978-0-8407-7502-3
^ Franz Delitzsch (1813-1890), as quoted by Wiseman, Ancient Records, 67. Bagi mereka yang beranggapan keliru bahwa tidak ada catatan kelahiran dan kematian pada zaman purba, kami anjurkan melihat kitab Kejadian pasal 5. Catatan keluarga yang dipelihara pada zaman lampau tidak memuat banyak hal selain catatan kelahiran, perkawinan dan kematian.
^ Wiseman, Ancient, 82. Mengenai formula penulisan tanggal, lihat: Francis R. Steele, The Date Formulae of Shu-Ilishu of Isin in BASOR, No. 122, April 1951, p. 45-49. Pengarang menyebut 10 contoh.
^ Kejadian 37:2
^ Kejadian 50:26
^ Curt Sewell. The Tablet Theory of Genesis Authorship. Bible and Spade, Winter 1994, Vol. 7, No. 1. Diperbarui 1998-2001 oleh pengarang.
^ How Genesis came to be[pranala nonaktif permanen]

MALAIKAT DALAM PERJANJIAN LAMA(PL), SERIAL SUDUT PANDANG

MALAIKAT DALAM PERJANJIAN LAMA(PL), SERIAL SUDUT PANDANG

Ada dua fase besar dalam PL mengenal ajaran tentang malaikat, yg secara kasar dibagi oleh masa Pembuangan Babilonia. Perbedaan gamblang mengenal corak-coraknya yg penting menimbulkan banyak perdebatan mengenal kronologi. Catatan-catatan berikut menyajikan perbedaan itu.

a. Dalam periode pra-pengasingan

Malaikat Allah (MAL'AKH YHVH) adalah alat langsung dari kehendak-Nya, tapi tetap tak bernama dan hampir tanpa pribadi yg nampak. Dalam banyak ayat, Allah dan malaikat Allah praktis adalah sama -- penampilan pada Hagar di padang belantara (Kejadian 16:7-13; 21:17-20); pada Abraham di Gunung Moria (Kejadian 22:11-18); pada Musa dalam nyala api yg keluar dari semak duri (Keluaran 3:2 dab) dan pada Gideon di Ofra (Hakim 6:11 dab). 

Malaikat pernah menampakkan dini kepada manusia sebagai pembawa perintah dan berita khusus dari Allah (Hakim 6:11-23; 13:3-5 dst). Mereka dapat memberi bantuan khas untuk pelayan-pelayan Allah yg miskin dan fana (1 Raja 19:5-7). Mereka dapat melakukan tugas bantuan militer (2 Raja 19:35 dst), dan -- tapi jarang sekali, permusuhan secara aktif terhadap Israel (2 Samuel 24:16 dab). Orang-orang dari Sodom (Kejadian 19) atau orang-orang lain yg melakukan kejahatan mereka pukul. Kehebatan mereka berperang tercantum dalam Kejadian 32:1, 2; 1 Raja 22:19, lebih khusus Yosua 6:13-15; 2 Raja 6:17 -- mendasari gelar ilahi YHVH Zebaot, TUHAN Allah yg memerintah pasukan malaikat.

Pandangan manusia generasi perdana menghubungkan malaikat dengan bintang-bintang. Hal ini mengilhami salah satu buah pikiran Ayub yg puitis, di mana para malaikat adalah juga saksi dari ciptaan (Ayub 38:7, lih di bawah; bnd Hakim 5:20; Wahyu 9:1). Keledai Bileam lebih cepat melihat makhluk yg menyerupai malaikat daripada tuannya, yg memerlukan teguran ilahi (Bilangan 22:21-35). Malaikat-malaikat bercakap-cakap dengan Abraham (Kejadian 18:1-16) atau di tangga Yakub (Kejadian 28:12). Para malaikat penjaga orang-orang secara pribadi (Mazmur 91:11) dan malaikat pembawa maut (ay 33:22; Amsal 16:14) tetap merupakan konsep-konsep kabur dalam PL, tapi menjadi ajaran-ajaran yg bulat dan tegas dalam literatur Yahudi. Istilah 'anak-anak Allah' semata-mata berarti malaikat-malaikat -- sifat mental atau rohani, bukan jasmani. Mereka malaikat yg benar-benar baik (Ayub 38:7, lih di atas), malaikat-malaikat yg mungkin baik (ay 1:6; 2:1) atau malaikat-malaikat yg jelas-jelas jatuh (Kejadian 6:2, 4). Istilah khusus yg lain adalah 拽ְ讚ֹ砖ִֽׁ讬诐 - QEDOSYIM, 'makhluk-makhluk suci' (ay 6:1; Mazmur 89:5, 7; Ulangan 8:13, dll). Bahwa sebutan itu teknis disarankan oleh hal dapat dipakai bila implikasinya pasti tidak bersifat orang suci (ay 6:15).

Ide-ide yg sejauh ini dibahas mungkin dari zaman sebelum pembuangan, paling sedikit dalam aslinya, walaupun beberapa contoh yg kemudian dimasukkan. Para malaikat -- dalam jumlah terbesar tetap merupakan gema dari suatu kehendak yg lebih tinggi, dan belum berpribadi.

b. Dalam kitab-kitab pada zaman pembuangan dan zaman yg kemudian

Pada zaman yg kemudian ini pengertian tentang malaikat menjadi lebih tegas. Orang yg bertindak sebagai pemandu Yehezkiel di kuil ideal, adalah merupakan konsep tengah di antara kedua konsep lain (pasal 40-48) yg menjadi malaikat penerang dalam Zakharia 1-6. Fungsi perantara alas nama bangsa Israel dalam Zakharia 1:12 meminta perhatian khusus. Bila diingat bahwa 'orang suci' berarti 'malaikat' dalam hubungan itu, maka kata-kata terakhir Zakharia 14:5 menarik perhatian jika dibaca dalam terang nubuat mengenal kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya.

Ajaran tentang malaikat dalam PL, berkembang sepenuhnya dalam Dan, yg merupakan awal perkembangan apokaliptik Yahudi. Di sini para malaikat mula-mula diberi nama-nama bersifat pribadi. Gabriel menerangkan banyak hal kepada Daniel, seperti malaikat dalam penglihatan Zakharia (Daniel 8:16; 9:21 dab). Dalam kedua kitab itu malaikat adalah juru bicara piawai dari Allah, dan dapat ditanyai -- tapi Gabriel menurut Daniel adalah lebih utuh dan meyakinkan. Mikhael mempunyai tugas khusus sebagai malaikat penjaga Israel (Daniel 10:13, 21; 12:1), dan bangsa-bangsa lain diperlengkapi sama seperti itu (Daniel 10:20). Hal ini merupakan ajaran yg biasa bagi ulama Yahudi. Dalam penglihatan nampak takhta-takhta sorgawi, di mana terdapat malaikat-malaikat yg jumlahnya tak terhitung banyaknya mengelilingi takhta (Daniel 7:10; bnd Ulangan 33:2; Nehemia 9:6; Mazmur 68:17 untuk hunjukan yg lebih kecil).
Cepogo 300823 (T)
Baca juga :
http://titusroidanto.blogspot.com/2023/08/malaikat-dalam-pb-serial-sudut-pandang.html

Senin, 28 Agustus 2023

RAKSASA, SERIAL SUDUT PANDANG

Gambar: Robert Wadlow, penyandang gigantisme (kiri). Tulisan & gambar tentang tulang oleh Galileo Galilei (kanan).

RAKSASA, SERIAL SUDUT PANDANG

-Bahkan kami melihat orang-orang yang seperti raksasa, yaitu keturunan orang Enak. Dibandingkan dengan mereka, kami merasa seperti belalang, dan pasti begitulah anggapan mereka terhadap kami.-
(Bilangan 13:33, BIMK-LAI)

"Taken to extremes, larger or smaller versions of creatures are not always viable."
-Tim Kirk

Jika manusia raksasa ada, apakah ia sebangun geometris dengan manusia? Intuisi kita -bersama siswa SMP yang lagi belajar kesebangunan & kekongruenan- akan berkata ya. Maksudnya, jika si raksasa tingginya empat kali tinggi manusia, maka panjang & lebar bagian lain dari tubuh juga menjadi empat kalinya. Misal, diameter tulang menjadi empat kalinya; panjang jari & ukuran gigi juga empat kali dari normal. Raksasa seperti itu kita sebut "raksasa sebangun".

Namun, anggapan di atas kurang tepat karena mengabaikan kekuatan tulang. Tulang si raksasa sebangun itu akan berkurang kemampuannya untuk menahan beban, meskipun dimensi tulang membesar. Galileo Galilei (1564-1642) benar ketika menyimpulkan: jika raksasa benar ada, maka ukuran tulangnya tidak sebangun geometris dengan tulang manusia normal. Rasio diameter terhadap panjang tulang akan berubah seiring bertambahnya tinggi tubuh. Raksasa macam itu kita sebut saja "raksasa ideal".

Bagaimana proporsi raksasa ideal itu? Dengan berasumsi manusia & raksasa memiliki kerapatan (density, massa jenis) daging-tulang yang sama, maka proporsinya sebagai berikut. Jika tinggi raksasa 200% dari tinggi manusia, maka diameter tulangnya 283% dari diameter normal. Jika tingginya 300%, maka tebal tulangnya 520% (lihat gambar dari bukunya Galileo). Jika tingginya 4 kali, maka tebal tulangnya menjadi 8 kali. Tampaknya, semakin tinggi tubuhnya, semakin sulit ia bergerak.

***
Rasanya, lebih mungkin ada raksasa sebangun ketimbang raksasa ideal. Orang penderita gigantisme adalah contoh konkret. Raksasa sebangun memiliki tinggi maksimum untuk menjamin tulang kakinya tak mudah retak atau patah. Dengan data tekanan yang diterima tulang manusia, maka rentang tinggi maksimum raksasa itu bisa dicari dengan matematika sederhana. Tentu memakai asumsi: kerapatan rata-rata tulang-daging manusia adalah sama dengan di tubuh raksasa.

Untuk perkiraan, anggap atlet angkat besi sebagai acuan ekstrem. Mereka sanggup untuk mengangkat barbel 3 kali berat tubuhnya. Tulang kaki para atlet itu berarti mampu menahan beban sebesar 4 kali berat tubuh. Maka, raksasa sebangun itu bisa memiliki faktor dilatasi sampai 4. Namun, mempertimbangkan kerja organ tubuh lainnya, faktor dilatasi dibatasi dari 1,5 sampai 2,5. Jika tinggi rata-rata manusia dianggap 160 cm, maka tinggi yang mungkin dari si raksasa adalah dari 240 cm sampai 400 cm.

Baca juga :
http://titusroidanto.blogspot.com/2023/08/mengenai-kata-nefilim.html

Kepustakaan:
Bill Bryson, The Body (Anchor Books, 2019).
Galileo Galilei, Mathematical Discourses Concerning Two New Sciences (John Weston, 1630).
Alain Goriely, Applied Mathematics (Oxford University Press, 2018).
Tim Kirk, Physics for the IB Diploma (Oxford University Press, 2003).

Penulis: (T), CEPOGO, 290823


SIMBOL ANGKA DIHARI-HARI PENCIPTAAN, SERIAL SUDUT PANDANG

Keterangan Gambar:
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Enam Hari Penciptaan
(Sumber: https://answersingenesis.org/creation/)

SIMBOL ANGKA DIHARI-HARI PENCIPTAAN, SERIAL SUDUT PANDANG 
====================================

Bilangan-bilangan yang tercatat dalam naskah Ibrani Perjanjian Lama dan naskah Yunani Perjanjian Baru ditulis dalam kata-kata, bukan dalam angka. Demikian halnya dengan pencatatan bilangan-bilangan dalam narasi Penciptaan. 

Kita harus pahami dulu pencatatan bilangan dan angka menurut sistem dan perapektif Ibrani.

Dalam bahasa Ibrani, angka satu adalah suatu kata sifat, kemudian, suatu rangkaian kata benda menunjukkan bilangan 2 sampai 10. Gabungan bilangan dengan angka 10 menunjukkan angka 11 sampai 19. Sesudah angka 20, bilangan puluhan dibentuk dalam susunan yg sama dengan bh Indonesia, yaitu angka 3 dan 30. Satu kata terpisah menunjukkan angka 100; 200 adalah dua bentuk dari itu. Setelah itu, dari angka 300 sampai angka 900 bentuknya sama lagi dengan sistem bilangan di Indonesia. Adapun bilangan tertinggi yang dinyatakan dengan satu kata adalah bilangan 20.000 yang dibentuk dari bilangan 10.000. Seperti itulah sistem pencatatan angka Ibrani.

Menariknya, dalam Alkitab bilangan juga digunakan sebagai lambang atau mengungkapkan arti teologis, bisa disimak sebagai berikut:

1. Bilangan satu digunakan untuk mengungkapkan gagasan keesaan dan keunikan Allah. Contohnya ada di Ulangan 6:4, juga pada frasa-frasa "Semua bangsa berasal dari satu orang" (Kisah Para Rasul 17:26); "Dosa masuk ke dunia melalui satu orang" (Roma 5:12); "Kasih karunia dilimpahkan karena satu orang, Yesus Kristus" (Roma 5:15);  "Korban persembahan diriNya sampai mati adalah satu kali untuk selama-lamanya" (Ibrani 7:27); dan "Dia-lah yang sulung yg pertama bangkit dari antara orang mati" (Kolose 1:18); "yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal (1 Korintus 15:20)".

2. Bilangan dua dapat menggambarkan keesaan maupun pembagian. Contoh: satu pria dan satu wanita merupakan asas kesatuan keluarga (Kejadian 1:27; 2:20, 24); Binatang-binatang dikelompokan dalam pasangan dan masuk ke dalam bahtera secara berpasangan (Kejadian 7:9); Dua orang sering bekerja sama dalam persahabatan atau persekutuan, misalnya pengintai utusan Yosua (Yosua 2:1), juga ke-12 murid diutus berdua dan 70 murid juga diutus demikian (Markus 6:7; Lukas 10:1). Sebagai tambahan, di Sinai diberikan 2 loh batu, dan binatang-binatang sering dipersembahkan berpasang-pasang. Namun, sebaliknya juga angka 2 dipakai sebagai kekuatan yang memisahkan, seperti dalam 1 Raja-raja 18:21, "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati?", juga perihal dua jalan yaitu "jalan yang luas dan yang sempit' dalam Matius 7:13,14.

3. Bilangan tiga, yang lazim dihubungkan dengan Trinitas Oknum ke-Allah-an, contohnya: Matius 28:19; Yohanes 14:26; 15:26; 2 Korintus 13:14; dan 1 Petrus 1:2, yang mana ajaran ini dinyatakan secara tidak langsung. Dalam Perjanjian Baru, bilangan tiga dipandang sakral karena Yesus dibangkitkan pada hari ketiga atau setelah tiga hari (Matius 12:40; 27:63; Lukas 24:46; 1 Korintus 15:4). Bilangan tiga juga dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan Allah yang luar biasa dan tertentu, contohnya ada tiga pesta utama disebutkan (Keluaran 23:14-19); rumah suci dibagi ke dalam tiga bagian (1Raja-raja 6:2-22); juga tentang Yunus ada di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam (Yunus 1:17); di Gunung Sinai Tuhan turun untuk memberikan Firman-Nya 'menjelang hari ketiga' (Keluaran 19:11); dalam nubuat Hosea, Tuhan akan membangkitkan umat-Nya 'pada hari ketiga' (Hosea 6:2). Selain itu, ada pemakaian bilangan 'tiga' yang sama pada Lukas 13:32, dimana 'hari ketiga' adalah bentuk puitis untuk suatu kurun waktu pada waktu mana sesuatu telah tuntas diselesaikan, dilengkapi dan disempurnakan' (N. Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, 1950, hlm 384, catatan 4), sebagai contoh: Yunus telah dilepaskan (Yunus 1:17; Mat 12:40) dan Kristus telah dibangkitkan Allah dari kematian pada hari ketiga (1 Korintus 15:4), juga ada tiga murid yang diperkenankan untuk berhubungan akrab secara khusus dengan Kristus (Markus 9:2; Matius 26:37), dan di Golgota juga ada tiga salib. Disamping itu, Paulus juga menitik-beratkan tiga kebajikan (1 Korintus 13:13). Contoh menarik lain mengenai bilangan 3 yang digunakan sehubungan dengan jangka waktu, adalah pilihan yang diberikan kepada Daud, yaitu 3 hari penyakit sampar, 3 bulan melarikan diri dari hadapan musuhnya, atau 3 thn kelaparan (1 Tawarikh 21:12), juga bala-tentara Gideon yang menjadi contoh pembagian dalam 3 pasukan (Hakim-hakim 7:16). Selain itu juga, ada bentuk pecahan sepertiga yang dipakai dalam Wahyu 8:7-12.

4. Angka Empat, biasanya adalah pertanda penyelesaian dalam Alkitab, juga lambang kemuliaan dan kebesaran. Perlu diingat, nama TUHAN yang kudus terdiri dari 4 huruf dalam bahasa Ibrani (YHWH). Contoh lain terkait lambang kebesaran adalah ada 4 sungai besar mengalir keluar dari taman Eden (Kejadian 2:10), dan ada 4 penjuru bumi ini (Wahyu 7:1; 20:8), ada 4 asal angin kuat berembus (Yeremia 49:36; Yehezkiel 37:9; Daniel 7:2), juga, didalam penglihatan-penglihatan mengenai kemuliaan Allah, Yehezkiel melihat ada 4 makhluk hidup (ps 1) yang dapat dibandingkan dengan keempar makhluk hidup dalam Wahyu 4:6. Selain itu, sejarah dunia mulai dari kerajaan Babel direntang oleh 4 kerajaan (Daniel 2:7), juga 'empat' adalah bilangan penting dalam lambang nubuat dan dalam kesusastraan, misalnya 4 tukang besi (Zakharia 1:18-21) dan 4 kereta (Zakharia 6:1-8), 4 tanduk dari mezbah emas (Wahyu 9:13), dan 4 malaikat pembunuh (Wahyu 9:14). Sebagai tambahan, ada 4 Injil, dan pada waktu Injil itu disebarluaskan kepada non-Yahudi, Petrus melihat dalam penglihatan suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan.

5. Angka Lima dan sepuluh, beserta perkaliannya, sering muncul karena sistem desimal dipakai di Israel kuno. Dalam Perjanjian Lama, ada 10 Bapak leluhur disebut sebelum air bah, juga kisah orang Mesir yang ditimpah 10 tulah, dan ada juga Sepuluh Firman. Pecahan sepersepuluh merupakan zakat (Kejadian 14:20; 28:22; Imamar 27:30; 2 Tawarikh 31:5; Maleakhi 3:10). Perumpamaan (Lukas 15:8) menyebut seorang wanita memiliki 10 dirham, dan dalam perumpamaan mengenai mina disebut 10 mina, 10 orang hamba dan 10 kota (Lukas 19:11-27). Dari 10 gadis disebut 5 bijaksana dan 5 bodoh (Matius 25:2). Lima ekor burung pipit dijual 2 duit (Lukas 12:6); sang orang kaya mempunyai 5 saudara (Lukas 16:28); wanita Samaria di pinggir sumur pernah mempunyai 5 suami (Yohanes 4:18); dan pada pemberian makan lima ribu orang, sang anak mempunyai 5 roti jelai. Ada 10 kekuasaan yg tidak dapat memisahkan orang percaya dari kasih Allah (Roma 8:38 dab), dan 10 dosa yang tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Korintus 6:10). Karena itu, bilangan 10 juga menandakan kesempurnaan, seperti halnya 10 orang-tua merupakan suatu rombongan (Rut 4:2), yang artinya bilangan 5 adalah lambang setengah dari kesempurnaan itu.

6. Angka Enam adalah angka manusia. Dalam cerita kejadian, Allah menjadikan laki-laki dan perempuan pada hari ke-6 (Kejadian 1:27). Enam hari telah diatur kepada manusia untuk bekerja (Keluaran 20:9; 23:12; 31:15; bnd Lukas 13:14), seorang hamba Ibrani harus bekerja selama 6 tahun sebelum dia dibebaskan.

7. Angka Tujuh, mempunyai tempat penting diantara bilangan kudus dalam Alkitab, dan dikaitkan dengan penyelesaian, penggenapan dan penyempurnaan. Dalam berita kejadian, Allah beristirahat dari pekerjaan-Nya pada hari ke-7 dan menguduskannya. Ini menjadi pola sabat Yahudi, ketika orang berhenti dari kerja (Keluadan 20:10), bagi tahun sabat (Imamar 25:2-6), dan juga bagi tahun Yobel, yang diikuti 7 kali 7 tahun (Imamat 25:8). Hari Raya Roti Tidak Beragi dan Hari Raya Pondok Daun berlangsung 7 hari (Keluaran 12:15, 19; Bilangan 29:12). Hari Raya Pendamaian berlangsung pada bulan ke-7 (Imamat 16:29). Bilangan 7 memang sering muncul berkaitan dengan upacara keagamaan Perjanjian Lama, misalnya memercikkan darah lembu 7 kali (Imamat 4:6), dan korban bakaran terdiri dari 7 ekor domba berumur 1 tahun (Bilangan 28:11); orang sakit kusta yang ditahirkan harus dipercikkan 7 kali (Imamat 14:7), dan Naaman harus menyelam 7 kali di Sungai Yordan (2 Raja-raja 5:10), juga andil kemah suci mempunyai 7 cabang (Keluaran 25:32). Catatan lain yg perlu diperhatikan adalah: ibu dari 7 orang anak (Yeremia 15:9); 7 wanita akan memegang 1 laki-laki (Yesaya 4:1); dan frasa "seorang menantu perempuan yang penuh kasih lebih berharga dari 7 anak laki-laki" (Rut 4:15), kisah orang Saduki yang mengemukakan soal perkawinan janda dengan 7 bersaudara (Matius 22:25), para imam mengelilingi Yerikho 7 kali (Yosua 6:4), hamba Elia diminta untuk melihat tanda hujan 7 kali naik turun (1 Raja-raja 18:43). Pemazmur memuliakan Allah 7 kali sehari (Mazmur 119:164), dan pada Kejadian 29:18; 41:29, 54 dan Daniel 4:23 menyebut 7 tahun, juga, gereja mula-mula mempunyai 7 pelayan (Kisah Para Rasul 6:3), dan Yohanes menyapa 7 jemaat dalam Wahyu dimana juga ada disebut 7 kaki dian emas (Wahyu 1:12) dan 7 bintang (Wahyu 1:16). Pada pemberian makan 4.000 orang juga disebut pergandaan 7 roti dan beberapa ikan (Markus 8:1-9), dan sisanya ada 7 bakul, yang berarti bahwa Yesus mengenyangkan mereka dengan sempurna. Selain itu, ada kisah Maria Magdalena dibebaskan dari 7 roh jahat (Lukas 8:2), dan naga dalam Wahyu 12:3 dan binatang dalam Wahyu 13:1; 17:7 mempunyai 7 kepala.

Demikianlah makna angka atau bilangan 1 hingga 7 menurut perspektif Ibrani. Nah, apa korelasi penjelasan-penjelasan diatas dengan narasi hari-hari Penciptaan dalam kitab Kejadian?

Berikut ini adalah penjelasannya:

1. HARI PERTAMA
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Korelasi makna angka 1 dan Kejadian 1:1 juga Hari Pertama Penciptaan (Kejadian 1:3-5) pada pandangan saya adalah menunjukan gagasan keesaan dan keunikan Allah saat Penciptaan. Keunikan Allah adalah menciptakan terlebih dahulu suatu wadah yang lengkap pondasi (bumi) dan atapnya (langit), kemudian di hari penciptaan Dia menunjukan keesaanNya sebagai satu-satunya sumber Terang sehingga terang itu harus diciptakan pada hari Pertama.

2. HARI KEDUA
°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Angka dua sebagai simbol pembagian bisa terlihat di narasi Penciptaan di hari kedua, yang mana Allah dikisahkan membagi air, baik pembagian air diatas cakrawala dan dibawah cakrawala, maupun pembagian letak air di bumi.

3. HARI KETIGA
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Angka tiga bisa bermakna Trinitas bisa juga bermakna suatu jangka waktu, juga bisa bermakna suatu waktu terkait perbuatan Allah yang luar biasa. Angka tiga juga mempunyai arti simbolik dalam tradisi alkitabiah, yang dalam narasi Penciptaan menyatakan kelengkapan: langit, bumi dan bumi bawah. Hari ketiga memuat setidaknya satu dari makna-makna dan simbol ini, yaitu waktu terkait perbuatan Allah yang luar biasa. Bila sebelumnya hanya wadah yang diciptakan, maka dimulai pada hari ketiga diciptakan makhluk hidup. Penciptaan makhluk hidup yang pertama ini dianggap merupakan perbuatan yang luar biasa.

4. HARI KEEMPAT
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Angka empat bisa bermakna, pertama, suatu tanda penyelesaian dari Tuhan atas karya atau hukumanNya, kedua, lambang nama kudus YHWH, ketiga, suatu lambang benda atau makhluk atau karya yang luar biasa. Makna pertama angka empat bisa dilihat dari hari keempat Penciptaan, yaitu Allah menyelesaikan karyanya yang berhubungan dengan terang yang menyinari bumi. Makna kedua bisa kita simak, bahwa benda-benda penerang itu diciptakan dan dihari keempat pula bukan pertama, itu artinya sang Pencipta, YHWH, berada diatas semua benda-benda penerang itu sehingga tidak ada gunanya menyembah benda-benda penerang itu secara langsung atau melalui personafikasi dewa-dewi. Makna ketiga juga bisa dilihat dihari keempat penciptaan, yaitu adanya benda-benda penerang yang mulai terlihat dari bumi sehingga pembagian waktu bisa ada, dan pembagian waktu itu adalah karya yang besar, mulia dan luar biasa.

5. HARI KELIMA
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Angka lima adalah setengahnya angka 10 dalam perhitungan Ibrani, yang mana 10 adalah angka sempurna jadi angka lima adalah setengah sempurna alias hampir sempurna. Makna ini bisa terlihat dari kisah Penciptaan hari kelima, ketika Allah menciptakan berbagai fauna di laut dan di udara. Semua tampak sempurna sebab Bumi mulai terlihat berwarna, tetapi tarafnya baru di 'hampir sempurna' sebab fauna darat dan manusia belum diciptakan. Inilah mengapa, secara sastra dan kekhasan keteraturan Allah, di hari kelima belum diciptakan fauna darat dan manusia.

6. HARI KEENAM
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Angka enam adalah angka lambang manusia. Di hari keenam, manusia diciptakan. Juga, diciptakan hewan-hewan darat. Terkait hewan-hewan darat, ini menarik. Fauna darat bisa berevolusi dari fauna laut, tetapi, manusia purba (diluar homo sapien yah) tidak bisa berevolusi dari fauna laut. Saya sempat berpikir, apakah hari kelima diciptakan fauna laut dan udara sekaligus sebagai prototype-nya fauna laut saat ini yang evolusinya baru selesai ketika tiba di penciptaan hari keenam dimana mereka menjadi binatang melata dan ternak, kemudian, yang dimaksudkan sebagai "binatang liar" adalah penciptaan manusia purba non-sapien. Menariknya ayat 24-25 dan 30 (dalam bahasa Ibrani) ada disebutkan "binatang liar" tetapi diayat 28 tidak ada disebutkan "binatang liar" sebagai hewan yang harus dikuasai oleh manusia. Inilah yang membuat saya berpikir bahwa 'binatang liar' (ayat 24 menggunakan kata 讜ְ讞ַֽ讬ְ转讜ֹ, - wehaytov, ayat 25 dan 30 menggunakan kata 讞ַ讬ַּ֨转 - hayyat) yang bukanlah hewan yang kita kenal tetapi hominid purba non-homo sapien, sebab mereka diciptakan bukan untuk dikuasai oleh manusia karena diskenariokan akan musnah dengan sendirinya. Nah, ini hanya pikiran sekilas saya yah. Kembali ke kajian sastra, hari keenam adalah lambang manusia yang mana makna ini timbul setelah penciptaan manusia di hari keenam. Secara sastra, walau ada ciptaan lain di hari keenam tetapi Allah menunjukan bahwa hari keenam, harinya umat manusia, manusialah yang diciptakan paling sempurna.

7. HARI KETUJUH
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Angka tujuh melambangkan penyelesaian, penggenapan, dan penyempurnaan. Ini bisa dilihat dari Kejadian 2:1-3 bahwa Allah telah selesai (ayat 2), bahwa semua yang direncanakanNya terkait penciptaan telah digenapi (Kejadian 2:1), dan bahwa hari itu untuk pertama kalinya bumi menjadi sempurna. Angka tujuh juga memiliki makna mistis dan religius dalam budaya Mesopotamia paling lambat abad ke-22 SM. Ini mungkin karena dalam sistem bilangan seksagesimal Sumeria, membagi dengan angka tujuh adalah pembagian pertama yang menghasilkan pecahan berulang tanpa batas. Mungkin makna ini yang diambil oleh orang Ibrani sebagai simbol kuasa tak terbatas dan sempurna.

Demikian makna-makna sastrawi dari hari-hari Penciptaan yang saya kaji. Bisa kita simak, dalam penulisan kisah Penciptaan ini, sekalipun kisahnya mirip dengan mitologi Mesopotamia tetapi gaya penulisannya sangat rumit dan penuh simbol, yang mana semua itu adalah kekhasan sastra Ibrani kuno yang tidak ditemui di karya-karya sastra kuno lainnya. 

Maksudnya 'mirip' bukanlah 'sangat mirip', melainkan 'ada kemiripan'. Kemiripan seperti itu adalah hal yang biasa dalam dunia kuno ketika mereka menuturkan atau menceritakan sejarah atau suatu riwayat dan kisah bangsa mereka dengan menggunakan gaya sastra serta mengambil contoh kisah dalam sastra kuno yang telah ada sebelumnya..Semua ini merupakan kerumitan dan kekhasan sastra Ibrani kuno. Kerumitan dan kekhasan ini yang membedakan sastra Ibrani kuno dengan sastra-sastra di peradaban kuno lainnya termasuk peradaban kuno disekitar Israel. 

Pola Penciptaan dalam Alkitab memang terlihat jelas:
1. Diciptakan wadah
2. Diciptakan pelengkap wadah
3. Diciptakan makhluk hidup yang kurang mulia
4. Diciptakan makhluk hidup yang lebih mulia
5. Diciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna

Bila kita hubungkan ke teologi-sastra maka pola ini, yang juga ditunjukan oleh pemaknaan bilangan-bilangan Ibrani kuno, menunjukan banyak hal yaitu keteraturan pekerjaan Ilahi, karya Ilahi yang sistematis, harmoni semesta, serta kemuliaan Ilahi dan kesempurnaan karya Ilahi.

___________________
Oleh (T) Cepogo, 290823 STT BAPTIS INJILI


Referensi dan Daftar Bacaan:
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
1. A. F. Kirkpatrick (editor); "The Book Of Genesis"; Cambridge University Press - Fetter Lane, E.c.; London; 1921.

2. "Browning" (Kamus Alkitab), perikop: tiga.
Ensiklopedia Alkitab, perikop: angka.

3. Carol A. Hill; "Making Sense of theNumbers of Genesis"; Desember 2003.

4. David E. Pratte; "Commentary on the Book of Genesis: Bible Study Notes and Comments"; 2016 (edisi revisi).

5. Djonly Johnson Relly Rosang; "Studi Kritik Teori Penciptaan Dalam Kejadian 1:1-2.(Suatu Kajian terhadap Argumentasi Teori Celah)"; Hup膿ret膿s: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 1 no.1; 2019.

6. Fanny Y. M. Kaseke; "Saat Iman dan Akal Berbenturan:Alam Semesta Menurut Ajaran Alkitab dan Evolusionisme".

7. Jack David Kawira; "Tinjauan Kritis Pandangan Harafiah Hari Penciptaan".

8. Luo Clement; "The Ancient Science of Numbers"; Roger Brothers; New York; 1908.

9. Robert E. Krebs; "Encyclopedia of ScientificPrinciples, Laws, and Theories"vol. 2: L–Z; Greenwood Press; Westport, Printed in the United States of America; 2008

10. Philip Schaff; "The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge"; Baker Book House; Michigan; 1952.

11. T. K. Cheyne dan J. Sutherland Black, "Encyclopedia Biblica: A Dictionary Of The Bible"; The Macmillan Company; New York; 1901.

12. Wati Susilawati; "Sejarah & Filsafat Matematika"; CV. Insan Mandiri; 2017.

.


MENGENAI KATA NEFILIM, SERIAL SUDUT PANDANG

 

MENGENAI KATA NEFILIM, SERIAL SUDUT PANDANG

Mungkin dapat memberikan sedikit informasi dari sudut pandang bahasa/kata, tapi ini berpulang hanya pendapat atau teori. Kata yang dipelajari adalah 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM. Dalam naskah Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS Hebrew) kata yang merujuk dengan "NEFILIM" ini dijelaskan lagi dengan kata Ibrani lainnya yaitu "GIBOR" :

Menurut Leksikon Ibrani :

谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM, bentuk jamak dari 谞ָ驻ִ讬诇 - NAFIL, akar kata : 谞ָ驻ַ诇 - NAFAL; properly, a feller, i.e. a bully or tyrant:--giant.

讙ִּ讘ּ讜ֹ专 - GIBOR : powerful; by implication, warrior, tyrant:-- champion, chief, X excel, giant, man, mighty (man, one), strong (man), valiant man.

1) 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM, orang-orang raksasa

KJV dan LAI : menterjemahkannya dengan 'giants' (= raksasa)

NASB/NIV/RSV: tidak menterjemahkah kata 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM melainkan mentransliterasikannya dengan kata 'the Nephilim'. Terjemahan 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM menjadi 'giants / raksasa' sebagaimana ada di LAI dan KJV ini timbul karena:

Merujuk pada Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama terjemahan bahasa Yunani) yang lebih dulu menterjemahkannya dengan kata 纬喂纬伪谓蟿蔚蟼 - gigantes (raksasa). Terjemahan ini tidak terlalu salah, karena memang menunjukkan bahwa orang "Nephilim" itu mempunyai ukuran tubuh yang sangat besar yang diperjelas dengan kata "GIBOR". 

2) 讙ִּ讘ּ讜ֹ专 - GIBOR, orang-orang gagah perkasa

Ini menunjukan bahwa orang "NEFILIM" adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan fisik atau kepandaian berkelahi yang hebat.

Ada Pendapat Bahwa "Perkawinan Campur" antara "Anak-anak Allah" dan "Anak-anak Manusia" menghasilkan "Nefilim ini" Kejadian 6:4:

kaum Nefilim (HANEFILIM) dikatakan "mereka telah ada" (HAYU), dari tenses naskah Ibrani menjelaskan secara jelas mereka telah ada sebelum "perkawinan campur" itu. kaum Nefilim (HANEFILIM), mereka adalah kaum yang berbadan besar (raksasa), dan terkenal karena jahatnya. Setelah menuliskan adanya kaum Nefilim (HANEFILIM) yang telah ada (tenses perfect), barulah kemudian ('AKHAREY-KHEN) dituliskan adanya "putera2 Allah" yang datang (YAVOU) dalam tenses imperfect kepada "anak2 perempuan manusia", baru kemudian mereka melahirkan orang2 yang yang besar (HAGIBORIM) dan orang2 yang ternama/terkenal (AN'SHEY HASHEM), yaitu orang-orang yang terkenal dalam konteks yang buruk (kejahatan). Note: perhatikan konteks Kejadian pasal 6 ini merujuk kepada kejahatan manusia yang membuat Allah menjadi berduka (NAKHAM). Jadi, arti ayat 4 seluruhnya ialah: pada waktu itu sudah ada raksasa-raksasa dan mereka adalah perampok-perampok yang terkenal akan kejahatannya. Dan kemudian dengan adanya perkawinan campuran antara "anak-anak Allah" (keturunan Set yang saleh) dan "anak-anak manusia" (keturunan Kain yang jahat), lalu lahir lagi orang-orang yang sejenis dengan perampok-perampok itu itu. "Perkawinan campuran" itu bukannya yang pertama menjadi penyebab lahirnya kaum "raksasa" (Nefilim). Tetapi akibat "perkawinan campuran" itu menyebabkan orang-orang jahat/ berdosa menjadi semakin banyak!

 HASHEM (harfiah, sang nama) renown/orang-orang kenamaan/terkenal

Dengan melihat konteks "Kejadian pasal 6" yang menuliskan kejahatan manusia, dan itu menyebabkan Allah menjadi berduka (NAKHAM). Maka konteks 讛ַ砖ֵּׁ诐 - HASHEM, dalam artian "terkenal" ini merujuk kepada "terkenal karena kejahatan2nya"

Lebih lanjut tentang kata 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM :

Sesuai Leksikon Ibrani, yang menghubungkan 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM dengan akar katanya yaitu 谞ָ驻ַ诇 - NAFAL "jatuh"; Maka makna kata "NEFILIM", bisa juga berarti :

a) 'to fall' (= jatuh).

Mungkin semua orang yang bertemu mereka jatuh tersungkur karena takut kepada mereka.

b) 'to fall upon / to attack' (= menyerang).

Jadi, "NEFILIM" berarti penyerang, bandit, perampok.

Kedua arti ini bisa digabungkan. Jadi, kata "NEFILIM" menunjuk kepada perampok-perampok yang ditakuti orang.

Untuk itulah mengapa dalam JPST/NIV/NASB/RSV memilih tidak menterjemahkan kata ini, dan kemudian 'mentransliterasikannya' saja dengan kata 'the Nephilim'. Lebih lanjut pertimbangan JPST/NASB/NIV/RSV itu tidak menterjemahkan kata 谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 - NEFILIM, karena ada ayat yang dapat dihubungkan dengan Kejadian 6:4, sbb :

* Bilangan 13:33

LAI TB, Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."

KJV, And there we saw the giants, the sons of Anak, which come of the giants: and we were in our own sight as grasshoppers, and so we were in their sight.

Septuaginta, 魏伪喂 蔚魏蔚喂 蔚蠅蟻伪魏伪渭蔚谓 蟿慰蠀蟼 纬喂纬伪谓蟿伪蟼 魏伪喂 畏渭蔚谓 蔚谓蠅蟺喂慰谓 伪蠀蟿蠅谓 蠅蟽蔚喂 伪魏蟻喂未蔚蟼 伪位位伪 魏伪喂 慰蠀蟿蠅蟼 畏渭蔚谓 蔚谓蠅蟺喂慰谓 伪蠀蟿蠅谓

Translit, kai ekei he么rakamen tous gigantas kai 锚men en么pion aut么n h么sei akrides alla kai hout么s 锚men en么pion aut么n

Bandingkan dengan :

JPST, And there we saw the Nephilim, the sons of Anak, who come of the Nephilim; and we were in our own sight as grasshoppers, and so we were in their sight.'

NASB, "There also we saw the Nephilim (the sons of Anak are part of the Nephilim); and we became like grasshoppers in our own sight, and so we were in their sight."

NIV, We saw the Nephilim there (the descendants of Anak come from the Nephilim). We seemed like grasshoppers in our own eyes, and we looked the same to them."

RSV, And there we saw the Nephilim (the sons of Anak, who come from the Nephilim); and we seemed to ourselves like grasshoppers, and so we seemed to them."

Hebrew,

讜ְ砖ָׁ诐 专ָ讗ִ讬谞讜ּ 讗ֶ转־讛ַ谞ְּ驻ִ讬诇ִ讬诐 讘ְּ谞ֵ讬 注ֲ谞ָ拽 诪ִ谉־讛ַ谞ְּ驻ִ诇ִ讬诐 讜ַ谞ְּ讛ִ讬 讘ְ注ֵ讬谞ֵ讬谞讜ּ 讻ַּ讞ֲ讙ָ讘ִ讬诐 讜ְ讻ֵ谉 讛ָ讬ִ讬谞讜ּ 讘ְּ注ֵ讬谞ֵ讬讛ֶ诐׃

Translit interlinear, VESHAM {dan dari sana} RAINU {kami melihat} 'ET {pada} -HANEFILIM {orang nefilim} BENEY {putera2 dari} 'ANAQ {anaq} MIN-HANEFILIM {dari orang nefilim} VANEHI {dan mereka} VE'EINEINU {di mata kami} KAKHAGAVIM {seperti belalang2} VEKHEN {juga} HAYINU {terhadap kami} BE'EINEIHEM {di mata mereka}

Perhatikan Kata "NEFILIM" pun diberikan kepada bangsa Kanaan, suku Enak.

Kalau kita menghubungkan Kejadian 6:4 dengan Bilangan 13:33 ini. Kita bisa melihat, sajian terjemahan JPST/NASB/NIV/RSV lebih tepat, dimana kata "NEFILIM" tidak diterjemahkan sebagaimana Septuaginta, melainkan disalin hurufnya saja (transliterasi).

Terjemahan NIV ini lebih cocok dengan konteks dibandingkan dengan terjemahan Septuaginta/KJV/LAI di atas yang menterjemahkan kata "NEFILIM" dengan raksasa (gigantes). Walaupun memang dengan menghubungkan kata "NEFILIM" dengan kata Ibrani lainnya "GIBOR", menunjuk bahwa kaum "NEFILIM" ini berbadan besar. Tatapi kaum "NEFILIM" adalah manusia biasa.

Pertimbangan lain bagi NIV tidak menterjemahkan kata "NEFILIM" adalah melihat konteks ayat, dimana Kejadian 6:4 ini berbicara tengtang dosa manusia secara moral, bukan berbicara tentang "ukuran tubuh". Malah kalau tahu-tahu ayat 4 ini dihubungkan dengan tentang ukuran tubuh (sebagaimana Septuaginta menterjemahkannya), justru kata Yunani gigantes (=raksasa) itu tidak sesuai dengan konteks atau tidak berhubungan dengan konteks. Dilain pihak jika kata "NEFILIM" diartikan perampok/ orang2 jahat, itu lebih sesuai dengan konteks ayat.


Kesimpulan :

Kaum "NEFILIM" adalah manusia biasa, bukan makhluk menyerupai manusia, bukan pula makhluk yang ditafsirkan sebagai "keturunan malaikat-malaikat yang jatuh" (karena malaikat makhluk roh yang tidak kawin dan mengawinkan, Matius 22:30).

Apalagi dijelaskan dalam bagian lain dalam Alkitab bahwa "NEFILIM"adalah nama dari suku Enak, bangsa Kanaan (Bilangan 13:33).

Pengertian umum "Raksasa" dalam dongeng adalah makhluk yang menyerupai manusia, berbadan tinggi besar.

Tetapi 'raksasa' (Inggris, Giant, Yunani gigantes) didalam Alkitab bukanlah dongeng, bukan pula makhluk non-manusia, melainkan manusia yang memiliki tubuh yang besar melebihi ukuran normal, misalnya dalam kisah lain bisa kita temukan juga orang yang bernama GOLIAT (1 Samuel 17:4) yang tinggi badannya dirinci "enam siku satu jengkal", kira-kira tingginya 3.2 meter dengan merujuk pada ukuran 1 siku = 52.5cm.

Cepogo, 280823 (T), STT BAPTIS INJILI INDONESIA 

Baca juga :

http://titusroidanto.blogspot.com/2023/08/raksasa-serial-sudut-pandang.html

https://titusroidanto.blogspot.com/2023/08/raksasa-serial-sudut-pandang.html?m=1

Jumat, 11 Agustus 2023

SUDUT PANDANG MATIUS 14 : 22-33, KEBERANIAN ADALAH BUAH KEBERIMANAN, SERIAL SUDUT PANDANG, YESUS BERJALAN DI ATAS AIR, Matius 14:22-33,

SUDUT PANDANG MATIUS 14:22-33, KEBERANIAN ADALAH BUAH KEBERIMANAN, SERIAL SUDUT PANDANG, YESUS BERJALAN DI ATAS AIR, Matius 14:22-33,

Banyak orang Kristen dewasa memahami kisah di Alkitab sama dengan pemahaman mereka saat masih kanak-kanak. Contoh kisah Natal. Mereka mencerap kisah Natal itu hanya satu versi: Yesus lahir di kandang dan didatangi gembala-gembala dan orang-orang Majus dalam satu latar. Padahal kisah itu pemerkosaan penggabungan dua kisah Natal yang berbeda dari Injil Lukas dan Matius. Kalau mereka cermat membaca Alkitab, menurut Injil Lukas rumah Yusuf di Nasaret dan Yesus lahir di “kandang” (apa pun sebutannya) di Betlehem, sedang menurut Injil Matius rumah Yusuf di Betlehem dan Yesus lahir di rumah. Suasana kelahiran Yesus damai menurut Injil Lukas, sedang menurut Injil Matius penuh teror sehingga Yusuf membawa Maria dan bayi Yesus mengungsi ke Mesir. Kisah Natal kedua Injil itu tidak dapat dan tidak boleh digabungkan, karena keduanya mengusung teologi yang berbeda. Penggabungan malah menghilangkan pesan teologinya, bahkan menurunkan harkat kisah itu menjadi dongeng biasa. 
Cukup banyak lulusan perguruan tinggi teologi  cara membaca Alkitab mereka sama dengan saat mereka masih kanak-kanak dan remaja. Buktinya khotbah atau tafsir mereka terdengar sama saja, itu-itu saja, meskipun dari kitab yang berbeda-beda.

Bacaan Injil Matius 14:22-33, perikopnya diberi judul oleh LAI 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槪饾槮饾槼饾槴饾槩饾槶饾槩饾槸 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槩饾槳饾槼. Bacaan dapat dibagi ke dalam tiga bagian ulasan:
馃洃 Matius 14:22-23 Yesus di gunung
馃洃 Matius 14:24-27 Yesus berjalan di atas air
馃洃 Matius 14:28-32 Petrus berjalan di atas air
馃洃 Matius 14:33 Pengakuan

饾棳饾棽饾榾饾槀饾榾 饾棻饾椂 饾棿饾槀饾椈饾槀饾椈饾棿 (Mat. 14:22-23)

Sesudah itu Yesus segera mendesak murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. (Mat. 14:22, TB II 2023) 

Bacaan Injil Minggu ini merupakan episode berikutnya dari episode bacaan Injil Minggu lalu tentang 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槷饾槮饾槷饾槪饾槮饾槼饾槳 饾槷饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槶饾槳饾槷饾槩 饾槼饾槳饾槪饾樁 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰. Hal itu ditunjukkan dengan frase pembuka ayat 22 饾槡饾槮饾槾饾樁饾槬饾槩饾槱 饾槳饾樀饾樁.

Kata 饾槷饾槮饾槸饾槬饾槮饾槾饾槩饾槵 diterjemahkan dari e饾槸饾槩饾槸饾槵饾槩饾槾饾槮饾槸, yang berarti literal memaksa (bdk. Luk. 14:23 “ … 饾槺饾槩饾槵饾槾饾槩饾槶饾槩饾槱 orang-orang yang ada di situ, …”). Yesus memaksa para murid ke mana? Naik ke perahu untuk pergi lebih dahulu ke seberang. Mungkin maksudnya ke sebelah timur Danau Galilea (bdk. Mat. 8:18). Dalam pada itu Yesus juga membubarkan (饾槩饾槺饾槹饾槶饾樅饾槾o) orang banyak.

Yesus memaksa para murid meninggalkan-Nya dan membubarkan khalayak ditafsir bahwa khalayak begitu antusias untuk segera mengangkat Yesus menjadi raja mereka. Tafsir ini spekulatif karena teks sama sekali tidak meninggalkan jejak untuk menafsir seperti itu. Ayat selanjutnya justru menjelaskan bukan itu alasan Yesus.

Setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Menjelang malam Ia sendirian di situ. (Mat. 14:23, TB II 2023)

Jadi, alasan Yesus memaksa para murid pergi dan membubarkan khalayak adalah hendak menyingkir, menyendiri. Tujuan sejak semula Yesus pergi ke tempat terpencil karena peristiwa pembunuhan Yohanes Pembaptis oleh Raja Herodes (lih. Mat. 14:1-13a).

LAI menerjemahkan 饾槹饾槼饾槹饾槾 menjadi 饾槪饾樁饾槵饾槳饾樀 dalam frase 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槸饾槩饾槳饾槵 饾槵饾槮 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槪饾樁饾槵饾槳饾樀 sebenarnya mengaburkan atau mengacaukan teologi yang diusung oleh pengarang Injil Matius. Kata 饾槹饾槼饾槹饾槾 seharusnya diterjemahkan menjadi 饾槰饾樁饾槸饾樁饾槸饾槰. Sebagai pembanding NRSV, KJV, NAS, NIV menerjemahkan oros menjadi 饾槷饾槹饾樁饾槸饾樀饾槩饾槳饾槸. 

Istilah 饾槹饾槼饾槹饾槾 atau gunung amat penting bagi penulis Injil Matius untuk menyampaikan teologinya yang khas. Pendapat ini diperkuat dengan 饾槣饾槫饾槩饾槺饾槩饾槸-饾樁饾槫饾槩饾槺饾槩饾槸 饾槈饾槩饾槱饾槩饾槰饾槳饾槩 versi Injil Lukas yang disampaikan oleh Yesus bukan di gunung, melainkan di tempat datar (lih. Luk. 6:17), karena teologi Lukas berbeda dari Matius. Matius mengusung teologinya bahwa Yesus adalah Musa yang baru. Musa menerima firman Allah (10 Perintah Allah) di gunung, sedang Yesus memberi perintah atau pengajaran atau firman di gunung dalam 饾槖饾槱饾槹饾樀饾槪饾槩饾槱 饾槬饾槳 饾槑饾樁饾槸饾樁饾槸饾槰 (lih. Mat. 5 – 7). Musa berdoa pergi ke gunung, Yesus juga berdoa pergi ke gunung seperti dalam ayat 23 di atas. Gunung merupakan tempat manifestasi Allah, tempat perjumpaan dengan Allah (Kel. 19:20; 1Raj. 19). 

饾棳饾棽饾榾饾槀饾榾 饾棷饾棽饾椏饾椃饾棶饾椆饾棶饾椈 饾棻饾椂 饾棶饾榿饾棶饾榾 饾棶饾椂饾椏 (Mat. 14:24-27)

Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru, “饾槓饾樀饾樁 饾槱饾槩饾槸饾樀饾樁!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Yesus segera berkata kepada mereka, “饾槢饾槮饾槸饾槩饾槸饾槰饾槶饾槩饾槱! 饾槓饾槸饾槳 饾槇饾槵饾樁, 饾槴饾槩饾槸饾槰饾槩饾槸 饾樀饾槩饾槵饾樁饾樀!” (Mat. 14:24-27, TB II 2023)

饾槈饾槮饾槪饾槮饾槼饾槩饾槺饾槩 饾槷饾槳饾槶 diterjemahkan dari 饾槾饾樀饾槩饾槬饾槳饾槹饾樁饾槾 饾槺饾槹饾槶饾槶饾槹饾樁饾槾 yang berarti literal banyak stadia; 1 stadia setara lebih kurang 185 m. Tampaknya LAI berkesulitan mencari padanan stadia sehingga mengambil satuan mil yang biasa untuk mengukur jarak tempuh di laut. Data geografis masa kini lebar Danau Galilea mencapai 13 km. Saking lebarnya Danau Galilea disebut juga Laut Tiberias.

Ada perbedaan antara Matius dan Markus mengenai perjalanan para murid. Matius menulis 饾檵饾櫄饾櫑饾櫀饾櫇饾櫔 … 饾槬饾槳饾槹饾槷饾槪饾槩饾槸饾槰-饾槩饾槷饾槪饾槳饾槸饾槰饾槵饾槩饾槸 饾槰饾槮饾槶饾槹饾槷饾槪饾槩饾槸饾槰 饾槵饾槩饾槼饾槮饾槸饾槩 饾槩饾槸饾槰饾槳饾槸 饾槾饾槩饾槵饾槩饾槶 … , sedang Markus menulis ... 饾槪饾槮饾樀饾槩饾槺饾槩 饾槾饾樁饾槾饾槩饾槱饾槸饾樅饾槩 饾櫌饾櫄饾櫑饾櫄饾櫊饾櫀 饾槷饾槮饾槸饾槬饾槩饾樅饾樁饾槸饾槰 饾槵饾槩饾槼饾槮饾槸饾槩 饾槩饾槸饾槰饾槳饾槸 饾槾饾槩饾槵饾槩饾槶 … (lih. Mrk. 6:48). Subjek dalam Injil Matius adalah perahu, sedang dalam Injil Markus subjeknya adalah mereka (para murid). Tampaknya Matius memetaforkan Gereja atau jemaat Matius yang sedang gonjang-ganjing karena ditekan oleh lawan dengan perahu yang diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal.

饾槖饾槳饾槼饾槩-饾槵饾槳饾槼饾槩 饾槴饾槩饾槷 饾樀饾槳饾槰饾槩 饾槷饾槩饾槶饾槩饾槷 diterjemahkan dari 饾樀饾槮饾樀饾槩饾槼饾樀o 饾槬饾槮 饾槺饾槱饾樅饾槶饾槩饾槵o 饾樀o饾槾 饾槸饾樅饾槵饾樀饾槹饾槾 yang berarti literal 饾槺饾槩饾槬饾槩 饾槴饾槩饾槷 饾槵饾槮饾槮饾槷饾槺饾槩饾樀 饾槴饾槩饾槰饾槩 饾槷饾槩饾槶饾槩饾槷. Pada zaman itu ada pembagian empat jam jaga malam. Jam keempat sekitar pukul 3 – 6 pada waktu masa kini. 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 … 饾槪饾槮饾槼饾槴饾槩饾槶饾槩饾槸 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槩饾槳饾槼 dalam teks sumber penerjemahan tidak menyebut air, melainkan laut (饾樀饾槱饾槩饾槶饾槩饾槾饾槾饾槩饾槸). Yesus tidak melayang-layang di atas permukaan laut, tetapi memang berjalan. Bangsa Israel memandang laut sebagai kekuatan yang selalu mengancam manusia. Di sini Matius tampaknya hendak menampilkan bahwa Allah saja yang dapat menguasai atau mengalahkannya. Kekuatan itu di bawah kaki Yesus.

Para murid melihat Yesus berjalan di atas air menjadi ketakutan dan mengira itu hantu. Hanya di ayat 26 ini dan Markus 6:49 yang menggunakan kata hantu (饾槜饾槱饾槩饾槸饾樀饾槩饾槾饾槷饾槩). Yesus menentramkan mereka, “饾槢饾槮饾槸饾槩饾槸饾槰饾槶饾槩饾槱!”, yang diterjemahkan dari 饾槢饾槱饾槩饾槼饾槾饾槮饾槳饾樀饾槮, kata yang sama diucapkan Yesus kepada orang lumpuh (Mat. 9:2) dan perempuan yang menderita sakit pendarahan (Mat. 9:22). 

Sesudah itu Yesus mengenalkan diri, “饾槓饾槸饾槳 饾槇饾槵饾樁.” Bahasa aslinya adalah 饾槮饾槰饾槹̄ 饾槮饾槳饾槷饾槳 yang berarti literal 饾槇饾槵饾樁 饾槩饾槬饾槩. Rumusan ini mengingatkan kita pada jatidiri Yesus di Injil Yohanes. Sekadar informasi Injil Yohanes ditulis jauh sesudah penulisan Injil Matius. Selain itu rumusan 饾槮饾槰饾槹̄ 饾槮饾槳饾槷饾槳 merupakan perkenalan diri Allah kepada Musa dalam kitab Keluaran 3:14 (juga Ul. 32:39) versi Septuaginta. Ini menguatkan bahwa Matius mengusung teologi Yesus adalah Musa yang baru, bahkan lebih besar daripada Musa.

饾棧饾棽饾榿饾椏饾槀饾榾 饾棷饾棽饾椏饾椃饾棶饾椆饾棶饾椈 饾棻饾椂 饾棶饾榿饾棶饾榾 饾棶饾椂饾椏 (Mat. 14:28-32)

Petrus berkata kepada-Nya, “饾槢饾樁饾槱饾槩饾槸, 饾槩饾槺饾槩饾槪饾槳饾槶饾槩 饾槳饾樀饾樁 饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁, 饾槾饾樁饾槼饾樁饾槱饾槶饾槩饾槱 饾槩饾槵饾樁 饾槬饾槩饾樀饾槩饾槸饾槰 饾槵饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩-饾様饾樁 饾槪饾槮饾槼饾槴饾槩饾槶饾槩饾槸 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槩饾槳饾槼.” Kata Yesus, “饾構饾槩饾樀饾槩饾槸饾槰饾槶饾槩饾槱!” Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air dan mendatangi Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mula tenggelam, lalu berteriak, “饾槢饾樁饾槱饾槩饾槸, 饾樀饾槹饾槶饾槹饾槸饾槰饾槶饾槩饾槱 饾槩饾槵饾樁!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, “饾槒饾槩饾槳, 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槵饾樁饾槼饾槩饾槸饾槰 饾槺饾槮饾槼饾槫饾槩饾樅饾槩, 饾槷饾槮饾槸饾槰饾槩饾槺饾槩 饾槮饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槪饾槳饾槷饾槪饾槩饾槸饾槰?” Lalu keduanya naik ke perahu dan angin pun reda. (Mat. 14:28-33)

Kisah Petrus berjalan di atas air ini adalah satu dari tiga cerita khas Injil Matius tentang Petrus. Tidak ada di kitab Injil lainnya. Dua cerita khas lainnya adalah 饾槜饾槮饾槸饾槰饾槩饾槵饾樁饾槩饾槸 饾槜饾槮饾樀饾槼饾樁饾槾 (Mat. 16:16-19) dan 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槷饾槮饾槷饾槪饾槩饾樅饾槩饾槼 饾槺饾槩饾槴饾槩饾槵 饾槈饾槩饾槳饾樀 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱 (Mat. 17:24-27). 

Dalam bacaan ini untuk pertama kali Matius menampilkan Petrus sebagai jurubicara para murid. Sapaan Yesus dengan 饾槮饾槰o 饾槮饾槳饾槷饾槳 ditanggapi Petrus dengan 饾槮饾槳 饾槾饾樁 饾槮饾槳, yang berarti literal 饾槩饾槺饾槩饾槪饾槳饾槶饾槩 饾槮饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槩饾槬饾槩. Untuk memastikan jatidiri-Nya Petrus meminta Yesus menyuruhnya berjalan di atas air.

Petrus percaya pada perintah Yesus “饾構饾槩饾樀饾槩饾槸饾槰饾槶饾槩饾槱!” dan ia berjalan di atas air sampai (ke tempat) Yesus (sesuai dengan bahasa aslinya 饾槜饾槮饾樀饾槼饾槹饾槾 饾槺饾槮饾槼饾槳饾槮饾槺饾槩饾樀e饾槾饾槮饾槸 饾槮饾槺饾槳 饾槱饾樅饾槬饾槩饾樀饾槩 饾槵饾槩饾槳 e饾槶饾樀饾槱饾槮饾槸 饾槺饾槼饾槹饾槾 饾樀饾槹饾槸 饾槓e饾槾饾槹饾樁饾槸). Petrus tidak berjalan beberapa langkah seperti yang kerap kita dengar di khotbah, tetapi ia memang berhasil sampai ke tempat Yesus. Merasa tiupan angin kencang, kambuhlah rasa takut Petrus akan kuasa alam maut dan mula tenggelam. Petrus berteriak, “饾槢饾樁饾槱饾槩饾槸, 饾樀饾槹饾槶饾槹饾槸饾槰饾槶饾槩饾槱 饾槩饾槵饾樁!” Teriakan ini merupakan model doa yang diambil dari Mazmur 69:2, 14-15.

Yesus segera menolong Petrus. Sesudah itu Yesus mendamprat Petrus, karena ia ternyata kurang mengandalkan Yesus. Dampratan Yesus berulang kali digunakan dalam Injil Matius (lih. Mat. 6:30; 8:26; 16:8; 17:20). Iman ada, namun tidak memadai, seperti benih yang jatuh di tanah berbatu. Perbuatan Yesus di sini adalah 饾槾饾槩饾槯饾槮饾樀饾樅 饾槯饾槳饾槼饾槾饾樀, mengutamakan keselamatan orang tak berdaya. Sesudah menolong, baru kemudian Yesus menegur dan naik ke perahu. Angin pun reda. Bandingkan dengan kehidupan masa kini. Orang senang melihat orang susah. Bukan menolong, malah menggunjing.

饾棧饾棽饾椈饾棿饾棶饾椄饾槀饾棶饾椈 (Mat. 14:33)

Orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “饾槡饾槮饾槾饾樁饾槸饾槰饾槰饾樁饾槱饾槸饾樅饾槩 饾槍饾槸饾槰饾槵饾槩饾樁 饾槇饾槸饾槩饾槵 饾槇饾槶饾槶饾槩饾槱.” (Mat. 14:33, TB II 2023)

Ada perbedaan ayat penutup kisah 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槪饾槮饾槼饾槴饾槩饾槶饾槩饾槸 饾槬饾槳 饾槩饾樀饾槩饾槾 饾槩饾槳饾槼 di Injil Markus. Mari kita bandingkan.

Mereka sangat tercengang, sebab mereka belum juga mengerti tentang roti itu, dan hati mereka tetap degil. (Mrk. 6:51b-52, TB II 2023)

Dalam Injil Markus mereka (para murid) sangat tercengang, karena pada siang sebelumnya Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan modal lima roti dan dua ikan. Hati mereka tetap degil, meskipun mereka juga melihat Yesus berjalan di atas air dan angin sakal reda.

Penginjil Matius membalikkan cerita Markus dengan pengakuan semua murid terhadap Yesus, yang mendahului 饾槜饾槮饾槸饾槰饾槩饾槵饾樁饾槩饾槸 饾槜饾槮饾樀饾槼饾樁饾槾 di Matius 16:16 dan kepala pasukan Romawi di Matius 27:55. Menyembah penerjemahan dari 饾槺饾槼饾槹饾槾饾槮饾槵饾樅饾槸e饾槾饾槩饾槸, kata yang dipilih oleh Matius sebagai ungkapan menghormati Allah. Kata ini digunakan 13 kali oleh Matius (lih. Mat. 2:2; 2:11; 4:10; dll.)

Bacaan Minggu ini mengajar kita bahwa memiliki iman saja tidak cukup. Iman menuntut keberanian. Berani menghadapi tantangan besar, termasuk berani mengubah pemahaman iman kekanak-kanakan menjadi iman dewasa.

Cepogo, 12.08.23 (T)

Jumat, 04 Agustus 2023

MEMBERI MAKAN 5000 LELAKI, SERIAL SUDUT PANDANG (Matius 14 : 13 - 21)

MEMBERI MAKAN 5000 LELAKI, SERIAL SUDUT PANDANG (Matius 14 :13-21)

Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang ada di keempat Injil. Namun, tidak banyak orang yang cermat, termasuk pengkhotbah, bahwa kisah ini sebenarnya berbeda. Contoh, Injil Yohanes menyebut lima roti dan dua ikan dari seorang anak, sedang ketiga Injil sinoptis menyebut lima roti dan dua ikan itu milik para murid. Itu baru dari isi cerita. Konteks dan pesan kisah itu berbeda karena para penulisnya berbeda dan mengusung teologi yang berbeda pula

Bacaan dari Injil Matius 14:13-21 
LAI memberi judul perikop bacaan Injil Matius 14:13-21 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槷饾槮饾槷饾槪饾槮饾槼饾槳 饾槷饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槶饾槳饾槷饾槩 饾槼饾槳饾槪饾樁 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰. Pengarang Injil Matius mengusung teologi Yesus adalah Musa yang baru. Dapat diduga kisah Yesus memberi makan lima ribu orang dilatari oleh pengalaman bangsa Israel dipimpin oleh Musa di padang gurun sesudah keluar dari Mesir menuju Kanaan dalam kitab Keluaran 16. Kedua cerita itu hendak menyampaikan bahwa bangsa Israel dikenyangkan oleh “roti yang diturunkan Allah dari langit”. Kisah lima roti dan dua ikan yang mengenyangkan lima ribu orang laki-laki juga dilatari oleh penggandaan roti jelai oleh Nabi Elisa (lih. 2Raj. 4:1-7, 42-44). Namun, bukan berarti pengarang kitab Injil mencontek kisah di Perjanjian Lama (PL), tetapi pengarang Injil hendak menafsir kisah 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槷饾槮饾槷饾槪饾槮饾槼饾槳 饾槷饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槶饾槳饾槷饾槩 饾槼饾槳饾槪饾樁 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰 bahwa Yesus lebih besar daripada Musa.

Bacaan Injil Matius 14:13-21 dapat kita ulas dalam tiga bagian:

馃洃 Matius 14:13-14 Belas kasihan Yesus
馃洃 Matius 14:15-18 Kamu harus memberi mereka makan
馃洃 Matius 14:19-21 Mukjizat lima roti dan dua ikan

饾棔饾棽饾椆饾棶饾榾 饾棡饾棶饾榾饾椂饾椀饾棶饾椈 饾棳饾棽饾榾饾槀饾榾 (Mat. 14:13-14)
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ seorang diri dengan perahu ke tempat yang terpencil. Mendengar hal itu orang banyak yang mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. (Mat. 14:13-14, TB II 2023)
Berita apa yang didengar oleh Yesus? Berita pembunuhan Yohanes Pembaptis oleh Raja Herodes. Yesus menyingkir. Hal ini sama dengan Matius 4:12 ketika Yohanes Pembaptis ditangkap dan dipenjara, Yesus menyingkir. Pada teks bacaan disebut Yesus pergi seorang diri ke tempat terpencil. Dapat diduga berita pembunuhan Yohanes Pembaptis tersebut berbobot historis. 
Versi Injil Markus Yesus tidak menyingkir, melainkan Ia mengajak murid-murid-Nya beristirahat di tempat sunyi sesudah mereka kelelahan menjalan misi dari Yesus (Mrk. 6:30-31). Versi Injil Lukas Yesus mengajak murid-murid-Nya menyendiri di Kota Betsaida, bukan tempat sunyi (Luk. 9:10). Versi Injil Yohanes Yesus pergi ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Kepergian Yesus tidak ada hubungannya dengan kematian Yohanes Pembaptis karena pasal yang mendahuluinya tidak bercerita tentang Yohanes Pembaptis (Lih. Yohanes 5 – 6:1).
Sesudah Matius menceritakan Yesus pergi ke tempat terpencil, kemudian ayat-ayat selanjutnya muncul dialog Yesus dengan murid-murid-Nya, tetapi tidak dijelaskan alat transportasi yang digunakan oleh mereka. Apakah mereka menyusul dengan perahu atau lewat jalan darat? Tidak jelas. Yang pasti adalah orang banyak menyusul Yesus berjalan kaki atau lewat jalan darat.
Frase 饾樀饾槮饾槼饾槰饾槮饾槼饾槩饾槵饾槶饾槩饾槱 饾槱饾槩饾樀饾槳 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槹饾槶饾槮饾槱 饾槪饾槮饾槶饾槩饾槾 饾槵饾槩饾槾饾槳饾槱饾槩饾槸 (ay. 14) menerjemahkan bahasa aslinya yang hanya satu kata 饾槮饾槾饾槺饾槶饾槩饾槸饾槫饾槱饾槸饾槳饾槾饾樀饾槱饾槮̄. Akar katanya adalah splanchna yang berarti literal usus atau isi perut, yang oleh orang Yahudi diyakini sebagai pusat emosi. Yesus kemudian menyembuhkan mereka yang sakit, padahal Yesus ke seberang hendak menyendiri. Sakit di sini dari kata 饾槩饾槼饾槼饾槹̄饾槾饾樀饾槹饾樁饾槾, yang berarti literal tak berdaya. Coba bandingkan dengan pendeta anda. Saat anda atau anggota keluarga anda atau kerabat anda sakit, anda meminta pendeta anda yang sedang sibuk merayakan hari ulang tahunnya untuk datang mendoakan si sakit. Apakah ia mau langsung bergerak sesuai permintaan anda?
Teks Injil Matius sama sekali tidak menyebut Yesus mengajar banyak hal seperti dalam Injil Markus 6:34 dan tidak berbicara tentang Kerajaan seperti disebut dalam Injil Lukas 9:11. Yesus hanya menyembuhkan orang sakit. Matius sangat jelas menyampaikan pesannya kepada Gereja untuk segera bergerak menolong orang-orang tak berdaya tanpa perlu banyak berbual.

饾棡饾棶饾椇饾槀 饾椀饾棶饾椏饾槀饾榾 饾椇饾棽饾椇饾棷饾棽饾椏饾椂 饾椇饾棽饾椏饾棽饾椄饾棶 饾椇饾棶饾椄饾棶饾椈 (Mat. 14:15-18)
Menjelang malam murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata, “饾槢饾槮饾槷饾槺饾槩饾樀 饾槳饾槸饾槳 饾樀饾槮饾槼饾槺饾槮饾槸饾槫饾槳饾槶 饾槬饾槩饾槸 饾槱饾槩饾槼饾槳 饾槷饾樁饾槶饾槩饾槳 饾槷饾槩饾槶饾槩饾槷. 饾槡饾樁饾槼饾樁饾槱饾槶饾槩饾槱 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰 饾槪饾槩饾槸饾樅饾槩饾槵 饾槳饾樀饾樁 饾槺饾槮饾槼饾槰饾槳 饾槵饾槮 饾槬饾槮饾槾饾槩-饾槬饾槮饾槾饾槩 饾槾饾樁饾槺饾槩饾樅饾槩 饾槬饾槩饾槺饾槩饾樀 饾槷饾槮饾槷饾槪饾槮饾槶饾槳 饾槷饾槩饾槵饾槩饾槸饾槩饾槸 饾槪饾槩饾槰饾槳 饾槷饾槮饾槼饾槮饾槵饾槩 饾槾饾槮饾槸饾槬饾槳饾槼饾槳.” Yesus berkata kepada mereka, “饾槢饾槳饾槬饾槩饾槵 饾槺饾槮饾槼饾槶饾樁 饾槷饾槮饾槼饾槮饾槵饾槩 饾槺饾槮饾槼饾槰饾槳, 饾櫊饾櫀饾櫌饾櫔 饾櫇饾櫀饾櫑饾櫔饾櫒 饾櫌饾櫄饾櫌饾櫁饾櫄饾櫑饾櫈 饾櫌饾櫄饾櫑饾櫄饾櫊饾櫀 饾櫌饾櫀饾櫊饾櫀饾櫍!” Jawab mereka, “饾槧饾槩饾槸饾槰 饾槩饾槬饾槩 饾槺饾槩饾槬饾槩 饾槵饾槩饾槷饾槳 饾槬饾槳 饾槾饾槳饾槸饾槳 饾槱饾槩饾槸饾樅饾槩 饾槶饾槳饾槷饾槩 饾槼饾槹饾樀饾槳 饾槬饾槩饾槸 饾槬饾樁饾槩 饾槳饾槵饾槩饾槸.” Yesus berkata, “饾槈饾槩饾樃饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槵饾槮 饾槷饾槩饾槼饾槳 饾槵饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩-饾槖饾樁.” (Mat. 14:15-18, TB II 2023)

Keterangan waktu menjelang malam hendak menyatakan bahwa betapa sempit waktu bagi khalayak untuk mencari makan. Bahkan ucapan murid pada frase 饾槱饾槩饾槼饾槳 饾槷饾樁饾槶饾槩饾槳 饾槷饾槩饾槶饾槩饾槷 yang diterjemahkan dari 饾槱饾槹̄饾槼饾槩 饾槮̄饾槬饾槮̄ 饾槺饾槩饾槼饾槮̄饾槶饾樀饾槱饾槮饾槸 berarti literal waktu sudah habis. Matius tampaknya hendak menciptakan ketegangan antara Yesus dan murid-murid-Nya. Mereka memojokkan Yesus dengan alasan waktu sudah habis sehingga mereka mengharapkan Yesus segera memberi perintah kepada khalayak untuk mencari makanan.
Rupanya tanggapan Yesus di luar dugaan para murid. Orang banyak tidak perlu pergi, bahkan Yesus memberi perintah kepada para murid, “饾檰饾櫀饾櫌饾櫔 饾櫇饾櫀饾櫑饾櫔饾櫒 饾櫌饾櫄饾櫌饾櫁饾櫄饾櫑饾櫈 饾櫌饾櫄饾櫑饾櫄饾櫊饾櫀 饾櫌饾櫀饾櫊饾櫀饾櫍!” Mendengar perintah itu para murid berusaha 饾槸饾槰饾槮饾槶e饾槾, “饾槧饾槩饾槸饾槰 饾槩饾槬饾槩 饾槺饾槩饾槬饾槩 饾槵饾槩饾槷饾槳 饾槬饾槳 饾槾饾槳饾槸饾槳 饾槱饾槩饾槸饾樅饾槩 饾槶饾槳饾槷饾槩 饾槼饾槹饾樀饾槳 饾槬饾槩饾槸 饾槬饾樁饾槩 饾槳饾槵饾槩饾槸.” Perintah Yesus itu berlaku sepanjang masa. Gereja tidak boleh menutup mata kepada orang kelaparan, orang tak berdaya. Gereja harus memberi mereka makan tanpa syarat. Tidak ada alasan bagi Gereja tidak memiliki makanan yang cukup untuk dibagikan. 
Mendengar jawaban para murid yang ngel猫s itu Yesus berkata, “饾槈饾槩饾樃饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槵饾槮 饾槷饾槩饾槼饾槳 饾槵饾槮饾槺饾槩饾槬饾槩-饾槖饾樁.” Gereja melayani dari yang ada, bukan mengada-ada. Apalagi mengada-adakan alasan untuk tidak melayani.

饾棤饾槀饾椄饾椃饾椂饾槆饾棶饾榿 饾椆饾椂饾椇饾棶 饾椏饾椉饾榿饾椂 饾棻饾棶饾椈 饾棻饾槀饾棶 饾椂饾椄饾棶饾椈 (Mat. 14:19-20)
Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di rumput. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap syukur. Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian mereka mengumpulkan potongan-potongan roti yang tersisa sebanyak dua belas bakul penuh. Yang makan kira-kira lima ribu orang, belum termasuk perempuan dan anak-anak. (Mat. 14:19-21, TB II 2023)
饾様饾槮饾槸饾槮饾槸饾槰饾槩饾槬饾槩饾槱 饾槵饾槮 饾槶饾槩饾槸饾槰饾槳饾樀 diterjemahkan dari 饾槩饾槸饾槩饾槪饾槶饾槮饾槺饾槾饾槩饾槾 饾槮饾槳饾槾 饾樀饾槹饾槸 饾槹饾樁饾槼饾槩饾槸饾槹饾槸; 饾槹饾樁饾槼饾槩饾槸饾槹饾槸 dapat berarti surga. Kosmologi pada zaman itu surga terletak di atas bumi datar yang berbentuk seperti tampah. 饾様饾槮饾槸饾槰饾樁饾槫饾槩饾槺 饾槾饾樅饾樁饾槵饾樁饾槼 diterjemahkan dari 饾槮饾樁饾槶饾槹饾槰o饾槾饾槮饾槸, yang berarti literal memberkati (roti). Teks ini janggal, karena kebiasaan orang Yahudi adalah memberkati (atau mengucap doa berkat kepada) Allah, bukan barang (roti). Kitab Injil adalah produk Gereja, bukan kitab Injil membuat Gereja. Gereja sudah ada terlebih dahulu, baru kemudian penulisan kitab-kitab Injil. Penulisan teks kitab Injil ini sangat bolehjadi sudah berwarna kristiani, karena Gereja atau umat Kristen meyakini roti ekaristi adalah roti kudus.
饾槓饾槩 饾槷饾槮饾槷饾槮饾槫饾槩饾槱-饾槷饾槮饾槫饾槩饾槱饾槵饾槩饾槸 饾槼饾槹饾樀饾槳 饾槳饾樀饾樁 tentu maksudnya membelah-belah roti. Dalam keluarga Yahudi prosesi pemecahan roti dilakukan oleh kepala keluarga sebagai isyarat memula makan. Tidak ada penjelasan Yesus juga membelah-belah ikan karena lazimnya makan bersama diawali dengan pemecahan roti. Sesudah pemecahan roti Yesus memberikan roti-roti itu kepada murid-murid-Nya, kemudian mereka memberikannya kepada orang banyak. Di sini murid-murid akhirnya memberi makan orang banyak seperti perintah Yesus dan sekaligus menjadi perantara. Demikianlah sepatutnya Gereja yang sudah diberi berkat oleh Allah, maka memberikan berkat kepada orang banyak di luar Gereja.
Khalayak makan sampai kenyang. Frase 饾槾饾槩饾槷饾槺饾槩饾槳 饾槵饾槮饾槸饾樅饾槩饾槸饾槰 diterjemahkan dari kata 饾槮饾槫饾槱饾槹饾槼饾樀饾槩饾槾饾樀饾槱e饾槾饾槩饾槸. Hal ini mengingatkan kita pada Ucapan Bahagia Yesus, “饾槈饾槮饾槼饾槪饾槩饾槱饾槩饾槰饾槳饾槩饾槶饾槩饾槱 饾槹饾槼饾槩饾槸饾槰 饾樅饾槩饾槸饾槰 饾槶饾槩饾槺饾槩饾槼 饾槬饾槩饾槸 饾槱饾槩饾樁饾槾 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槵饾槮饾槪饾槮饾槸饾槩饾槼饾槩饾槸, 饾槵饾槩饾槼饾槮饾槸饾槩 饾槷饾槮饾槼饾槮饾槵饾槩 饾槩饾槵饾槩饾槸 饾槬饾槳饾槺饾樁饾槩饾槾饾槵饾槩饾槸.” Kata 饾槬饾槳饾槺饾樁饾槩饾槾饾槵饾槩饾槸 di sini diterjemahkan dari kata 饾槫饾槱饾槹饾槼饾樀饾槩饾槾饾樀饾槱e饾槾饾槹饾槸饾樀饾槩饾槳, yang berakar kata yang sama dengan 饾槾饾槩饾槷饾槺饾槩饾槳 饾槵饾槮饾槸饾樅饾槩饾槸饾槰. Tampaknya Matius menyampaikan pesan bahwa Gereja tidak hanya mengenyangkan umat secara rohani, tetapi juga menyenyangkan secara ragawi. Haruslah ada kesetimbangan. Jangan sampai umat 饾樁饾槬饾槩饾槱 饾槷饾槳饾槾饾槵饾槳饾槸, 饾槷饾槩饾槾饾樁饾槵 饾槸饾槮饾槼饾槩饾槵饾槩 饾槺饾樁饾槶饾槩饾槵.
Khalayak bukan saja makan sampai kenyang, roti pun masih berlebih sampai dua belas bakul penuh. Sepatutnya seperti itulah selalu ada makanan di Gereja. Namun, jika para pejabat gerejawi tidak peduli, tidak pernah mau mendengar, mereka justru membiarkan umat mencari makan di tempat yang tidak tepat.
Jumlah lima ribu orang yang makan, belum termasuk perempuan dan anak-anak, juga tertulis di Markus 6:44. Dapat dimengerti pada waktu itu di masyarakat Yahudi hanya laki-laki dewasa yang dihitung atau dipentingkan. Orang Yahudi menyukai keluarga besar. Dapat dibayangkan jumlah total orang yang makan. Bukan tak mungkin jumlah totalnya mencapai 30 ribu orang. Dari lima roti dan dua ikan, yang sejumlah itu hanya dapat dimakan oleh dua orang dewasa, dapat memberi makan ribuan orang. Perbuatan kecil berdampak luar biasa. Demikian halnya Gereja tak perlu ragu-ragu untuk berbuat kebajikan, meskipun hanya perbuatan kecil.
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas bahwa frase 饾樀饾槮饾槼饾槰饾槮饾槼饾槩饾槵饾槶饾槩饾槱 饾槱饾槩饾樀饾槳 饾槧饾槮饾槾饾樁饾槾 饾槹饾槶饾槮饾槱 饾槪饾槮饾槶饾槩饾槾 饾槵饾槩饾槾饾槳饾槱饾槩饾槸 (ay. 14) menerjemahkan bahasa aslinya yang hanya satu kata 饾槮饾槾饾槺饾槶饾槩饾槸饾槫饾槱饾槸饾槳饾槾饾樀饾槱o. Akar katanya adalah splanchna yang berarti literal usus atau isi perut, yang oleh orang Yahudi diyakini sebagai pusat emosi. Mengenyangkan berarti mengisi perut. Orang dengan perut kenyang memudahkannya mengendalikan pikiran dan emosinya. Pejabat gerejawi yang malas belajar, tidak mau mendengar, tidak akan pernah mengenyangkan umat. Jangan salahkan umat, apabila mereka mencari makan di tempat lain.
 
Pancasila, 05.08.2023 (T)

PERSEPULUHAN DALAM SEJARAH KUNO, SERIAL SUDUT PANDANG

Keterangan Gambar:
Tablet paku tentang akun pembayaran esru (persepuluhan) dari arsip Ebabbar (sumber: en.wikipedia/tithe

PERSEPULUHAN DALAM SEJARAH KUNO, SERIAL SUDUT PANDANG

Pada artikel saya kali ini, saya tidak membahas tentang persepuluhan dari satu perspektif, alias perspektif Alkitabiah, melainkan juga berdasarkan perspektif sejarah kuno.

Baca ini http://titusroidanto.blogspot.com/2023/05/bagaimana-pandangan-saya-soal.html

Bagi pemerhati sejarah Alkitab, saya yakin ada yang bertanya-tanya,

"Apakah ada catatan atau keterangan historis terkait kira-kira Abraham mendapat ide dari mana untuk membawa sepersepuluh tersebut kepada Melkisedek?" 

Liat ini
https://www.instagram.com/reel/Cu0Xy0MNOfj/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

"Bukankah tidak ada catatan tentang perintah Ilahi pada Abraham saat itu?" 

"Apakah memang di jaman itu betul-betul sudah menjadi tradisi memberikan sepersepuluh dari pendapatan?"

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang memiliki jawaban historis. 

Kebiasaan memberi persepuluhan dengan tidak dimulai oleh Taurat Musa dan bukan kebiasaan khas para leluhur Israel, karena, persepuluhan dilakukan juga oleh bangsa-bangsa kuno lainnya.

Ada kekeliruan khotbah dan pemahaman tentang persepuluhan. Kata yang benar adalah "Persepuluhan" yang artinya "sepuluh persen dari pendapatan" adalah milik Tuhan. Kata ini entah mengapa menjadi populer sebagai "Perpuluhan" yang berarti "berpuluh-puluh", sehingga ada beberapa pelayan Tuhan yang membenarkan konsep bahwa jemaat membawa 20% bahkan 90 sekian persen dari hasil pendapatannya. Ini keliru dan akan terus keliru jika khotbah tentang persepuluhan selalu menitik beratkan jumlah bukannya cara dan peruntukannya. Selain itu, banyak yang mengira bahwa dalam Alkitab persepuluhan hanya dipungut dan diberikan kepada rumah Tuhan dan untuk para imam (terumah) dan orang Lewi (persepuluhan pertama), ini tidak sepenuhnya benar sebab persepuluhan juga dipungut dan diberikan kepada raja (1Samuel 8:15,17). Narasi dalam kitab Samuel jika dipadukan dengan pemberian persepuluhan oleh Abraham maka bisa dilihat bahwa persepuluhan sejak awal bukan bersifat kerohanian saja tapi juga sekuler yang berdasarkan pada kekuasaan teritorial.

Menariknya, ada naskah kuno diluar Alkitab tentang persepuluhan. Ada penemuan arkeologinya,  tepatnya melalui dokumen-dokumen pada tablet cuneiform (tulisan paku).

Praktik persepuluhan mirip dengan praktik Esretu – "e拧ret奴", yaitu pajak sepersepuluh Ugarit dan Babilonia. Ugarit adalah sebuah kota Fenesia pada pantai Siria utara, saat ini namanya Ras Syamra. 

Di bawah ini tercantum beberapa contoh spesifik dari persepuluhan Mesopotamia, saya ambil dari The Assyrian Dictionary of the Oriental Institute of the University of Chicago, Vol. 4 "E" hal. 369 yang diambil dari salah-satu tablet cuneiform.

[Mengacu pada pajak sepuluh persen yang dikenakan pada pakaian oleh penguasa setempat:] 

"Istana telah mengambil delapan pakaian sebagai persepuluhan Anda (pada 85 pakaian)"

"... sebelas pakaian sebagai persepuluhan (pada 112 pakaian)"..

" ... (dewa matahari) Shamash menuntut persepuluhan..."

"empat mina perak, persepuluhan [para dewa] Bel, Nabu, dan Nergal..."

"... dia telah membayar, selain persepuluhan untuk Ninurta, pajak gardiner"

"... persepuluhan kepala akuntan, dia telah menyerahkannya kepada [dewa matahari] Shamash"

"... mengapa kamu tidak membayar persepuluhan kepada Nyonya Uruk?"

... (seorang pria) berutang jelai dan kurma sebagai keseimbangan persepuluhan dari ** tahun tiga dan empat "

"... persepuluhan raja di jelai kota..."

"... berkenaan dengan tua-tua kota yang (raja) telah **dipanggil untuk (membayar) persepuluhan ..."

"... kolektor persepuluhan negara Sumundar..."

"... (Ebabbar resmi di Sippar) yang bertanggung jawab atas persepuluhan


Sebagai catatan, yang dimaksudkan dengan Nyonya Uruk adalah Innana, dewi cinta Mesopotamia kuno. Oleh orang Akkadia, Babilonia, dan Assiria dikenal dengan nama Ishtar.

Dimasa Abraham, persepuluhan adalah suatu kebiasaan Ugarit (sekitar Kanaan) dan Proto-Babel (Mesopotamia), oleh karena itu, Abraham yang berasal dari Mesopotamia, dan Melkisedek yang adalah imam di Salem yang ada di Kanaan dan dekat dari Ugarit, tentu familiar dengan persepuluhan yang saat itu peruntukannya kepada raja dan pihak kuil. Teks 1 Samuel mengacu pada kebiasan ini. Dikemudian hari, oleh Musa, pemungutan dan peruntukan persepuluhan diatur lebih rapih.

Jika merujuk kepada tindakan Abraham (Kejadian 14:17-20) dan ramalan Samuel tentang persepuluhan (1 Samuel 8:15,17), terlihat ada perbedaan motivasi. Abraham memberi dengan dorongan hati tetapi dalam 1 Samuel 8:15,17 rakyat  diramalkan akan dipaksa untuk memberikan persepuluhan pada raja. Abraham jelas memberikan dengan kerelaan hati padahal dia tidak diwajibkan secara adat dan teritorial (karena dia bukan orang Salem), sedangkan, untuk kasus 1 Samuel ini merupakan kewajiban rakyat pada raja yang mengacu pada adat istiadat dijaman itu (beda dengan persepuluham Musa yang motivasi dan peruntukannya adalah kerohanian). 

Tindakan spontan Abraham dan perkataan Samuel tentang pemberian persepuluhan pada raja mungkin sulit dipahami, tetapi, penemuan-penemuan arkeologi dan manuskrip kuno tentang kebiasaan pemberian persepuluhan kuno di Kanaan dan Mesopotamia telah membantu memecahkan pertanyaan-pertanyaan dalam Alkitab terkait sejarah persepuluhan. Ini seperti sejarah sunat, yang mana tradisi ini dikenal Abraham dari Mesir. 

Seperti yang sering saya katakan, Tuhan mampu dan berhak menggunakan kebiasaan tradisional untuk memuliakan namaNya.

Liat ini
https://www.instagram.com/reel/Cu0Xy0MNOfj/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
___________________
Cepogo, 08.12.2012 (T)

Referensi:
1. Andrew E. Hill & John H. Walton, "A survey of Old Testament", Zondervan, edisi ketiga.

2. A. Leo Oppenheim (editor in charge), "The Assyrian Dictionary of the Oriental Institute of the University of Chicago, Vol. 4", The Oriental Institute, Chicago, 2004

3. R. F. Bhanu Victorahadi Pr., "Buku Ajar Eksegese: Perjanjian Lama Nabi-Nabi", UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, 2022.

4. David F. Hinson, "Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab", BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2004.

5. Ensiklopedia Alkitab

6. Gleason L. Archer, "Encyclopedia of Bible Difficulties", Zondervan Publishing House, Michigan,  1982.

7. Josephus, "Antiquities of the Jews".

8. Robert H. Gundry, "A survey of Old Testament", Zondervan, edisi kelima.

9. Susan Wise Bauer, "Sejarah Dunia Kuno", Elex Media Komputindo, 2007.

10. William Stanford LaSor, David Allan Hubbard, Frederick Wm. Bush; "Old Testament Survey", Wm. B. Eerdmans Publishing, Cambridge, 1996.

11. Walter C. Kaiser Jr., Peter H. Davids, F.F. Bruce, Manfred T. Brauch, "Hard Saying of the Bible", InterVarsity Press, Illinois,  1996.

12. W. J. Martin, "Stylistic Criteria and the Analysis of the Pentateuch", 1955.

.

)

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...