Minggu, 27 Juli 2025

Sudut Pandang LUKAS 10 : 38 - 42, ๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ฟ, kisah Marta Maria


Sudut Pandang LUKAS 10 : 38 -  42, ๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ฟ, kisah Marta Maria

Cukup banyak orang yang sesudah menjadi pendeta mengalami gangguan pendengaran. Mereka suka terlihat sibuk “melayani”, tetapi tidak menggawaikan daun telinga untuk mendengar.

Minggu ini adalah Minggu keenam setelah Pentakosta. Bacaan ekumenis diambil dari Lukas 10:38-42 yang didahului dengan Amos 8:1-12, Mazmur 52, dan Kolose 1:15-28.

Bacaan Lukas 10:38-42 masih dalam rangkaian kisah ๐˜—๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฎ atau ๐˜‘๐˜ฐ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜บ ๐˜•๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ท๐˜ฆ.

๐˜’๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜•๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ต๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ. ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข ๐˜‹๐˜ช๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข (ay. 38). ๐˜—๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข. ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช ๐˜›๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ-๐˜•๐˜บ๐˜ข (ay. 39), ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ด๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข, "๐˜›๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜Œ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช, ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ข๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช? ๐˜š๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ." (ay. 40) ๐˜›๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜›๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข, "๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข, ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข, ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ, (ay. 41) ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ: ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ, ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข." (ay. 42)

Dalam Alkitab LAI TB 1974, TB II 1997, dan TB II 2023 perikop Lukas 10:38-42 diberi judul ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข. Dalam Alkitab LAI-BIMK perikop tersebut diberi judul ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข. Manakah urutan nama yang benar? ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข atau ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข?

Dalam tradisi Yahudi urutan nama mengandung makna aras senioritas dan otoritas. Di Lukas 10:38-42 nama Marta disebutkan lebih dahulu. Dari sini tampaknya Marta adalah kakak Maria. Marta lebih berotoritas ketimbang Maria. Rumah itu disebut rumah Marta, bukan rumah Maria. Jadi, urutan yang benar: Marta – Maria. Tetapi kalau melihat Injil Yohanes 11 : 5, Yohanes 11:5 (TB)  Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus, Maria bahkan tidak disebut Yesus, Maria hanya disebut sebagai kakaknya Marta. Penyebutan nama, dalam tradisi sastra zaman itu juga memperlihatkan siapa yg dikasihi. Di sisi yang lain, zaman itu adalah zaman patriarki, rumah disebut atas nama orang laki-laki di rumah itu, kalau rumah disebut atas nama perempuan, pasti nama perempuan yg bermasyarakat dg lingkungan, yg daya sosialnya tinggi, artinya karakter Marta sudah keliatan, Maria mungkin lebih pendiam dan introvert dibanding Marta. Penyebutan rumah dg nama Marta juga memperlihatkan penulis Injil Lukas yg pro perempuan, ini kaya rumahnya perempuan alias markas Srikandi. Kata yg dipakai OKUEIN untuk menggambarkan Maria yg mendengarkan atau memperhatikan sabda, itu kata yg sama yg digunakan untuk merujuk Paulus yg merupakan murid Gamaliel. Kembali terlihat penulis Injil Lukas pro perempuan, zaman itu yg boleh mendengarkan atau memperhatikan sabda atau ajaran adalah lelaki (patriarki) bukan perempuan, di sini malah Maria yg perempuan. Dalam kronologi kata OKUEIN berubah menjadi OKULA, kemudian OKULATRIA, kemudian LATRIA/LATREIA, kemudian LEITOURGIA, kemudian diadopsi menjadi LITURGI atau TATA IBADAH yg merujuk pada pelayanan dalam peribadatan, OKUEIN yg berubah menjadi OKULATRIA/OKULATREIA, ini bertransformasi DIAKONOKOS menjadi DIAKONOLATRIA/DIAKONOLATREIA yang merujuk pada pelaku pelayanan peribadatan. Jadi apakah benar, tafsir yg mengatakan Yesus lebih suka Maria, lebih kedepankan tugas peribadatan sabda, dimulai lah dg fokus pada kegiatan gereja, dlsb. Tunggu dulu sebentar, sabarrrrr. Tetapi kata melayani yg ditulis atau melekat pada Marta adalah DIAKONOEIN, kata kerja yg kata dasarnya DIAKONOS, yg pelakunya disebut DIAKON/DIAKEN, kata bendanya yg merujuk kerja  DIAKONIA, padahal kita tahu salah satu tugas gereja adalah DIAKONIA (pelayanan pada sesama) selain MARTURIA (kesaksian) dan KOINONIA (persekutuan), Marta lah yang melakukan tugas gereja bukan Maria, bagaimรคnรค ini? ketika Maria melakukan kebedaannya dari Marta Yesus tidak berkata apapun, demikian hal nya ketika Marta melakukan kebedaannya dari Maria. Tetapi ketika Marta mulai memperbandingkan bahkan mempertandingkan kebedaannya dengan Maria, disitulah Marta bukannya mendapat validasi dari Yesus tapi gaslight. Masalah nya bukan dikebedaan tetapi ketika kebedaan itu dipertandingkan dan diperbandingkan.

Maria dalam bacaan Minggu ini bukan Maria ibu Yesus. Bukan juga Maria Magdalena. Maria adalah nama umum seperti halnya nama Yohanes.

Perikop ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ini masih berpautan erat dengan perikop sebelumnya ๐˜–๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜š๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช, bacaan kita Minggu lalu. Kedua perikop ini berada dalam tema besar ๐˜๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜’๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ (Luk. 10:27). Akan tetapi urutan ๐˜๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜’๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ-nya dibalik: Perikop kesatu tentang mengasihi sesama manusia (Luk. 10:25-37), sedang perikop kedua tentang mengasihi Tuhan (Luk. 10:38-42).

Mengapa urutan ๐˜๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜’๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ dibalik?

Kesatu, perikop ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ini berbicara tentang mendengarkan firman Tuhan. Perikop selanjutnya (bacaan untuk Minggu depan) adalah ๐˜๐˜ข๐˜ญ ๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข (Luk. 11:1-13), yang berbicara mengenai berdoa atau meminta kepada Tuhan. Keduanya adalah hubungan vertikal. Jalan cerita atau narasi perikop ๐˜๐˜ข๐˜ญ ๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข tentunya lebih mulus apabila menyambung perikop ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข dibanding jika melanjutkan perikop ๐˜–๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜š๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช (hubungan horizontal).

Kedua, seperti yang pernah saya sampaikan bahwa teologi Lukas adalah teologi kenaikan; dari bawah ke atas, dari tempat rendah ke tempat lebih tinggi. Orang tidak mungkin mengasihi Tuhan, jika ia tidak mengasihi sesama.

Minggu lalu kita sudah membahas tentang ๐˜๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜’๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ yang kemudian Yesus lanjutkan dengan perumpamaan ๐˜–๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜š๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช untuk menjelaskan siapa sesama manusia. Minggu ini kita melihat Maria adalah orang yang mengasihi Tuhan dengan bahasa tubuh duduk dekat kaki Yesus (Luk. 10:39). Tentu kita masih ingat Titik Pandang edisi 22 Juni 2025 tentang orang kerasukan setan di Gerasa yang disembuhkan oleh Yesus, lalu duduk dekat kaki Yesus (Luk. 8:35). 

Maria telah memilih ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ yang terbaik. ๐˜‰๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ Maria adalah Tuhan seperti yang dihayati oleh pemazmur (Mzm. 73:26; 119:57; 142:6). Murid yang baik adalah mendengarkan dengan duduk dekat gurunya. 

Sebaliknya Marta khawatir. Di Injil Lukas kekhawatiran berpautan erat dengan ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช, ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข-๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ต๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ช (Luk. 8:7, 14). Dalam perumpamaan tentang seorang penabur itu Yesus berseru, ”๐˜š๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ, ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ!” (Luk. 8:8b)

“Melayani Tuhan” dengan bersibuk diri menyiapkan ibadah Gereja tak membuat kita menjadi lebih kristiani.

(20072025)(TUS)

Sudut Pandang Klaim Zakir Naik tentang "Parykletos" vs "Parakletos"

Sudut Pandang Klaim Zakir Naik tentang "Parykletos" vs "Parakletos"

Zakir Naik, seorang pendakwah Islam terkenal, seringkali menyebutkan bahwa kata "Parykletos" dalam Injil Yohanes merujuk pada Nabi Muhammad SAW, berbeda dengan "Parakletos" yang sering diterjemahkan sebagai "Penghibur" atau "Penolong". Berikut adalah analisis tentang klaim ini berdasarkan sumber-sumber asli.


Sumber Asli Codex dan Manuskrip
- Manuskrip Perjanjian Baru: Manuskrip-manuskrip kuno Perjanjian Baru, seperti Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus, menggunakan kata Yunani "ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚" (Parakletos) dalam Yohanes 14:16, 26; 15:26; 16:7. Tidak ada manuskrip kuno yang menggunakan "Parykletos".
- Kritik Teks: Para ahli kritik teks Perjanjian Baru sepakat bahwa "Parakletos" adalah bacaan yang asli dalam teks-teks tersebut. Tidak ada varian tekstual signifikan yang mendukung "Parykletos" atau "Parykletos" sebagai bacaan asli.


Analisis
- Etimologi dan Makna: "Parakletos" (ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚) dalam bahasa Yunani berarti "penghibur", "penolong", atau "pembela". Istilah ini digunakan dalam konteks Yesus menjanjikan pengutusan Roh Kudus untuk menjadi penolong bagi murid-murid-Nya.
- Klaim Zakir Naik: Zakir Naik berargumen bahwa "Parykletos" adalah korupsi dari "Periklutos" (ฮ ฮตฯฮฏฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚), yang katanya berarti "orang yang terpuji" dan merujuk pada Nabi Muhammad SAW. Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti tekstual atau manuskrip kuno yang kredibel.

Implikasi
- Klaim Zakir Naik tentang "Parykletos" vs "Parakletos" tidak memiliki dasar tekstual yang kuat berdasarkan manuskrip kuno dan kritik teks Perjanjian Baru.
- Diskusi tentang topik ini seringkali melibatkan perdebatan antara teologi Kristen dan Islam tentang identitas dan peran Yesus serta Roh Kudus.
- Berdasarkan sumber-sumber asli dan kritik teks, "Parakletos" adalah bacaan yang asli dalam Injil Yohanes, dan klaim tentang "Parykletos" tidak didukung oleh bukti tekstual yang kredibel.


Perdebatan tentang "Parakletos" dan "Parykletos"

Perdebatan tentang "Parakletos" dan "Parykletos" seringkali melibatkan diskusi tentang interpretasi teks Alkitab dan klaim-klaim tentang nubuat tentang Nabi Muhammad SAW dalam Injil Yohanes. Berikut adalah analisis lebih mendalam tentang topik ini.

Latar Belakang
- Injil Yohanes: Dalam Injil Yohanes, Yesus menjanjikan pengutusan "Parakletos" (Roh Kudus) untuk menjadi penolong bagi murid-murid-Nya setelah Dia pergi (Yohanes 14:16-17, 26; 15:26; 16:7-14).
- Klaim tentang "Parykletos": Beberapa Muslim, termasuk Zakir Naik, berpendapat bahwa kata "Parykletos" seharusnya digunakan dalam Injil Yohanes, yang katanya merujuk pada Nabi Muhammad SAW sebagai "Periklutos" atau "orang yang terpuji".

Analisis
- Bukti Tekstual: Tidak ada manuskrip kuno Perjanjian Baru yang menggunakan "Parykletos" sebagai pengganti "Parakletos" dalam teks-teks yang relevan. Semua manuskrip kuno yang ada menggunakan "Parakletos".
- Kritik Teks: Para ahli kritik teks Perjanjian Baru sepakat bahwa "Parakletos" adalah bacaan asli dalam Injil Yohanes berdasarkan bukti tekstual yang kuat.
- Etimologi dan Makna: "Parakletos" (ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚) dalam bahasa Yunani berarti "penghibur" atau "penolong", yang sesuai dengan peran Roh Kudus dalam teologi Kristen.

Perdebatan dan Implikasi
- Interpretasi Teologis: Perdebatan tentang "Parakletos" dan "Parykletos" melibatkan perbedaan interpretasi teologis antara Kristen dan Islam tentang identitas dan peran Yesus serta Roh Kudus.
- Nubuat dalam Injil Yohanes: Klaim tentang nubuat tentang Nabi Muhammad SAW dalam Injil Yohanes seringkali melibatkan interpretasi yang berbeda tentang "Parakletos" dan konteksnya dalam teologi Kristen.
- Berdasarkan bukti tekstual dan kritik teks, "Parakletos" adalah bacaan asli dalam Injil Yohanes, dan klaim tentang "Parykletos" tidak didukung oleh bukti tekstual yang kredibel.


Bukti-Bukti tentang "Parakletos" dalam Injil Yohanes
Berikut adalah bukti-bukti yang mendukung penggunaan "Parakletos" dalam Injil Yohanes:

Manuskrip Kuno
- Codex Sinaiticus: Salah satu manuskrip kuno Perjanjian Baru yang paling awal dan terpercaya, menggunakan "ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚" (Parakletos) dalam Yohanes 14:16, 26; 15:26; 16:7.
- Codex Vaticanus: Manuskrip kuno lainnya yang sangat dihargai, juga menggunakan "ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚" (Parakletos) dalam teks-teks yang sama.
- Codex Alexandrinus: Manuskrip kuno lainnya yang mendukung bacaan "ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚" (Parakletos) dalam Injil Yohanes.

Versi Kuno
- Versi Latin Kuno: Versi Latin kuno Perjanjian Baru, seperti Vetus Latina, menerjemahkan "Parakletos" sebagai "Paracletus", yang mendukung bacaan Yunani "ฮ ฮฑฯฮฌฮบฮปฮทฯ„ฮฟฯ‚".
- Versi Suryani: Versi Suryani kuno juga mendukung bacaan "Parakletos" dalam Injil Yohanes.

Kutipan Bapa Gereja
- Kutipan oleh Bapa Gereja Awal: Banyak Bapa Gereja awal, seperti Origenes dan Athanasius, mengutip dan membahas "Parakletos" dalam tulisan mereka, mendukung penggunaan kata ini dalam Injil Yohanes.

Analisis Tekstual
- Kritik Tekstual: Para ahli kritik tekstual Perjanjian Baru, berdasarkan analisis menyeluruh dari manuskrip-manuskrip kuno dan versi-versi kuno, sepakat bahwa "Parakletos" adalah bacaan asli dalam Injil Yohanes.

Implikasi
- Bukti-bukti tekstual yang kuat mendukung penggunaan "Parakletos" dalam Injil Yohanes, dan tidak ada bukti signifikan yang mendukung klaim tentang "Parykletos" sebagai bacaan asli.
- Berdasarkan bukti-bukti manuskrip kuno, versi kuno, kutipan Bapa Gereja, dan analisis tekstual, "Parakletos" adalah bacaan yang asli dan sah dalam Injil Yohanes.

(27072925)(TUS)







Jumat, 25 Juli 2025

Sudut Pandang Lukas 11 : 1-13, ๐——๐—ผ๐—ฎ ๐—•๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ž๐—ฎ๐—บ๐—ถ: ๐—•๐˜‚๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ ๐—ถ๐—ป๐—ถ, ๐—บ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ถ๐—ป๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐˜€๐—ฒ๐˜๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ

Sudut Pandang Lukas 11 : 1-13, ๐——๐—ผ๐—ฎ ๐—•๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ ๐—ž๐—ฎ๐—บ๐—ถ: ๐—•๐˜‚๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ ๐—ถ๐—ป๐—ถ, ๐—บ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐—ถ๐—ป๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐˜€๐—ฒ๐˜๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ

Kitab Injil Markus, Matius, dan Lukas disebut Injil sinoptik karena ada kemiripan. Injil Markus adalah kitab Injil tertua. Secara sederhana apabila ada kemiripan dalam ketiga Injil, diduga pengarang Injil Matius dan Lukas merujuk Injil Markus sebagai sumber.

Apabila ada kemiripan teks di Injil Matius dan Lukas, tetapi tidak ada di Injil Markus, kemungkinan petulis Injil Matius dan Lukas mengambil Sumber Q (dari kata bahasa Jerman ๐˜˜๐˜ถ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฆ yang berarti sumber). Sumber Q merupakan ucapan-ucapan lepas Yesus tanpa konteks, lalu petulis Matius dan Lukas memberi konteks. Apabila ada teks unik di Injil Matius dan Lukas itu berarti pengarang Injil memiliki sumber sendiri atau hasil kreasi sendiri.


Contoh kemiripan teks yang ada di Injil Matius dan Lukas, tetapi tidak ada di Injil Markus, adalah ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช. Dalam Injil Matius ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช diberi konteks rangkaian pengajaran Yesus dalam pasal 5 sampai 7 yang kita kenal dengan ๐˜’๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜Ž๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ. Bagaimana dengan versi Injil Lukas?

Hari ini adalah Minggu ketujuh setelah Pentakosta. Bacaan ekumenis diambil dari Injil Lukas 11:1-13 yang didahului dengan Kejadian 18:20-32, Mazmur 138, dan Kolose 2:6-15, (16-19).

Perikop Injil Lukas 11:1-13 yang menjadi bacaan Minggu ini diberi judul oleh LAI ๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข. Lukas membuka narasinya dengan pengantar sebagai ciri khasnya.

๐˜—๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต. ๐˜’๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข, ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜•๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข-๐˜•๐˜บ๐˜ข, ”๐˜›๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ข๐˜ซ๐˜ข๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข, ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ซ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข.” (ay. 1)

Lukas suka memerikan Yesus sebagai pendoa untuk keperluan katekese jemaat (bdk. Luk 3.:21; 9:18). Yesus menjalin keakraban dengan Allah (lih. Luk. 10:21; 22:42; 23:34, 36).

Permintaan murid Yesus itu tak terduga, karena semua murid Yesus adalah orang Yahudi, yang sejak kecil sudah tahu berdoa dan mengenal aneka doa.

Tidaklah jelas isi doa Yohanes Pembaptis yang diajarkan kepada murid-muridnya. Apabila kita melongok Lukas 5:33, orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengolok-olok murid-murid Yesus tidak seperti murid-murid Yohanes yang rajin berpuasa dan berdoa. Murid-murid Yesus lebih suka makan dan minum dengan orang-orang berdosa. Sangat bolehjadi murid Yesus terkesan pada doa Yesus sehingga meminta Yesus mengajar mereka.

๐˜‘๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข, ”๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ข, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ: ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข, ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข-๐˜”๐˜ถ; ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜’๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ซ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ-๐˜”๐˜ถ. (ay. 2) ๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ค๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข (ay. 3) ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข-๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฃ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช; ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ.” (ay. 4)

▶️ ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช di Injil Lukas lebih ringkas daripada versi Injil Matius (Mat. 6:9-13).
▶️ ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช di Injil Lukas diajarkan sesudah Yesus berkunjung ke rumah Marta dan sesudah Maria ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช ๐˜›๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ-๐˜•๐˜บ๐˜ข (Luk. 10:39). 
▶️ ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช di Injil Lukas diajarkan Yesus sesudah Yesus selesai berdoa (Luk. 11:1). 
▶️ ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช di Injil Lukas diajarkan Yesus sesudah para murid meminta diajarkan berdoa (Luk. 11:1).
▶️ ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช di Injil Lukas adalah jawaban dari permintaan para murid (Luk. 11:1).

Perbedaan konteks ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช versi Matius dan versi Lukas itu membuktikan bahwa pada mulanya ๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช merupakan ucapan-ucapan Yesus yang beredar tanpa konteks atau ucapan-ucapan lepas atau Sumber Q. Baru kemudian pada saat Injil ditulis ucapan-ucapan lepas itu diberi konteks oleh pengarang Injil. Konteks itu pada gilirannya memberi makna pada ucapan-ucapan lepas itu.

๐˜‹๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜’๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ซ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ-๐˜”๐˜ถ. Kerajaan Allah belum datang. Masih perlu didoakan agar datang. Tampaknya Kerajaan Allah yang dimaksud dalam doa itu adalah Kerajaan Allah pada akhir zaman atau Kerajaan Allah ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข.  Dalam iman Kristen Kerajaan Allah ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ, dan ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ datang.

๐˜”๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช. Dalam versi Matius permintaan makanan secukupnya pada hari ini (saja). Menurut Lukas itu tidak cukup. Yang cukup adalah makanan ๐˜€๐—ฒ๐—ฐ๐˜‚๐—ธ๐˜‚๐—ฝ๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐˜€๐—ฒ๐˜๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ.

๐˜‹๐˜ฐ๐˜ข ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช versi Lukas dilanjutkan dengan perumpamaan tentang seorang sahabat yang tidak malu meminta.

๐˜“๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข-๐˜•๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข, ”๐˜‘๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข: ๐˜š๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ฌ๐˜ถ, ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜จ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ช, (ay. 5) ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฃ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ช ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข-๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข; (ay. 6) ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ: ๐˜‘๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ, ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ-๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ณ; ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ. (ay. 7) ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ: ๐˜š๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ด๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ, ๐˜ช๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข. (ay. 8) ๐˜’๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ: ๐˜”๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ; ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต; ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜’๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ช, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ, ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ. (ay. 9)

Tidak malu di sini bukan berarti memalukan. Orang itu tidak malu mengakui kekurangannya, tidak malu mengakui tidak punya apa-apa.

Dalam kehidupan modern perumpamaan di atas jauh lebih sulit untuk dipraktikkan. Orang mungkin tidak malu mengakui kekurangan dan tidak malu mengakui tak punya apa-apa kepada teman-temannya. Alih-alih teman membantunya, mereka mengolok-olok dan merundungnya di medsos sampai berjilid-jilid. 

Rangkaian ajaran tentang berdoa ini ditutup dengan penegasan bahwa Allah pasti akan menjawab doa permintaan umat-Nya karena Allah adalah Bapa yang baik. 

“๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ? (ay. 11) ๐˜ˆ๐˜ต๐˜ข๐˜ถ, ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ณ, ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ? (ay. 12) ๐˜‘๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช, ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ-๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข! ๐˜๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜™๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜’๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข-๐˜•๐˜บ๐˜ข. (ay. 13)”

Ayat 13 terasa rada aneh. Pada ayat 11 dan 12 hal yang dibicarakan adalah makanan: ikan dan telur. ๐˜’๐˜ฐ๐˜ฌ tiba-tiba ada Roh Kudus? Tidak mudah untuk dijawab.

Seperti sudah saya jelaskan di atas bahwa Lukas diduga menggunakan Sumber Q. Matius juga menggunakan Sumber Q.

Versi Matius 
“๐˜‘๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช, ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ-๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜‰๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข! ๐˜๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข-๐˜•๐˜บ๐˜ข " (Mat. 7:11) 

Tidak ada yang aneh di versi Matius. Matius tampaknya sekadar mengikuti “kesimpulan logis” yang diberikan Sumber Q bahwa Allah akan memberikan ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ.

Pengarang Injil Lukas tampaknya “merenungkan” lebih lanjut kesimpulan itu: apa ya kira-kira ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ itu? Nah, menurut Lukas, ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ itu adalah Roh Kudus. Allah akan memberikan ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ, yaitu Roh Kudus. Roh Kudus di sini hendaknya jangan dipahami seperti dogma Trinitas. Lukas memang gemar berwacana tentang doa dan Roh Kudus; Roh Kudus yang bertindak dan mengubah.

Dari sini semoga kita makin memahami bahwa Kitab Injil (dan kitab-kitab lainya di dalam Alkitab) tidak jatuh utuh dari langit. Setiap pengarang memiliki narasi masing-masing dalam menyampaikan teologi mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan narasi tidak perlu membuat kita berpusing kepala mendamaikan atau mengharmoniskan. Keberanekaan itu justru membawa maslahat bagi kita bahwa kesaksian tentang Yesus tidaklah tunggal. Orang Kristen tidak boleh mengurung Yesus dalam ajaran tunggal dan mendaku penafsiran mereka satu-satunya yang benar. 

(27072025)(TUS)

Sudut Pandang ๐— ๐—ถ๐˜€๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฃ๐—ฎ๐˜€๐—ธ๐—ฎ

Sudut Pandang ๐— ๐—ถ๐˜€๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฃ๐—ฎ๐˜€๐—ธ๐—ฎ

Dalam liturgi dikenal ungkapan atau istilah ๐˜”๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช ๐˜—๐˜ข๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข. Hari raya umat Kristen bermula dari dan berpusat pada Misteri Paska.

Misteri Paska secara sederhana ditakrifkan sebagai seluruh peristiwa sengsara, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus. Pertanyaannya, mengapa ada kata ๐—บ๐—ถ๐˜€๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ?

Misteri Paska adalah serapan dari ungkapan Latin ๐˜”๐˜บ๐˜ด๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜—๐˜ข๐˜ด๐˜ค๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ๐˜ฆ. Dalam liturgi apabila kita mendengar kata ๐˜ฎ๐˜บ๐˜ด๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ถ๐˜ฎ, kita akan mendiskusikan kata ๐˜ด๐˜ข๐˜ค๐˜ณ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฎ, yang diindonesiakan menjadi sakramen. Kata ๐˜ฎ๐˜บ๐˜ด๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ถ๐˜ฎ dan ๐˜ด๐˜ข๐˜ค๐˜ณ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฎ selalu saling berpautan.

Sakramen menonjolkan tanda kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan. Misal, sakramen baptis dimaknai mati bersama Kristus, dikubur bersama Kristus, dibangkitkan bersama Kristus, dan akan berkuasa bersama Kristus. Gerakan pembaptisan, entah dipercik, entah diselamkan, adalah tanda lahiriah yang kelihatan untuk menyimbolkan realitas keselamatan yang tak kelihatan. Realitas keselamatan yang tak kelihatan itulah yang dimaksud dalam kata misteri dalam Misteri Paska.

(25072025)(TUS)

Kamis, 24 Juli 2025

SUDUT PANDANG ARKEOLOGI, 2 KORINTUS 4:7, TEMPAYAN TANAH LIAT

SUDUT PANDANG ARKEOLOGI, 2 KORINTUS 4:7

TEMPAYAN TANAH LIAT

2 Kor 4:7, But we have 6 this treasure in earthen vessels, that the excellence of the power may be of God and not of us. (NKJV)
2 Kor 4:7, Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (TB)
Kita sering mendengar khotbah tentang bejana tanah liat sebagaimana yang disebutkan dalam 2 Korintus 4:7, dan mengeksplorasinya dalam berbagai perspektif dan gaya, seperti metafora yang menggambarkan bejana yang terbuat dari tanah liat tersebut sebagai representasi dari kelemahan dan ketidakberdayaan manusia.
Bagaimana dengan perspektif arkeologis ?
Adakah sesuatu yang dapat membantu kita di dalam memahami kebenaran Firman Tuhan ?
Beberapa waktu yang lalu, sebuah gua makam kuno ditemukan di Taman Nasional Pantai Palmachim di selatan Tel Aviv. Gua makam kuno ini terungkap ketika sebuah traktor mengenai sebuah batu selama pekerjaan yang dilakukan oleh Nature and Parks Authority Israel. Batu yang biasa digunakan sebagai penutup makam.
Para arkeolog dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) segera turun dan menggali lagi sampai sedalam 2,5 meter ke dalam gua dan menemukan gua kubur yang dipenuhi dengan berbagai bejana tanah liat, termasuk mangkuk, panci masak, kendi, dan lampu minyak. Menurut Eli Yannai dari IAA, bejana-bejana ini berasal dari Zaman Perunggu Akhir atau periode LB IIB (abad ke-13 SM).
Zaman Perunggu Akhir, berlangsung sekitar tahun 1550 hingga 1200 SM, bertepatan dengan periode waktu dalam Perjanjian Lama yang mencakup masa hidup tokoh-tokoh seperti Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, dan Musa. Periode ini mencakup narasi masa patriarkal dan Keluaran, sampai dengan masa penaklukan Kanaan di bawah Yosua.
Dari temuan ini, beberapa hal menarik dapat terungkap:
1. Tradisi penguburan di dalam gua sudah dipraktekkan oleh bangsa Israel sejak jaman nenek moyang mereka, Abraham, Ishak dan Yakub.
2. Tradisi penguburan bangsa Israel kuno menyertakan berbagai barang berharga yang disimpan di dalam tempayan-tempayan tanah liat.
3. Tanah liat sebagai tempat penyimpanan harta atau benda-benda berharga merupakan kebiasaan orang-orang Israel sejak masa Abraham, Ishak dan Yakub.
4. Ayat 2 Kor 4:7 tidak sekedar mempunyai makna metafora, namun juga merupakan fakta historis tradisi dan kebiasaan bangsa Israel kuno.
5. Di dalam 2 Kor 4:7, Paulus jelas menyinggung praktik menyimpan barang berharga di dalam tempayan atau bejana tanah liat, dan membandingkan nilai harta yang disimpan tersebut dengan nilai tempayan atau bejana yang hanya terbuat dari tanah liat tersebut. Melalui ayat ini Paulus mengingatkan akan nilai yang sangat tinggi dari pesan Injil yang harus diwartakan oleh manusia berdosa.
6. Dengan kata lain, Paulus mengingat bahwa kita dan para hamba Tuhan yang mewartakan kebenaran Firman Tuhan, tidak selayaknya, dengan alasan apapun, untuk bermegah diri, mengenakan jam tangan ratusan juta, baju dan tas puluhan juta, mengendarai mobil mewah, dan berbagai kemewahan lainnya. Karena kita hanyalah sebuah tempayan yang terbuat dari tanah liat, yang tidak akan pernah bisa sebanding dengan apa yang kita simpan di dalamnya, yaitu Kebenaran Firman Tuhan.
Semoga bermanfaat
Tuhan Yesus memberkati

Referensi: Dari berbagai sumber
(24072025)(TUS)

Rabu, 23 Juli 2025

Sudut Pandang ๐—ฆ๐˜‚๐—ฏ๐—ท๐—ฒ๐—ธ ๐—Ÿ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฟ๐—ด๐—ถ

Sudut Pandang ๐—ฆ๐˜‚๐—ฏ๐—ท๐—ฒ๐—ธ ๐—Ÿ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฟ๐—ด๐—ถ

Liturgi merupakan perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh Kristus, Sang Imam Agung, bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus. Subjek liturgi adalah Kristus dan Gereja-Nya. Pelaksana liturgi adalah Kristus dan sekaligus Gereja-Nya. Perbuatan ini bukan dua tindakan sendiri-sendiri; ada tindakan Kristus dan ada tindakan lain oleh Gereja. Bukan itu. Dalam liturgi Kristus bertindak melalui dan bersama Gereja dan sekaligus dalam liturgi yang satu dan sama itu Gereja bertindak melalui dan bersama Kristus.


Kristus memimpin liturgi melalui kehadiran-Nya dalam Gereja. Simbol kehadiran Kristus ditunjukkan melalui sakramen Ekaristi atau Perjamuan Kudus. ๐˜’๐˜ฐ๐˜ฌ simbol?

Dari masa Perjanjian Baru sampai zaman Patristik Gereja sudah terbiasa dalam pola pikir simbolik. Misal, Roh Kudus disimbolkan dengan burung merpati.


Teologi sakramental berpangkal dari kenyataan simbol yang melalui dan di dalamnya terjadi, terlaksana, dan menjadi nyata apa yang dilambangkan. Maksudnya, apabila perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus menyimbolkan misteri salib Kristus, misteri salib Kristus itu bukan sekadar ditandakan, melainkan peristiwa salib Kristus ribuan tahun yang lalu itu dihadirkan dalam perayaan Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Kata ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ bukan berarti suatu pengulangan, melainkan mengenang dan pengenangan. Mengenang di sini bukan mengingat-ingat, melainkan ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฏe๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ (Grika) yang dipungut dari tradisi liturgi Yahudi ๐˜ป๐˜ช๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฏ. Mengenang di sini dalam anggitan biblis, yaitu sungguh-sungguh secara nyata dibuat menjadi hadir di sini dan sekarang ini. Penghadiran itu kita percayai sebagai pekerjaan Roh Kudus yang menghadirkan peristiwa salib Kristus dan Roh Kudus membawa kita masuk ke dalam peristiwa penebusan Kristus yang dilakukan-Nya sekali untuk selamanya.

Bagaimana dengan Gereja Protestan yang tidak melayankan Ekaristi atau Perjamuan Kudus pada setiap kebaktian Minggu? Kristus hadir melalui Liturgi Sabda. Itu sebabnya bacaan ekumenis (RCL) menyodor Kitab Injil untuk homili. Mengapa Kitab Injil?

Dalam RCL ๐˜Œ๐˜ท๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ถ๐˜ฎ dan pemakluman Injil menegaskan maknanya sebagai simbol puncak kehadiran Kristus dalam Liturgi Sabda. Bacaan-bacaan dalam Liturgi Sabda menunjukkan bahwa sejarah keselamatan yang dimula dari Perjanjian Lama dilanjutkan pada bacaan kedua sampai akhirnya memuncak dalam diri Yesus Kristus, yang dimaklumkan dalam Injil. Dengan demikian ๐˜Œ๐˜ท๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ถ๐˜ฎ dan pemakluman Injil menunjukkan Tuhan Yesus Kristus yang hadir, bersabda, dan berdialog dengan Gereja-Nya. Bacaan Injil yang bermakna simbol puncak kehadiran Kristus dalam Liturgi Sabda tidak dapat diganti oleh bacaan-bacaan lain, meskipun itu dari sumber-sumber spiritualitas (kisah-kisah orang suci, kisah-kisah inspiratif, dlsb.) atau lembaran-lembaran lepas seperti surat edaran pastoral.


Bayangkan saja dalam Liturgi Sabda yang dibaca hanya dari kitab Perjanjian Lama atau malah kitab nyanyian Perjanjian Lama (Mazmur), lalu dihomilikan, di manakah simbol puncak kehadiran Kristus dalam Liturgi Sabda?

Liturgi sebagai tindakan Kristus menunjuk makna liturgi sebagai penyerahan diri Kristus kepada Allah Bapa dan terjadi dialog Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Kristus sebagai Sang Imam Agung menjadi Pengantara Gereja-Nya. Tindakan Kristus sebagai Sang Imam Agung dan Pengantara itu kini dilaksanakan melalui dan bersama Gereja.

Berpautan dengan tindakan Kristus sebagai subjek liturgi melalui Gereja itulah liturgi juga benar-benar tindakan Gereja. Dalam liturgi Gereja memersembahkan Kristus kepada Bapa dalam Roh Kudus dan sekaligus memersembahkan diri Gereja sendiri bersama Kristus.

 (24072025)(TUS)

Tautan sebelumnya:
1. http://titusroidanto.blogspot.com/2025/07/sudut-pandang_16.html

2. http://titusroidanto.blogspot.com/2025/07/sudut-pandang_13.html

3. http://titusroidanto.blogspot.com/2025/06/sudut-pandang.html

4. http://titusroidanto.blogspot.com/2025/06/sudut-pandang_30.html

5. http://titusroidanto.blogspot.com/2025/07/sudut-pandang.html


SUDUT PANDANG KEJADIAN 18:20-32, KHUTSPAH: KHALILAH LEKHA!

SUDUT PANDANG KEJADIAN 18:20-32,  KHUTSPAH: KHALILAH LEKHA!

PENGANTAR
Ada seorang yang memposisikan dirinya sebagai pengacara/advokat , dan dia adalah pengacara yang pertama dicatat dalam Alkitab, dia adalah Abraham . Dan pada bagian ini kita akan mendalami karakter Abraham yang luar biasa ini.

Kisah posisi Abraham sebagai pengacara ini, ketika Abraham mengantarkan tamu ketiga sorgawi-nya untuk pergi dari kemahnya. Penafsiran kalangan Kristen melihat bahwa satu dari tamu ketiga Abraham itu adalah Malakh YHVH yang merupakan theofani Kristus atau theofani Allah sendiri.



PEMAHAMAN
Apa yang menyebabkan Abraham tidak mau pergi dari hadapan Allah? Ia memiliki pergumulan luar biasa yang hendak ia kemukakan kepada Allah. Dan tindakan ini merupakan tindakan yang sungguh-sungguh luar biasa. Pada Kejadian 18:23-33 ini biasa kita kenal sebagai " Syafaat Abraham untuk keselamatan Sodom & Gomorah ." Namun Yahudi Rabinik memandang hal tersebut lebih dari sekedar doa kalangan syafaat . Kalau sebagai juru syafaat , kalangan Yahudi lebih melihat Musa sebagai panutannya (Reff: Keluaran 32:11-32).

Lalu, kalau itu bukan suatu doa syafaat/ doa syafaat juga istilah apa yang lebih tepat untuk tindakan Abraham di Kejadian 18 ini?

    Tindakan yang dilakukan Abraham ini adalah sebuah tindakan yang merugikan nyali terhadap YHVH Hakim semesta alam. Dalam istilah Yudaisme dikenal dengan istilah ื—ֻื•ืฆְืคָּื” - KHUTS'PAH , istilah ini berasal dari bahasa Yiddish, artinya adalah: ungkapan ketidak-setujuan yang kuat, komplen, marah, protes, melawan yang merupakan akibat dari tindakan seseorang yang telah melampaui batas-batas perilaku yang dapat diterima . Istilah "KHUTS'PAH" ini dipakai, karena di peristiwa ini Abraham menantang kekuasaan Tuhan dalam kasus Sodom .

Dan Abraham melanjutkan dengan mencoba menyanggah rencana Allah menghancurkan Sodom dan Gomora itu dengan suatu hitung-hitungan negosiasi. Abraham dimulai dari angka 50 (Ibrani: ื—ֲืžִืฉִּื™ื - KHAMISHIM Noun Masculine Plural ) dari orang-orang yang benar: ( ืฆַื“ִּื™ืงִื - TSADIQIM, Noun Maskulin Plural ) Abraham mencoba melakukan tawar-menawar/ negosiasi/ tawar-menawar (Ibrani: ืžַืฉָּׂื ื•ּืžַืชָּืŸ - MASA UMATAN, secara harfiah " mengambil & memberi " MASA = menerima , MATAN = memberi ) . Kita tahu dalam suatu negosiasi masing-masing pihak tidak akan memperoleh seluruh keinginannya dengan sempurna; tidak ada yang benar-benar senang, tapi masing-masing pihak setuju. Dan, perhatikan ayat ini, Abraham semakin lancang dalam mengungkapkan maksudnya dalam berkomunikasi dengan Allah dengan suatu intimidatif "KHALILAH LEKHA". Istilah: ื—ָืœִืœָื” ืœְּืšָ - KHALILAH LEKHA , adalah suatu frase yang sangat terkenal bagi orang Yahudi. Bisa bermakna: " jauhlah Engkau (jangan melakukan ini) ", " amit-amit deh Engkau jangan melakukan itu ", " Sekali-kali tidak! Jangan Engkau lakukan! " Bahkan istilah ื—ָืœִืœָื” - KHALILAH diulang sampai 2 kali oleh Abraham . Dalam gaya sastra Ibrani (tautologia) , ini menjadi seperti suatu hardikan: " Sungguh memalukan melakukan hal ini! Bagaimana mungkin membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik ?" Belum selesai di situ, bahkan Abraham masih bernyali mengajukan pernyataan retoris kepada Allah: "Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" . Ketika ungkapan ื—ָืœִืœָื” ืœְּืšָ - KHALILAH LEKHA ini diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ฮผฮทฮดฮฑฮผแฟถฯ‚ ฯƒแฝบ - MรŠDAMร”S SU, tidak akan itu yang kamu lakukan , nilai emosional dari "KHUTS'PAH" ini terkikis, demikian juga terjemahan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia maupun Inggrisnya.

Anda bisa membayangkan, ungkapan "KHUTS'PAH" kala itu seperti Abraham menggebrak meja, berteriak dengan mata melotot, seperti Al Pacino di film Scent of a Woman itu, atau membayangkan Abraham mengacungkan kursor kepada Allah sambil berteriak "KHALILAH LEKHA!"

Wow! Keras sekali, bukan?
Abraham sungguh bernyali, bukan?

Anda lihat di sini betapa besarnya Abraham di hadapan Sang Hakim alam semesta mengajukan komplen-nya dengan keras: "Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" ; " Adilkah kamu berbuat demikian? Hai Bapak Hakim dapatkah kamu mengadili dengan adil? Dimana keadilanmu? ." Coba Anda bayangkan jika ada seorang pengacara yang berkata begitu keras di suatu sidang di hadapan Hakim, mungkin tindakannya akan dianggap sebagai " penghinaan terhadap pengadilan " yang menghina peradilan.

Maka, istilah ื—ָืœִืœָื” - KHALILAH yang dimulai dari peristiwa ini menjadi begitu populer di kalangan Yahudi. Dan sering pula diterjemahkan dalam bahasa Inggris " Tuhan melarang !" atau dalam LAI: " sekali-kali tidak !" dan variasi kata tsb bisa juga: ื—ָืœִื™ืœָื” ืœִּื™ - KHALILAH LI,amit-amit itu tidak terjadi padaku/ aku tidak akan begitu/ sekali-kali tidak aku berbuat itu (1 Samuel 2:30). ื—ָืœִื™ืœָื” ืœָּื ื•ּ - KHALILAH LANU, amit-amit itu tidak terjadi pada kita/ sekali-kali tidak kami akan begitu (Roma 6:2, Ha-Berit ).
Rasul Paulus sering menggunakan istilah ini dalam tulisannya yang bergaya diatribe itu. Dan nampaknya sekali bahwa Rasul Paulus adalah seorang yang handal dalam berdebat. Ya, meskipun PB itu ditulis dalam bahasa Yunani, tetapi kita harus mengingat bahwa penulisnya adalah orang-orang Yahudi (kecuali mungkin Lukas yang dianggap sebagian orang bahwa dia seorang Goyim. Di dalam Alkitab kita, apa yang diterjemahkan " Tuhan melarang !" atau " sekali-kali tidak !" dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus itu sebenarnya ื—ָืœִืœָื” - KHALILAH ini. 

Allah tidak bersandar dengan kelancangan yang dilontarkan Abraham "KHALILAH LEKHA" itu. Dia kemudian mengundang Abraham duduk bersama pada "meja perundingan." Ini seperti istilah yang sering kita lihat dalam film-film (yang tentu diambil dari peristiwa nyata di suatu konferensi). Hakim di suatu konferensi kadang-kadang memberi semacam hak istimewa dengan memberi undangan kepada seorang pengacara untuk " approach the bench ." Atau kadang-kadang si pengacara itu mengajukan permohonan kepada Hakim: " Yang Mulia, bolehkah saya menghadap hakim ?"

Dan di dalam peristiwa ini Allah-lah yang mengundang Abraham untuk " mendekati bangku cadangan . Dasar Abraham ini memang seorang pengacara yang ulet dan keras kepala pula, dia tidak mudah-gampang menanggapi perjanjian yang diberikan Allah dengan begitu mudah. Abraham terus berusaha menekan agar Allah memberikan kelonggaran lebih lanjut, memohon belas-kasihan-Nya kepada kota yang akan dihukum-Nya itu. Abraham masih menawar lagi. Dan kali ini Abraham mengajukan permohonannya dengan lebih sopan. Allah tentu sangat mengenal bahwa Abraham adalah seorang yang sopan, hangat kepada orang lain, itu telah dibuktikannya dengan bagaimana dia menjamu ketiga tamunya itu. Kemarahannya dengan kata "KHALILAH LEKHA!" adalah didasari dari sikap empati-nya yang mendalam terhadap orang-orang benar yang selayaknya tidak termasuk dihukum bersama-sama dengan orang-orang fasik itu di Sodom & Gomorah itu. Dan Abraham sudah terbukti bahwa ia juga orang yang punya jiwa suka menolong, bahkan rela berkorban, tidak mempedulikan keselamatan dirinya demi orang lain yang ingin dia selamatkan. Bukti ini dapat dilihat ketika Abraham maju melawan Kedorlaomer dan sekutunya untuk menyelamatkan Lot .

Maka “KHUTS’PAH” yang dilakukan Ibrahim , hal tsb di mata Allah bukanlah suatu “ penghinaan terhadap pengadilan .” Tetapi suatu perjuangan dari seorang yang memiliki watak terpuji, dan yang gemar untuk menolong, dan bahkan berani menerima segala resikonya akibat aksinya itu. Dan memang Abraham adalah seorang yang sangat mengetahui posisi dirinya yang jauh lebih rendah dari Sang Hakim alam semesta itu, dia berkata: “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu” (18:27). Di sini Abraham menyamakan dirinya dengan hakikat Adam , bahwa dia adalahmakhluk ciptaan seperti Adam. Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari [i]debu tanah ( ืขָืคָืจ - 'AFAR ). Kedua sosok Abraham, dan Nuh, mereka dihubungkan dalam arti tipologis pada sosok Adam . Mereka menjadi Adam yang baru, untuk rencana Allah memenuhi bumi, menjadi ayah bagi bangsa-bangsa.

Abraham melanjutkan negosiasinya: “Sekiranya kurang lima orang dari lima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan melaporkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Dan Allah segera menjawabnya, “Aku tidak akan lama lagi, jika Kudapati empat puluh lima di sana” (18:28).

Kembali Abraham tidak mau berhenti untuk menjadi negosiator yang ulet, dia masih terus menekan Allah, dia masih menawar lagi dengan penurunan jumlah kesepakatan, dari 50 ke 45, turun lagi ke 40, turun ke 30, turun ke 20 dan terus menawar lagi sampai angka 10 ( ืขֲืฉָׂืจָื” - 'ASARAH)  Dan, proses bargaining/ negosiasi/ tawar-menawar (Ibrani: MASA UMATAN) itu berakhir pada angka 10 (sepuluh). Dan jumlah ini dalam tradisi Yahudi menjadi jumlah kuorum dalam doa komunal mereka. Dan kourum 10 orang ini menjadi syarat bagi ืžִื ְื™ָืŸ ‎ - MIN'YAN, sing. ืžִื ื™ָื ִื™ื - MIN'YANIM, jamak (persekutuan doa/ kelompok sel Yahudi Rabinik). Bagi kita umat Kristen, kuorum tidak ditentukan 10, sebab Tuhan Yesus berfirman: "dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Matius 18:20). Allah yang Mahatahu itu, tentu Dia sudah tahu, bahwa Sodom dan Gomora hanya memiliki kurang dari 10 orang yang benar. Dan Penghukuman kepada kota-kota itu tidak terelakkan.

Tapi ada hal yang patut kita pelajari di sini, bahwa Allah Yang Mahatinggi itu berkenan menegaskan diri-Nya untuk "duduk bersama di dalam meja perundingan" bersama manusia ciptaan-Nya. Allah memperkenankan umat untuk mengajukan permintaan-permintaan/ persetujuan-keberatannya kepada Allah, bahkan kepada hal-hal yang bersifat “ Challenging God ” yang lancang dan penuh nyali seperti yang dilakukan Abraham itu. Allah kita bisa sangat demokratis, kebijakan-Nya boleh di kritisi, bukan untuk mengubah keputusan-Nya, tetapi kadang-kadang Allah membiarkan hal itu berlangsung, agar umat-Nya dapat menelaah untuk memahami apa yang Allah izinkan.

Masih ada contoh yang lainnya, ayat yang cukup terkenal dimana Allah mengajak manusia untuk "berdebat dengan-Nya" ืœְื›ื•ּ־ื ָื ื•ְื ִื•ָּื›ְื—ָื” - LEKHU-NA VENIVAKHEKHAH. " Dan marilah kita perperkara ", Kata Ibrani: ื•ְื ִื•ָּื›ְื—ָื” - VENIVAKH'KHAH dari kata dasar: ื™ื›ื— - YAKAKH , Leksikon Ibrani : membuktikan, memutuskan, menghakimi, menegur, menegur, mengoreksi, menjadi benar, berargumentasi

    "Marilah, baiklah kita beperkara!" , sebuah istilah lain dalam pengadilan "marilah kita saling menuntut" sebagai penggugat dan tergugat.
Dan Challenge seperti hal-hal yang dikemukakan di atas ini juga dapat kita temukan di PB. Tuhan Yesus pernah berfirman: "Mintalah, Carilah, Ketoklah..." (Matius 7:7-11) . Masih ada banyak hal yang menarik dari Abraham ini, kita tahu dia pernah menjadi penyelamat bagi penyanderaan Lot oleh Kedorlaomer dan sekutunya , dia juga menjadi juru syafaat bagi Ismael anaknya , kemudian ia menjadi pengacara bagi penduduk Sodom dan Gomora dan melakukan negosiasi yang keras dengan Allah sini yang telah kita bahas. Tapi nanti coba lihat pada pasal 22. Ketika Allah Kejadian meminta kembali Ishak untuk dipersembahkan bagi-Nya. Dan di sini Abraham menurut saja tanpa komplain!

PARODI
Semalam saya bermimpi bercakap-cakap dengan Yesus. Kata Yesus, “Aku hendak menenggelamkan semua pejabat gerejamu ke laut, karena mereka menjadi batu sandungan bagi umat-Ku.”

“Ya, Tuhan, mosok semuanya?” tanya saya.

“Ya.”

“Bagaimana jika aku menemukan lima orang bermoral? Apakah Engkau tetap menghukum mereka semua?” tanya saya lagi mencoba bernegosiasi.

“Sekarang sebutkan nama lima orang bermoral itu. Meskipun moral lima orang itu hanya sebesar biji sesawi, Aku tidak jadi menghukum mereka semua.” tantang Yesus.

Saya mula mencari lima nama, tetapi aku menjadi ragu. “Bagaimana jika ternyata hanya satu? Apakah Engkau tetap menghukum mereka semua?” tanya saya lagi.

“Sekarang sebutkan nama satu orang bermoral itu. Meskipun moral orang itu hanya sebesar biji sesawi, Aku tidak jadi menghukum mereka semua.” tantang Yesus.

Ketika saya akan mengucapkan satu nama itu, bunyi alarm pagi membangunkan saya.

(22072025)(TUS)

Rabu, 16 Juli 2025

Sudut Pandang ๐—ž๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—บ๐—ถ๐˜ ๐—ฃ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐—ฎ๐—ป ๐—Ÿ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฟ๐—ด๐—ถ

Sudut Pandang ๐—ž๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—บ๐—ถ๐˜ ๐—ฃ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐—ฎ๐—ป ๐—Ÿ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฟ๐—ด๐—ถ

Dalam tulisan sebelumnya saya menyebut bahwa Gereja Protestan adalah yang pertama menggunakan istilah liturgi dalam makna ibadah gerejawi pada abad 17. Saya juga menyebut bahwa GKR banyak belajar dari Gereja Reformasi untuk membenahi liturgi GKR. Dalam perjalanannya justru GKR meninggalkan jauh Gereja Protestan dalam hal ilmu liturgi. Ironisnya lagi komisi liturgi Gereja Protestan dicemooh oleh pendeta dan umatnya sendiri, “๐˜๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ต-๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜’๐˜ข๐˜ต๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ!”


Apa ๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ yang melatari GKR belajar dari Gereja Reformasi? Ada banyak gatra dan matra. Di sini saya mengambil satu contoh.

Tiga abad awal merupakan masa penganiayaan umat Kristen terutama di wilayah jajahan Romawi. Umat Kristen hanya dapat beribadah di rumah-rumah dan katakombe (pekuburan). Mati syahid atau martir menjadi jalan kekudusan.

Kaisar Konstantinus memaklumkan kemerdekaan bagi orang Kristen untuk beragama. Pemakluman ini dibuat di Milan pada 313 yang disebut Edik Milan. Pada 321 Konstantinus menetapkan Minggu menjadi hari libur bagi hakim, warga kekaisaran, dan pengusaha. Sejak itu pemimpin umat berubah radikal menjadi setara dengan pejabat negara. Rakyat “terpaksa” menjadi Kristen. Jika tidak, hidup mereka akan dipersulit. Iman Kristen menjadi murah. Muncullah biara-biara. Hidup membiara menjadi jalan kekudusan.

Efek negatif pemunculan biara-biara adalah banyak rahib ditahbis menjadi imam sehingga menjadi rahib-imam. Dengan penghuni biara adalah rahib-imam terjadilah misa pribadi. Misa komunal semakin jarang.

[๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜Ž๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ซ๐˜ข ๐˜—๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜—๐˜ช๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ด๐˜ฎ๐˜ฆ. ๐˜Ž๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฃ, ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฉ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข, ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜‘๐˜ถ๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ถ ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช๐˜ญ. ๐˜›๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ด๐˜ช ๐˜ ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฅ-๐˜•๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข (๐˜ ๐˜ฐ๐˜ฉ. 17).]

Pada Abad Pertengahan semakin berkembang apa yang disebut dengan ๐˜ญ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด. Rm. E. Martosudjito menyebut abad ini sangat menyedihkan bagi liturgi yang harusnya bermatra komunal. Umat semakin terasing dari liturgi karena struktur liturgi tidak melibatkan partisipasi umat. 

Gerakan reformasi Gereja yang berlangsung sejak abad ke-16 membuat GKR menyadari bahwa Gereja Protestan tidak lagi dipandang sebagai musuh, melainkan saudara seiman. Pelibatan umat dalam liturgi Protestan menjadi inspirasi GKR. Pada abad 18 GKR mengikuti Gereja Protestan menghidupkan lagi kata liturgi dalam makna ibadah gerejawi, meskipun belum sepenuhnya berlaku di GKR, karena belum mendapat dukungan dari Vatikan. Meskipun demikian Kelompok Benedektian terus menggencarkan upaya pembaruan liturgi. Barulah pada awal abad ke-20 pembaruan liturgi menggelinding kencang. Puncaknya Konsili Vatikan II menetapkan liturgi sebagai istilah resmi untuk ibadah gerejawi (Konstitusi Liturgi ๐˜š๐˜ข๐˜ค๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜ค๐˜ต๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ด๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ถ๐˜ฎ).


Sementara GKR mula meninggalkan ๐˜ญ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด, cukup banyak Gereja Protestan justru membuat ๐˜ญ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ๐˜ณ๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด dalam ujud lain. Partisipasi umat sekadar datang, mendengar, dan memberi kolekte.

(17072025)(TUS)

Tautan sebelumnya:
1.https://titusroidanto.blogspot.com/2025/06/sudut-pandang.html
2.https://titusroidanto.blogspot.com/2025/06/sudut-pandang_30.html
3.https://titusroidanto.blogspot.com/2025/07/sudut-pandang.html
4.http://titusroidanto.blogspot.com/2025/07/sudut-pandang_13.html
5. http://titusroidanto.blogspot.com/2025/07/sudut-pandang_23.html

Selasa, 15 Juli 2025

SUDUT PANDANG TENTANG STOLA

SUDUT PANDANG TENTANG STOLA

PENGANTAR
Stola merupakan satu dari banyak pelengkap pakaian liturgi yang diperkenalkan pada abad IV. Stola dikenakan untuk merujuk pangkat dan kehormatan pemimpin Gereja, baik itรผ IMAM atau Penatua Pengajar dan Penatua Pengatur Rumah Allah.
Dalam Gereja modern kita acap melihat anggota paduan ลŸuara, usher, petugas kolekte, dll. menggunakan stola. Tujuannya apa cobak? Tak lain dan tak bukan agar berbeda dari warga awam yg hadir di tempat ibadah.

PEMAHAMAN
 stola , busana gerejawi yang dikenakan oleh diakon , pendeta , dan uskup Katolik Roma dan oleh beberapa pendeta Anglikan , Lutheran , dan Protestan lainnya . Stola gerejawi biasanya terbuat dari sutra dan lebarnya 2 hingga 4 inci (5 hingga 10 cm) dan panjangnya sekitar 8 kaki (2,4 meter). Biasanya warnanya sama dengan busana utama yang dikenakan untuk acara tersebut, atau sesuai kalender liturgi, meskipun beberapa pendeta Protestan mengenakan stola dengan warna atau simbol yang tidak sesuai dengan warna liturgi standar. Diakon Katolik Roma mengenakannya di bahu kiri dengan ujung-ujungnya disambungkan di bawah lengan kanan; pendeta dan uskup mengenakannya di leher dengan ujung-ujungnya menggantung vertikal, kecuali bahwa pendeta menyilangkan ujungnya di depan ketika mengenakan alba . Di Gereja Katolik Roma itu adalah simbol keabadian. Itu umumnya dianggap sebagai lencana unik dari pelayanan yang ditahbiskan dan dianugerahkan pada saat pentahbisan . 
Asal usulnya tidak jelas, tetapi kemungkinan besar berasal dari sapu tangan atau selendang sekuler yang digunakan sebagai simbol pangkat. Awalnya disebutOrarium atau orarion, kemungkinan besar dimaksudkan untuk menyeka mulut. Pada abad ke-4, orarion dikenakan sebagai vestimentum oleh diakon di gereja-gereja Timur dan akhirnya setara denganEpitrakelion dikenakan oleh para imam. Vestimentum yang menyerupai selendang diadopsi agak kemudian di Barat, dan istilah Latin stola mulai digunakan pada abad ke-9.
Stola non-liturgis populer dalam upacara wisuda di Amerika Serikat dan di tempat lain. Stola ini dapat digunakan sebagai bagian dari tanda kehormatan doktoral formal universitas, diberikan untuk menunjukkan penghargaan akademik, atau dibeli oleh lulusan untuk mencerminkan kewarganegaraan atau afiliasi bermakna lainnya . Stola yang terbuat dari kain budaya tradisional, seperti kente Ghana atau serape Meksiko, sering dikenakan oleh lulusan yang bangga sebagai pernyataan warisan. Dalam dunia mode, stola juga merupakan selendang panjang dari kain atau bulu yang dikenakan oleh wanita di atas bahu dengan ujung-ujungnya menjuntai di depan. Stola ini kemungkinan besar berasal dari pakaian luar panjang seperti jubah yang dikenakan oleh para matron di Romawi kuno .

(19102025)(TUS)

SUDUT PANDANG LAIN LUKAS 10: 38 - 42, KISAH MARIA DAN MARTA, TIDAK MELEWATKAN KEHADIRAN ALLAH

SUDUT PANDANG LAIN LUKAS 10: 38 - 42, KISAH MARIA DAN MARTA, TIDAK MELEWATKAN KEHADIRAN ALLAH

PENGANTAR
Bacaan leksionari hari Minggu ini, Kejadian 18:1-10a, Tanggapan : Mazmur 15, Bacaan II : Kolose 1:15-28, Bacaan Injil : Lukas 10: 38-42. 
Kisah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42) bbrp analisis :

Perbedaan:

- Maria dan Marta memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyambut Yesus. Maria memilih untuk duduk di kaki Yesus dan mendengarkan ajarannya, sementara Marta sibuk dengan tugas-tugas kerumahan.
- Perbedaan ini menunjukkan bahwa ada berbagai cara untuk menyambut Tuhan, menerima kehadiran Tuhan dan bahwa Tuhan menghargai kehadiran-Nya dalam berbagai bentuk.

Kasih:

- Kasih Marta kepada Yesus terlihat dalam usahanya untuk menyambut-Nya dengan baik. Namun, Tuhan tidak mengkritisi yg dilakukan Martha .
- Kasih Maria kepada Yesus terlihat dalam keputusannya untuk duduk di kaki-Nya dan mendengarkan ajarannya, dan itu bagian dari Maria, itu keunikan Maria. Ini menunjukkan bahwa kasih sejati melibatkan penerimaan atas perbedaan, memahami firman Tuhan, atau pun sibuk urusan rumahan tak ada bedanya, tokh Tuhan hadir di sana, semua sama baiknya.

Keadilan:

- Yesus menegur Marta karena tidak adil pd Maria dg mulai cemburu, mempertandingkan dan membandingkan, apa yg dilakukannya dan apa yg dilakukan Maria, dalam membagi prioritasnya. Marta unik pada tugas-tugas kerumahan dan Maria unik dg mendengarkan firman Tuhan.
- Keadilan dalam konteks ini berarti tidak membedakan ke unik an tapi menjadi tidak adil ketika mulai membandingkan dan mempertandingkan perbedaan serta ke unik an.

Kehadiran Tuhan:

- Kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan hadir dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam situasi yang paling sederhana sekalipun, dan dalam tiap sisi perbedaan serta ke unik an.
- Kehadiran Tuhan tidak hanya terbatas pada kegiatan keagamaan formal, tetapi juga dapat dialami dalam momen-momen biasa, seperti makan bersama, urusan rumahan atau mendengarkan ajaran di rumah.

Dalam analisis bahasa, kata-kata kunci dalam kisah ini adalah:

- "Mendengarkan" (Lukas 10:39): Maria memilih untuk mendengarkan0 ajaran Yesus, menunjukkan bahwa mendengarkan adalah kunci untuk memahami firman Tuhan.
- "Sibuk" (Lukas 10:40): Marta sibuk dengan tugas-tugas kerumahan, menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan duniawi pun tidak dikritisi Tuhan.
- "Yang lebih baik" (Lukas 10:42): Yesus mengatakan bahwa Maria telah memilih "yang lebih baik", menunjukkan bahwa Maria memilih bagian ke unik an, karena dalam bahasa aslinya itu bukan kalimat perbandingan.

Dalam keseluruhan, kisah Maria dan Marta menunjukkan bahwa perbedaan dalam pendekatan tidak selalu salah,  Kasih sejati melibatkan penerimaan akan perbedaan dan ke unik an, dan keadilan berarti memberikan prioritas yang tepat serta tidak memperbandingkan bahkan mempertandingkan perbedaan dan ke unik an pada hal-hal yang penting. Kehadiran Tuhan dapat dialami dalam kehidupan sehari-hari, dan penting untuk menyambut-Nya dengan cara yang tepat.


PEMAHAMAN
Dari Lukas 10 : 38 - 42, ayat inilah kita mengambil kesimpulan bahwa Maria lebih disayang Yesus daripada Marta, dari ayat ini juga seringkali kita menyarankan orang2 untuk tidak terlalu fokus kepada pelayanan saja seperti Marta, harus jadi seperti Maria, yang duduk mendengarkan Yesus. Penafsiran ini benar, saya setuju kalau kita gak boleh fokus kepada pelayanan saja, harus kepada Yesus.
Nah seolah-olah nafas yang kita dapat dari penafsiran ini adalah Marta salah/lebih rendah rohaninya/tidak dikasihi oleh Yesus, Maria lebih dikasihi oleh Yesus.
Well, boleh-boleh saja mengemukakan demikian, ayatnya pun ada. Hanya saja melalui tulisan ini saya ingin mengajak saudara untuk melihat dari sisi lainnya, dengan demikian saya berharap kita bisa melihat hal ini secara keseluruhan.
Apakah benar hanya Maria yang dikasihi? Marta tidak? Maria lebih "rohani"? Marta tidak?
Satu ayat ini menakjubkan!

Yohanes 11
5. Yesus sungguh menyayangi Marta dan kakaknya serta Lazarus.

Lho lho, tunggu sebentar, disana dikatakan Yesus memang mencintai yang ketiganya. Apakah tepat kalau kita katakan Yesus hanya mencintai Maria sedangkan Marta tidak berdasarkan Yesus pernah menegur Marta? Tentunya tidak bukan?
Nah poin kedua ini mungkin agak "merindukan" dari pandangan kita
Perhatikan baik-baik ayatnya berkata:
mencintai Marta dan kakaknya juga dan Lazarus.
Hei-hei,  ini lebih aneh lagi?
Kan yang kita percaya Maria ini seperti "anak emasnya" Tuhan Yesus
Bagaimana mungkin kok namanya di ayat tersebut tidak disebut? dibagian mencintai lagi. Padahal kalau kita membaca keseluruhan ayatnya, nama Maria disebut di awal dan setelah ayat ini disebut juga kok.
Kenapa di bagian mencintai ini, seolah-olah, Yesus lebih mencintai Marta dan Lazarus.... kok Maria disebut saja tidak, kayak orang yang seolah-olah "terlupakan" begitu.
sekedar FYI, ini gak salah terjemahin, silahkan cek bahasa aslinya pun tidak ada nama Maria disitu, seolah-olah "terlupakan".
Alkitab memang terkadang aneh, gak masuk logika, tapi saya meyakini setiap kata-kata yang tertulis itu bisa mengajar kita hal-hal yang tidak kita pikirkan, dan saya yakin ini Yohanes tidak sedang salah tulis.
Mungkin dari ayat ini Tuhan Yesus ingin menyiratkan kepada kita, bahwa Dia sebenarnya juga memandang Marta itu sama artinya dengan Maria walaupun Dia pernah menegurnya? Sengaja di ayat ini Tuhan sepertinya sedang fokus kepada Marta dan Lazarus saja, bukan kepada Maria. Saya percaya sebenarnya dalam suatu organisasi gereja yang baik atau dalam kita mengerjakan panggilan kita masing-masing, kita sebenarnya butuh untuk jadi seperti Marta dan jadi seperti Maria, bukankah sebenarnya keduanya saling melengkapi?
coba pikir, jika saat itu semuanya mendengarkan Yesus, siapa yang menyiapkan makanan supaya Yesus bisa makan? Masa sisi kemanusiaanNya kurang kelaparan?
Kalo ada yang berpikir gak perlu Marta untuk nyiapin makanan karena Dia mampu menyediakan makanan untuk 5000 orang padahal ya sekalian aja Dia ga perlu makan seumur hidup toh, ini bukan jawaban, saya harap saudara mengerti, toh Dia setelah bangkit pun makan ikan bakar bersama murid-muridNya.
Intinya bukan masalah perlu gak perlu, kalo soal itu, emangnya Yesus juga perlu Maria buat dengerin Dia? Kan tidak juga, kalau ga ada yang memuji Dia, ya batu juga bisa memuji Dia.

Jadi hemat saya,
Marta melayani sisi kemanusiaan Yesus
Maria melayani sisi ke-Tuhan-an Yesus
keduanya perlu ada, dan gak boleh satu diabaikan demi yang lain

Sejalan dengan dua hukum yang utama :
Kasihilah Allahmu
Kasihilah sesamamu manusia

Semakin kita dekat dan mendengarkan Tuhan seperti Maria, maka seharusnya kita semakin bekerja seperti Marta, bukannya malah duduk mendengar doang.
Semakin kita bekerja untuk Tuhan seperti Marta, maka seharusnya kita meluangkan waktu untuk mendengarkan Tuhan seperti Maria, bukannya lalu kerja aja terus.
Keduanya saling melengkapi, itulah kenapa Tuhan Yesus senang sekali pergi ke rumah Maria dan Marta ini saya pikir, alasan itulah saat dimana Yesus dilayani secara jasmani (manusia) dan rohani (Tuhan),
Ini saat yang indah, dimana kalau dia diluar sedang, mungkin orang-orang hanya fokus kepada sisi TuhanNya (SABDA) saja, gak pernah "mikirin" sisi manusiaNya (KARYA).
Mungkin hanya di rumah Maria dan Marta lah Yesus merasa kenyang karena makanan yang disediakan Marta dan merasa puas karena didengarkan oleh Maria (SABDA DAN KARYA).
Mungkin juga karena adanya Maria dan Marta maka Yesus memilih Lazarus secara khusus untuk dia dari Ketika kematian menjemput, untuk memperlihatkan Yesus, anak Allah yg hidup, kita melayani Tuhan dan melayani sesama, itulah saat kuasa kebangkitan itu terjadi.
Semakin kita melayani Tuhan, maka kita akan semakin melayani sesama
Semakin kita katanya menyembah Tuhan, maka kita juga akan semakin mencintai sesama, tidak mungkin yang satu berdiri tanpa yang lain, 2 sisi dalam satu keping, Tuhan Yesus mewujudkannya, dari sudut pandang keadilan dan penerimaan atas perbedaan, dan itulah keteladanan Yesus KASIH, jadi kasih itu harus ada keadilan dan salah satu wujudnya adalah menerima perbedaan. Menurut pendapat teologi feminis, ayat ini menegaskan bahwa perempuan juga mempunyai hak untuk mendapatkan pengetahuan agama bukan hanya kaum pria.
Apa yang dilakukan Marta baik dan tidak salah sehingga memang tidak ditegur Yesus. Marta ini mewakili wanita tradisional Yahudi yang merasa wajib mengurus keluarga, melayani tamu dan merasa tidak berhak ikut serta dalam urusan laki-laki (mendalami pengetahuan agama).

Pada Lukas 10:41 ini, Yesus tidak menegur Marta melainkan menyarankan Marta untuk melakukan hal yang sama seperti Maria, karena Marta juga berhak mendapat pengetahuan agama seperti Maria dan kaum pria pada umumnya. Dan Yesus menginginkan Marta juga memperoleh pengetahuan seperti Maria sehingga Yesus menyarankan Marta untuk tidak perlu repot-repot bagi Yesus, cukup mendengarkan Yesus

Jadi Lukas 10:38-42 ini secara tidak langsung menyatakan bahwa perempuan mempunyai hak yang sama seperti kaum pria untuk mendapat pendidikan, menuntut ilmu, pergi ke sekolah.
Jadi Yesus secara tidak langsung mewartakan kesetaraan gender antara pria dan wanita dalam masalah pendidikan. Nah ..... sudut pandang feminis lain lagi. Kejadian 18:1-10, Abraham mengenali Allah, maka Abraham meminta ALLAH TIDAK MELAMPAUINYA, maksudnya adalah Allah tidak melewatinya, tapi sebetulnya Allah tidak pernah melampaui atau melewati Abraham, karena Allah itu setia, Allah hadir di depan Abraham untuk mengulangi janjinya, bukan Allah yg akan melewati atau melampaui manusia, Allah setia, tetapi seringkali manusialah yg melewatkan kehadiran Allah.
Agar Allah tidak melampaui atau melewatinya, maka Abraham melakukan karya, dg menjamu makan Allah, ketika karya itu dilakukan maka firman atau janji itu ada dan diperdengarkan ulang pada Abraham.
oleh karena itu, kenapa perjamuan Kudus atau Ekaristi itu adalah simbol kehadiran dan kesetiaan Allah pada umat, dg simbol jamuan Allah itu firman dan janji Allah itu diingatkan pada umat. kelihatannya, Abraham memang sejak awal mengenali bahwa tamunya adalah utusan Tuhan/Tuhan, tapi ayat 10a mempertegas, karena janji itu kan hanya diketahui Abraham dan Allah, artinya Abraham mengenali Allah shg tidak melewatkan kehadiran Allah, oleh karenanya apabila kita ingin tidak melewatkan kehadiran Allah, tidak ingin Allah melampaui kita. maka kita mengenali kehadiran Allah dalam hidup kita pada tiap peristiwa atau proses yg kita hadapi dan lakukan dalam hidup ini meneladan Kristus, pada kolose 1:15-28 ..... Paulus menjelaskan pada jemaat kolose di tengah serangan ajaran lain, bahwa Yesus itu gambaran Allah yg nyata dalam dunia, jadi ...... kalau dikaitkan agar Allah tidak melampaui kita, atau kita tidak melewatkan kehadiran Allah dalam hidup kita, maka kita harus mendukung setiร p peristiwa yg ada di hadapan hidup kita yg meneladan Kristus dan berproses juang untuk meneladan Kristus.
(15072025)(TUS)


SUDUT PANDANG LILIN ADVENT

SUDUT PANDANG LILIN ADVENT PENGANTAR Seiring berjalan kesepakatan ekuminis di Lima, membawa beberapa kesepakatan antara denomina...